Anggur pun Menggunakan Sunblock untuk Tangkal Bahaya Ultraviolet

Rabu, 07 Januari 2015 - 10:52 WIB
Anggur pun Menggunakan...
Anggur pun Menggunakan Sunblock untuk Tangkal Bahaya Ultraviolet
A A A
Sunblock biasa digunakan manusia ketika menghadapi musim panas atau saat berjemur di pantai. Tapi, di Australia jenis kosmetik ini juga diberikan kepada pohon anggur untuk menangkal bahaya sinar ultraviolet yang dihasilkan matahari.

Suhu udara Australia yang begitu tinggi saat memasuki musim panas memaksa penduduknya menggunakan sunblock setiap hari. Sinar matahari yang sangat menyengat dikhawatirkan mendatangkan sejumlah penyakit salah satunya kanker kulit. Kebiasaan itu juga diterapkan pada sektor pertanian. Di Australia para petani anggur juga menggunakan sunblock untuk menjaga vitalitas anggur.

Kebun anggur Tyrrell di Hunter Valley, 165 kilometer (km) utara Sydney salah satu kebun yang menggunakan sunblock untuk menjaga kesehatan anggur yang sudah berada di kawasan tersebut sejak 1800-an. Untuk menjaga kualitas anggur seperti pada era 1800-an, anggur harus ditanam pada suhu yang tidak terlalu panas.

Terlalu banyak mendapat sinar matahari akan menyebabkan buah mengerut atau menderita cacat lain. Australia yang kerap mengalami suhu mencapai 45 derajat Celsius jelas membutuhkan metode khusus untuk melindungi tanaman anggur. Kepala Eksekutif Tyrrell Wines Bruce Tyrrell mengatakan, metode penggunaan sunblock adalah yang paling tepat untuk melindungi tanaman anggur agar tetap sehat.

Penggunaan sunblock itu dilakukan dengan sistem penyemprotan layaknya pada penggunaan pestisida. “Memberikan tabir surya itu memberikan perlindungan pada anggur dan membuat mereka lebih sehat,” kata Tyrrell, dilansir BBC. Namun, sunblock juga bukan satu-satunya faktor penting. Tyrrell menjelaskan, selain menyemprotkan sunblock, lokasi penanaman anggur juga harus diperhitungkan.

Tyrrell menanam anggurnya dari utara ke selatan untuk menghindari sinar matahari langsung dari arah barat. Meski demikian, para ilmuwan memperkirakan perubahan iklim di Australia akan lebih parah dan berpotensi memperbesar risiko gelombang panas. Ketika itu terjadi, bisnis pertanian yang paling merasakan dampaknya. Gelombang panas yang kerap datang tak terduga itu dapat mudah membakar perkebunan anggur.

Sementara ini Tyrrell memang belum memiliki strategi untuk menangkal pengaruh gelombang panas bagi perkebunannya. Namun, dia tidak akan berdiam diri dan akan terus mengikuti perkembangan teknologi untuk melindungi bisnisnya. Itu sesuai pendapat Prof Christopher Wright dari University of Sydney Business School.

Wright memaparkan bahwa semua industri di Australia harus tahan terhadap cuaca panas dan segera mencari cara atau sistem baru untuk melindungi bisnisnya. Apa pun jenis industri tersebut, baik pertanian, teknologi, maupun jasa, dapat merasakan imbas dari perubahan cuaca ekstrem.

Jika tidak siap, kemungkinan besar akan ada banyak industri gulung tikar. “Pada tahun-tahun mendatang gelombang panas akan menjadi lebih alam dan lebih parah dan itu akan mempersulit para pebisnis untuk mengelola industrinya. Namun, jika sudah punya strategi dari sekarang, mungkin banyak bisnis akan lebih siap dengan situasi yang akan datang,” ungkap Wright.

Rini agustina
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0583 seconds (0.1#10.140)