Posko Akan Pindah ke Pangkalan Bun
A
A
A
PANGKALAN BUN - Mabes Polri berencana memindah Pos Komando (Posko) Tim Disaster and Victim Identification (DVI) penanganan korban pesawat AirAsia QZ8501 dari Surabaya di Jawa Timur ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Pemindahan ini mempertimbangkan kondisi jenazah yang kemungkinan besar sudah rusak sehingga makin sulit untuk diidentifikasi awal. ”Itu (kemungkinan pemindahan Posko DVI) akan dipertimbangkan. Sedang dipertimbangkan,” kata Kapusdokkes Mabes Polri Brigjen Arthur Tampi di RSUD Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun, kemarin.
Saat memberi keterangan kepada wartawan, Arthur didampingi Direktur Eksekutif DVI, Komisaris Besar Anton Castelani. Keduanya tampak tidak mengiyakan, tetapi tidak pula membantah kemungkinan pemindahan Posko DVI tersebut. Informasinya, wacana pemindahan Posko DVI ke Pangkalan Bun mengemuka karena jenazah korban yang ditemukan maupun yang belum ditemukan sudah dalam pembusukan lanjut sehingga makin sulit dikenali.
Untuk mencegah kerusakan lebih parah terhadap jenazah, dipertimbangkan Posko DVI yang bergeser ke Pangkalan Bun untuk melakukan identifikasi langsung di RSUD Sultan Imanuddin. Meski belum memastikan pemindahan Posko DVI, tim terlihat memantau kondisi ruangan dan lingkungan RSUD Sultan Imanuddin.
Didampingi sejumlah pejabat rumah sakit, rombongan melihat sejumlah ruangan yang kemungkinan akan digunakan jika Posko DVI dipindah ke RSUD Sultan Imanuddin. Saat ini Posko DVI Biddokkes Polda Kalteng di RSUD Sultan Imanuddin menempati bangunan berlantai dua. Pihak rumah sakit memastikan masih banyak ruangan lainnya yang bisa digunakan untuk menampung jenazah.
Kemarin, pengelola RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, mulai menggunakan ruang cadangan untuk menampung jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501. ”Jenazah yang sudah dikemas, kami pindahkan ke ruang lantai atas karena ruang utama akan digunakan untuk jenazah-jenazah baru yang akan dievakuasi ke sini,” kata Direktur RSUD Sultan Imanuddin, dr Sayuti Syamsul.
Sayuti meyakinkan bahwa rumah sakitnya mampu menampung seluruh korban yang akan dievakuasi. Masih banyak ruang cadangan yang bisa dimanfaatkan untuk ruang penyimpanan jenazah sebelum diterbangkan ke Surabaya atau ke tempat lain.
Keluarga Korban AirAsia Optimistis
Di tengah upaya pencarian yang tak mudah, keluarga korban berharap semua penumpang dan awak kabin yang hilang bersama pesawat AirAsia akan ditemukan semuanya oleh tim evakuasi. ”Sikap optimistis itu muncul karena sejak hari keempat penemuan serpihan pesawat penumpang AirAsia telah ditemukan 10 mayat korban pesawat nahas itu,” kata keluarga korban David Hartono, Arminsyah Siawan, dari Kalabahi, ibu Kota Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur.
Penemuan tersebut menjadi titik terang keberadaan AirAsia dan keluarga berharap kerabatnya dapat ditemukan untuk kemudian dikebumikan untuk selamanya. Arminsyah Siawan alias Baba Kencana itu mengatakan keluarga tujuh korban asal NTT itu terus berdoa dan berharap serta terus menunggu informasi dari pusat Crisis Centre atau posko Bandara Juanda Surabaya Jawa Timur atas perkembangan terkini.
Arminsyah mengaku korban David Hartono sebelum berangkat dari Bandara Mali Kabupaten Alor menuju Surabaya sempat mengajak anaknya Erwin Siawan untuk bersamasama ke Singapura berbelanja bahan kebutuhan suku cadang kendaraan dan lainnya untuk toko mereka. Namun ajakan David ditolak Erwin.
