Jenazah Bocah 10 Tahun Dikenali dari Kaus Minnie Mouse

Senin, 05 Januari 2015 - 11:00 WIB
Jenazah Bocah 10 Tahun Dikenali dari Kaus Minnie Mouse
Jenazah Bocah 10 Tahun Dikenali dari Kaus Minnie Mouse
A A A
Kondisi jenazah yang telah membusuk benarbenar menyulitkan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur (Jatim).

Dari 12 jenazah yang telah dikirimkan Sabtu (3/) malam misalnya, baru 3 jenazah yang berhasil diidentifikasi. Ketiga jenazah tersebut masing-masing berkode B018, B015, dan B016. Untuk jenazah dengan kode B018 berhasil diidentifikasi sebagai Wismoyo Ari Pramburdi, seorang pramugara AirAsia asal Klaten, Jawa Tengah. Hasil ini didasarkan atas data primer berupa gigi dan sidik jari serta data sekunder berupa jenis kelamin laki-laki dan tinggi badan 175 cm.

“Kedua data itu telah kami cocokkan dengan data antemortem dan postmortem milik korban. Dan tidak meragukan lagi bahwa jenazah tersebut adalah Wismoyo Ari Pambudi,” ujar Kepala Pusat Dokkes Mabes Polri Brigjen Pol Arthur Tampi dalam jumpa pers kemarin. Untuk jenazah berkode B015 teridentifikasi sebagai Jie Stevie Gunawan.

Untuk jenazah kedua ini, tim DVI mencocokkan data primer berupa sidik jari serta data sekunder berupa jenis kelamin perempuan berusia 10 tahun, properti, dan monitoring CCTV korban saat boarding di Bandara Internasional Juanda atau sesaat sebelum berangkat. Jie Stevie diketahui mengenakan sweater warna merah muda, jin biru, dan kaus bergambar Minnie Mouse.

“Nah , dari data medis berupa sidik jari dan properti itu, tidak terbantahkan lagi bahwa jenazah tersebut adalah Jie Stevie Gunawan, warga Surabaya,” bebernya. Sementara itu, untuk jenazah ketiga bernomor B016 teridentifikasi sebagai Juanita Limantara. Sama seperti jenazah Jie Stevie Gunawan, tim DVI juga mencocokkan data primer dan sekunder berupa sidik jari, jenis kelamin, dan usia.

Dari data antemortem dan postmortem seluruh data tersebut dinyatakan cocok. Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf mengatakan, pihaknya bersama Tim DVI Mabes Polri, perguruan tinggi, ahli forensik, finger, dan patologi telah bekerja keras untuk mengidentifikasi seluruh jenazah hingga Sabtu malam. Namun upaya maksimal tersebut baru menghasilkan identifikasi tiga jenazah.

“Karena itu, jangan sampai kami dianggap lamban,” katanya. Anas mengakui, kondisi jenazah yang mengalami pembusukan lanjut menjadi sebab sulitnya proses identifikasi. Namun, bersama dengan para ahli, upaya terus dilakukan hingga didapatkan hasil akurat.

“Selain Tim DVI Mabes Polri, proses identifikasi ini juga melibatkan 7 ahli forensik dari Singapura, 5 ahli finger, serta 4 ahli patologi forensik dari Australia,” tegasnya.

Ihya Ulumuddin
Surabaya
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7214 seconds (0.1#10.140)