100 Hari Pemerintahan, Jokowi Gagal Komunikasikan Program
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dinilai belum menunjukkan arah yang jelas dalam 100 hari pemerintahannya.
Jokowi-JK dan kabinetnya belum cukup memberikan informasi yang jelas, sasaran apa yang mau dicapai.
"Sampai menjelang 100 hari saya belum melihat mau dibawa ke mana kapal besar yang bernama NKRI ini," ujar pengamat politik Haris Rusly di kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (6/1/2015).
Haris menganalogikan kapal besar NKRI saat ini tengah berada di atas badai yang besar, tapi sepertinya kapten dan nakhoda kapal tidak tahu mau dibawa ke mana haluan kapal tersebut.
"Jadi kita sebagai penumpang kapal bertanya-tanya mau berlabuh ke mana?" ujarnya.
Haris mengatakan, Jokowi seharusnya bisa melakukan komunikasi yang baik, menjelaskan kepada rakyat yang memilihnya, target apa yang mau dicapai.
"Harus tegas menyampaikan ke publik, tidak bisa disimpan di hati. Pemahaman dia terhadap masalah dan ancaman harus disampaikan kepada rakyat," ujarnya.
Menurut Haris, menuju 100 hari, yang banyak disampaikan hanya proyek, misalnya harus bangun tol, dan waduk. "Dia tidak bicara konsepsi dan program, tapi bicara proyek," ujarnya.
Dia meminta semua pihak memberikan dukungan politik agar ke depan arah pemerintahan lebih baik.
"Soal kepemimpinan, jangan sampai menyelesaikan masalah dengan membuat masalah baru, seperti zamannya SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)," ujarnya.
Jokowi-JK dan kabinetnya belum cukup memberikan informasi yang jelas, sasaran apa yang mau dicapai.
"Sampai menjelang 100 hari saya belum melihat mau dibawa ke mana kapal besar yang bernama NKRI ini," ujar pengamat politik Haris Rusly di kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (6/1/2015).
Haris menganalogikan kapal besar NKRI saat ini tengah berada di atas badai yang besar, tapi sepertinya kapten dan nakhoda kapal tidak tahu mau dibawa ke mana haluan kapal tersebut.
"Jadi kita sebagai penumpang kapal bertanya-tanya mau berlabuh ke mana?" ujarnya.
Haris mengatakan, Jokowi seharusnya bisa melakukan komunikasi yang baik, menjelaskan kepada rakyat yang memilihnya, target apa yang mau dicapai.
"Harus tegas menyampaikan ke publik, tidak bisa disimpan di hati. Pemahaman dia terhadap masalah dan ancaman harus disampaikan kepada rakyat," ujarnya.
Menurut Haris, menuju 100 hari, yang banyak disampaikan hanya proyek, misalnya harus bangun tol, dan waduk. "Dia tidak bicara konsepsi dan program, tapi bicara proyek," ujarnya.
Dia meminta semua pihak memberikan dukungan politik agar ke depan arah pemerintahan lebih baik.
"Soal kepemimpinan, jangan sampai menyelesaikan masalah dengan membuat masalah baru, seperti zamannya SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)," ujarnya.
(maf)