Pasar Darurat Klewer Butuh Rp22,16 Miliar
A
A
A
SOLO - Pembangunan pasar darurat untuk menampung pedagang Pasar Klewer yang kehilangan kios akibat kebakaran diperkirakan butuh dana Rp22,16 miliar. Dana itu akan dipenuhi menggunakan sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) 2014.
Menurut Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, awalnya pembangunan pasar darurat direncanakan memakai dana tak terduga. Hanya, dana yang tersedia dalam APBD 2015 dari pos itu hanya sebesar Rp4 miliar sehingga tidak cukup memenuhi kebutuhan. ”Setelah kita hitung dan pepetkan, pasar darurat membutuhkan dana Rp22,16 miliar.
Kami akan ambil dari Silpa 2014, karena anggaran dana tak terdugatidakcukup,” katanya kemarin. Sementara itu, pos dana tak terduga digunakan untuk pembuatan detail engineering design (DED) pasar darurat tersebut. Diamengatakan, meskisudah menyediakan dana itu lewat Silpa 2014, Pemkot Solo masih membuka peluang bagi Provinsi Jateng untuk memberikan bantuan.
Sinyal pemberian bantuan itu muncul dengan rencana rapat pembuatan pasar darurat Klewer oleh Pemprov Jateng. Disinggung mengenai bantuan APBN untuk pembuatan pasar darurat, wali kota yang akrab disapa Rudy ini menilai hal itu belum mendesak. APBN justru lebih dibutuhkan untuk membangun kembali atau revitalisasiPasarKlewer. Meskitelah dilakukan perhitungan kebutuhan anggaran, pembangunan pasar darurat itu tidak bisa langsung dilakukan.
Pasalnya, PemkotSolomasihbelummendapatkan lahan untuk pembangunannya. Pemkot masih berupaya meminjam lahan, baik di Benteng Vastenburg maupun Alun- Alun Utara Keraton Kasunanan Surakarta. ”Kita masih menunggu. Kalau sudah ada izin, kita akan langsung melakukan pengukuran,” ujarnya. Pascapengukuran, lanjut dia, Pemkot akan melakukan lelang. Lantaran waktunya terbatas maka dipilihlah lelang dengan waktu singkat.
”Karena ini mendadak, jadi bisa memilih lelang dengan waktu singkat. Pembangunannya memerlukan waktu selama 60 hari, jadi selesai kemungkinan Februari atau Maret,” katanya. Pejabat Humas Himpunan Pedagang pasar Klewer (HPPK) Kusbani menyebutkan, para pedagang nekat menjadi PKL karena terdesak kebutuhan.
Menurutnya, satu-satunya pendapatanpara pedagangberasaldari berjualan pakaian. Sementara selama pasar terbakar, para pedagang itu praktis tidak memiliki pemasukan yang pasti sehingga mereka nekat menjadi PKL agar mendapatkan penghasilan. Pihaknya berharap Pemkot segera membangunpasardaruratuntuk menampung para pedagang sehingga para pedagang bisa kembali berjualan secara resmi.
Arief setiadi/Ant
Menurut Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, awalnya pembangunan pasar darurat direncanakan memakai dana tak terduga. Hanya, dana yang tersedia dalam APBD 2015 dari pos itu hanya sebesar Rp4 miliar sehingga tidak cukup memenuhi kebutuhan. ”Setelah kita hitung dan pepetkan, pasar darurat membutuhkan dana Rp22,16 miliar.
Kami akan ambil dari Silpa 2014, karena anggaran dana tak terdugatidakcukup,” katanya kemarin. Sementara itu, pos dana tak terduga digunakan untuk pembuatan detail engineering design (DED) pasar darurat tersebut. Diamengatakan, meskisudah menyediakan dana itu lewat Silpa 2014, Pemkot Solo masih membuka peluang bagi Provinsi Jateng untuk memberikan bantuan.
Sinyal pemberian bantuan itu muncul dengan rencana rapat pembuatan pasar darurat Klewer oleh Pemprov Jateng. Disinggung mengenai bantuan APBN untuk pembuatan pasar darurat, wali kota yang akrab disapa Rudy ini menilai hal itu belum mendesak. APBN justru lebih dibutuhkan untuk membangun kembali atau revitalisasiPasarKlewer. Meskitelah dilakukan perhitungan kebutuhan anggaran, pembangunan pasar darurat itu tidak bisa langsung dilakukan.
Pasalnya, PemkotSolomasihbelummendapatkan lahan untuk pembangunannya. Pemkot masih berupaya meminjam lahan, baik di Benteng Vastenburg maupun Alun- Alun Utara Keraton Kasunanan Surakarta. ”Kita masih menunggu. Kalau sudah ada izin, kita akan langsung melakukan pengukuran,” ujarnya. Pascapengukuran, lanjut dia, Pemkot akan melakukan lelang. Lantaran waktunya terbatas maka dipilihlah lelang dengan waktu singkat.
”Karena ini mendadak, jadi bisa memilih lelang dengan waktu singkat. Pembangunannya memerlukan waktu selama 60 hari, jadi selesai kemungkinan Februari atau Maret,” katanya. Pejabat Humas Himpunan Pedagang pasar Klewer (HPPK) Kusbani menyebutkan, para pedagang nekat menjadi PKL karena terdesak kebutuhan.
Menurutnya, satu-satunya pendapatanpara pedagangberasaldari berjualan pakaian. Sementara selama pasar terbakar, para pedagang itu praktis tidak memiliki pemasukan yang pasti sehingga mereka nekat menjadi PKL agar mendapatkan penghasilan. Pihaknya berharap Pemkot segera membangunpasardaruratuntuk menampung para pedagang sehingga para pedagang bisa kembali berjualan secara resmi.
Arief setiadi/Ant
(bbg)