Jenazah Korban Akan Diautopsi

Minggu, 04 Januari 2015 - 14:36 WIB
Jenazah Korban Akan Diautopsi
Jenazah Korban Akan Diautopsi
A A A
SURABAYA - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur akan mengautopsi jenazah korban pesawat AirAsia QZ 8501 untuk kepentingan penyelidikan.

Autopsi tersebut terutama terhadap jenazah pilot dan kopilot. Ketua Tim DVI Polda Jawa Timur Kombes Pol Budiono mengatakan, rencana autopsi dilakukan untuk kepentingan investigasi demi mengetahui penyebab kecelakaan pesawat yang jatuh di Selat Karimata pada Minggu (28/12). Namun dia menegaskan tidak semua jenazah korban akan diautopsi.

Bahkan, terhadap jenazah yang akan diautopsipun harus mendapatkan persetujuan pihak keluarga. “Untuk kepentingan investigasi, paling tidak pilot dan kopilot dan beberapa penumpang saja yang akan diautopsi. Tidak semua karena ini berkaitan dengan budaya di Indonesia,” kata Budiono di Surabaya kemarin.

Ahli dari Universitas Indonesia (UI) yang terlibat dalam tim DVI, Budi Sampoerno, menambahkan, setiap negara memiliki kebijakan masing-masing mengenai autopsy terhadap jenazah. “Di Indonesia kita boleh tidak melakukan autopsi. Satu sudah diautopsi dan ini untuk investigasi. Kalau melihat peraturannya kru itu yang diautopsi, tapi kita akan berkoordinasi dengan kepolisian,” ucapnya.

Sementaraitu, MenteriKesehatan Nila F Moeloek mengatakan yang terpenting dilakukan saat ini adalah mengidentifikasi korban untuk mengetahui identitasnya dan selanjutnya diserahterimakan kepada keluarga untuk dimakamkan. “Yang kami utamakan adalah identifikasi daripada autopsi agar keluarga bisa segera mengetahui apakah ini adalah bagiandari keluarganyaatautidak,” kata Nila di Surabaya kemarin.

Autopsi atau pemeriksaan jenazah demi kepentingan mengetahui penyebab kecelakaan, kata dia, juga akan dilakukan, tetapi tidak ke semua jenazah.“ Untuk mengetahui penyebab kecelakaan tidak hanya melalui autopsi, melainkan bisa menggunakanbeberapacara,” katanya.

Dia mengharapkan proses identifikasi oleh Polda Jawa Timur bisa berjalan cepat agar pihak keluarga korban bisa segera mengetahui keberadaan anggota keluarganya. Di sisi lain, dia mengatakan proses autopsi juga sulit dilakukan dengan melihat kondisi tubuh korban yang kemungkinan sudah rusak akibat terlalu lama terendam air. Dengan kondisi tubuh yang rusak itu, banyak tanda di tubuh yang hilang. Semakin lama tubuh terendam, air makin masuk ke tubuh dan mengakibatkan organ rusak, termasuk kulit.

Enam Berhasil Teridentifikasi

Sementara itu, jumlah korban yang berhasil diidentifikasi tim DVI bertambah 2 sehingga total jenazah yang teridentifikasi menjadi 6 orang. Dua korban tersebut adalah jenazah dengan label B008 atas nama The Meiji Thejakusuma, perempuan, 44 tahun, warga Kupang Indah, Surabaya. Identifikasi dilakukan dengan metode primer, yakni ditemukan kesamaan gambaran gigi pada data antemortem dan postmortem.

Kemudian pada sidik jari juga ada kemiripan yang sangat kuat. Adapun dari metode sekunder melalui rekam medik ditemukan kesamaan jenis kelamin, tinggi badan, ras, dan kesamaan antara data antemortem dengan postmortem. Demikian juga properti, ada kesamaan sweter berwarna merah yang masih dikenakan korban. Jenazah kedua berlabel B003 atas nama Hendra Gunawan Syawal, usia 23, warga Gundih Gang IV, Bubutan, Surabaya.

Korban teridentifikasi melalui metode primer berupa sidik jari dan gigi yang punya kemiripan sangat kuat. Juga didukung metode sekunder, yakni jenis kelamin, tinggi badan, ras dan informasi tentang foto potongan rambut. Diperkuat properti yang dikenakan korban berupa kalung dan kaus dengan angka 3 di lengan kanan dan gambar singa di dada.

“Kalung dapat dilihat di foto yang diambil dari keluarga. Kalungyang adapada jenazahsama,” kataKetua Tim DVI Polda Jawa Timur Kombes Pol Budiono.Hingga kemarin petang, timDVIsudahmenerima 30 jenazah korban, 6 berhasil diidentifikasi, 2 masih dalam pendalaman identifikasi, 10 jenazah dalam proses identifikasi, dan 12 jenazah baruditerima.

Untuk 2 jenazah yang dalam pendalaman dan 10 yang dalam proses identifikasi kemungkinan baru akan direkonsiliasi hari ini. Sementara untuk data antemortem, tim DVI masih kekurangan satu, yakni dari keluarga kopilot AirAsia QZ8501 Remi Emmanuel Plesel yang diketahui berasal dari Kepulauan Karibia. Adapun data DNA yang sudah diterima tim DVI hingga Jumat (2/1) masih tetap 128 dan kurang 34 DNA.

Dia berharap, dalam waktu dekat semua data mengenai antermortem dan DNA keluarga korban bisa didapat tim DVI sehingga akan membantu tim identifikasi dalam mencocokkan data korban dengan keluarga korban. Di sisi lain, tim DVI membeberkan jenis kelamin 30 korban pesawat AirAsia QZ 8501 yang sudah berhasil dievakuasi dan dibawa ke Surabaya. Dari 12 jenazah terakhir yang diterbangkan kemarin, sembilanberjeniskelaminlaki- lakidan tiga perempuan.

“Jadi seluruhnya 30 jenazah yang sudah dievakuasi, yaitu 17 laki-laki dan 13 perempuan. Dua di antaranya anak-anak," kata Direktur Eksekutif DVI, Komisaris Besar Anton Castilani di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, kemarin. Tim berharap seluruh korban pesawat berpenumpang 155 orang ditambah tujuh kru pesawat yang hilang kontak terakhir di perairan Selat Karimata itu segera ditemukan sehingga memudahkan identifikasi.

Saat ini seluruh jenazah yang ditemukan sudah dalam keadaan pembusukan lanjut sehingga fisiknya sulit dikenali. Untuk itulah cara yang harus dilakukan adalah pemeriksaan ciri primer seperti tes DNA, sidik jari, dan rekam gigi. Kondisi pembusukan lanjut yang terjadi membuat tim terus berburu dengan waktu.

Posko DVI di Pangkalan Bun adalah bagian hulu yang sangat penting dalam mengamankan pengidentifikasian awal agar kondisi jenazah tidak makin rusak. "Tapi saya meminta keluarga dan masyarakat tidak perlu khawatir karena seperti apa pun keadaannya, kami tim DVI berjanji tetap mengidentifikasi, sekecil apa pun bagian tubuh yang kita temukan," kata Anton.

Lutfi yuhandi/Ant
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6632 seconds (0.1#10.140)