Demoralisasi Gerogoti Negeri

Kamis, 08 Januari 2015 - 11:19 WIB
Demoralisasi Gerogoti...
Demoralisasi Gerogoti Negeri
A A A
Dalam semarak Tahun Baru 2015 biarkan Indonesia menyingkir sejenak dari hiruk-pikuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang belakangan terakhir menjadi buah bibir.

Ada hal yang lebih urgen dalam menatap Negeri Macan Asia yang kini semakin tak berdaya meraung. “Macan Asia” yang rupanya semakin sulit dijinakkan oleh para pemiliknya. Dalam merancang strategi cerdik 2015, ada banyak aspek yang harus dibenahi Indonesia. Mulai dari aspek pendidikan, keamanan, kebudayaan, pembangunan hingga politik di Senayan.

Namun, semua tak akan tertangani jika karakter warga negaranya tak segera dibenahi. Miris ketika demoralisasi semakin menjadi-jadi. Mulai dari korupsi, pelegalan aborsi, kriminalisasi, penyelewengan hak asasi, maupun pendidikan yang termanipulasi. Pada 2015 yang mana kemerdekaan Indonesia akan mencapai angka tujuh puluh tahun seharusnya semua problematik tersebut juga ikut merdeka.

Terbebas dari belenggu yang membuat rakyat tak pernah menemukan jawaban dari sebuah arti merdeka. Pelaku kasus yang semakin marak terjadi dalam kemerosotan moral di Indonesia adalah para remaja. Kini sudah menjadi hal yang lumrah ketika seks bebas, penyalahgunaan narkoba dan miras serta tindak kriminalitas tak lagi dianggap masalah.

Akibat itu, banyak permasalahan-permasalahan baru yang muncul dan semakin kompleks salah satunya penularan virus HIV/ AIDS. Selain itu, problematika yang juga harus segera dibenahi pada 2015 adalah korupsi. Entah sudah menjadi budaya atau ikut-ikutan saja, kasus korupsi di Indonesia semakin sulit untuk dikendalikan. Hampir semua hierarki birokrasi pernah terjerat kasus tersebut.

Pantas jika ada ungkapan terkenal dari Lord Acton yaitu “power tends to corrupt.” Berdasar data dari Indonesia Corruption Watch (ICW) (17/8) yang dikutip dari situs Kompas. com , kasus korupsi semakin meningkat pada 2013-2014. Pada 2013 mencapai 1.271 kasus dan ada kemungkinan pada 2014 semakin meningkat mengingat selama semester I-2014 jumlahnya sudah mencapai 308 kasus.

Dua kasus tragis tersebut menjadi sentilan bagi kita, betapa demoralisasi semakin menggerogoti sang “Macan Asia”. Inilah tugas yang harus segera dibenahi pada 2015. Jika karakter dan moral membaik, Indonesia akan semakin apik dan dipandang cantik. Kasus dan problem yang menjamur pun tak lagi berkutik.
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0986 seconds (0.1#10.140)