11 Medali untuk Ibu Pertiwi

Minggu, 04 Januari 2015 - 14:27 WIB
11 Medali untuk Ibu Pertiwi
11 Medali untuk Ibu Pertiwi
A A A
Indonesia berlimpah bibit muda potensial berdaya saing tinggi. Tak jarang para calon penerus bangsa ini unggul dalam kompetisi tingkat internasional. Di pengujung 2014, tim pelajar Indonesia meraih 11 medali pada ajang International Junior Science Olympiad (IJSO) di Mendoza, Argentina.

Ada 12 siswa terbaik sekolah menengah pertama (SMP) dari berbagai daerah yang dikirim Indonesia ke IJSO 2014 pada 2–11 Desember 2014 (lihat infografis). Mereka merupakan para pemenang Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang menapaki jenjang kompetisi mulai tingkat kabupaten/kota hingga nasional.

Para siswa delegasi Indonesia bersaing dengan ratusan peserta sebaya dari 32 negara, di antaranya Australia, Rusia, Jerman, Korea Selatan, India, Taiwan, Thailand, Kolombia, Lituania, Myanmar, Moldova, Argentina, Bolivia, Brasil, Kroasia, Vietnam. Dalam kompetisi ini, para peserta diuji dengan tes pilihan ganda dan esai bidang fisika, biologi, dan kimia.

Keberhasilan delegasi pelajar Indonesia memborong 11 medali dalam IJSO 2014 patut diacungi jempol. Menurut Direktur Pembinaan SMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Didik Suhardi, prestasi ini sangat bergengsi karena sebagian negara peserta IJSO 2014 memiliki tingkat pendidikan yang jauh lebih maju.

“Mereka berlatih penuh semangat sebelum ke Argentina. Benar-benar kerja keras dan pengorbanan luar biasa dari semua pihak yang terlibat, termasuk dari orang tua dan sejumlah akademisi perguruan tinggi negeri yang menjadi pelatihnya,” ujar Didik.

Ke-12 pelajar yang dikirim ke Argentina ini merupakan hasil penyaringan dari 29 juara OSN 2014 bidang fisika, kimia, dan biologi. Para juara OSN ini dikarantina dalam training center (TC) tahap I di Bandung. Mereka ditempa tim khusus yang terdiri atas para akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan Universitas Indonesia (UI).

Para pelatih ini berpengalaman dalam IJSO sebelumnya. Setelah tersaring menjadi 12 pelajar, digelarlah TC tahap II yang jauh lebih intensif. Selama dua bulan, mereka harus melahap beragam materi fisika, kimia, dan biologi. Mereka juga mendapat materi yang lazimnya dipelajari mahasiswa jurusan sains pada tahun pertama kuliah.

Ketua tim Indonesia pada IJSO 2014 Budhy Kurniawan mengatakan, selain pelatihan dan tes ilmu yang dikompetisikan, para pelajar saat mengikuti TC tahap II juga digembleng secara mental. Ada beberapa pendekatan dan pembinaan psikologis yang dilakukan terhadap para peserta.

“Lebih pada kepercayaan diri supaya tetap tenang saat membaca soal. Ketegangan apalagi panik bisa berdampak pada tingkat ketelitian,” ungkap Sekretaris Departemen Fisika UI ini. Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Peserta Didik Ditjen Pendidikan Dasar Kemendikbud Supriano menambahkan, meski sudah berlatih sejak pagi hingga larut malam, para pelajar delegasi Indonesia ini terus dan selalu meminta tambahan waktu belajar. “Seperti orang-orang yang dahaga akan ilmu. Luar biasa sekali,” pujinya.

Ilham safutra/Hermansah
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4446 seconds (0.1#10.140)