”Nanti saya nyusul saja, kamu duluan,” kata Arminsyah menirukan ajakan David pada saat itu. Warga Pasar Inpres Kalabahi Kabupaten Alor itu berharap setelah David ditemukan dan diidentifikasi pihak berwajib, keluarga dapat segera mengembalikan korban ke Kalabahi untuk dimakamkan di samping ayahnya, Baba Sidi, yang meninggal mendadak pada 2012 lalu.
Arminsyah yang merupakan paman korban itu mengatakan saat ini ibu korban sedang berada di Surabaya untuk melihat langsung proses pencarian dan evakuasi anak semata wayangnya jika ditemukan tim pencari korban. Keyakinankuat semuakorban akan ditemukan tim juga dikemukakan kakak kandung korban Martinus Djomi, Willy Djomi. Menurut Willy Djomi, kerja sama dan kerja keras dari tim dari dalam dan luar negeri itu menunjukkan kemajuan dari hari ke hari pencarian.
Adiknya Martinus Djomi bersama istri dan anaknya menumpang pesawat AirAsia yang hilang kontak itu. Mereka, lanjut Willy, ke Singapura untuk liburan akhir tahun. ”Saya sekarang ada di Bandara Juanda menunggu informasi apakah pesawat itu hilang atau bagaimana. Kebetulan saya berada di Surabaya sejak beberapa minggu lalu,” tuturnya.
”Kami berterima kasih kepada tim pencarian yang dipimpin langsung oleh Basarnas atas kerja keras mereka sehingga mulai menemukan serpihan pesawat, bahkan jenazah penumpang yang ada, dan terus berharap penumpang lainnya terutama tujuh penumpang asal NTT yang hilang kontak bersama AirAsia itu bisa ditemukan dan dilakukan prosedur lain hingga mengembalikan korban ke keluarga di Kabupaten Alor dan Manggarai,” sebutnya.
Sucipto/Ant
Pemindahan ini mempertimbangkan kondisi jenazah yang kemungkinan besar sudah rusak sehingga makin sulit untuk diidentifikasi awal. ”Itu (kemungkinan pemindahan Posko DVI) akan dipertimbangkan. Sedang dipertimbangkan,” kata Kapusdokkes Mabes Polri Brigjen Arthur Tampi di RSUD Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun, kemarin.
Saat memberi keterangan kepada wartawan, Arthur didampingi Direktur Eksekutif DVI, Komisaris Besar Anton Castelani. Keduanya tampak tidak mengiyakan, tetapi tidak pula membantah kemungkinan pemindahan Posko DVI tersebut. Informasinya, wacana pemindahan Posko DVI ke Pangkalan Bun mengemuka karena jenazah korban yang ditemukan maupun yang belum ditemukan sudah dalam pembusukan lanjut sehingga makin sulit dikenali.
Untuk mencegah kerusakan lebih parah terhadap jenazah, dipertimbangkan Posko DVI yang bergeser ke Pangkalan Bun untuk melakukan identifikasi langsung di RSUD Sultan Imanuddin. Meski belum memastikan pemindahan Posko DVI, tim terlihat memantau kondisi ruangan dan lingkungan RSUD Sultan Imanuddin.
Didampingi sejumlah pejabat rumah sakit, rombongan melihat sejumlah ruangan yang kemungkinan akan digunakan jika Posko DVI dipindah ke RSUD Sultan Imanuddin. Saat ini Posko DVI Biddokkes Polda Kalteng di RSUD Sultan Imanuddin menempati bangunan berlantai dua. Pihak rumah sakit memastikan masih banyak ruangan lainnya yang bisa digunakan untuk menampung jenazah.
Kemarin, pengelola RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, mulai menggunakan ruang cadangan untuk menampung jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501. ”Jenazah yang sudah dikemas, kami pindahkan ke ruang lantai atas karena ruang utama akan digunakan untuk jenazah-jenazah baru yang akan dievakuasi ke sini,” kata Direktur RSUD Sultan Imanuddin, dr Sayuti Syamsul.
Sayuti meyakinkan bahwa rumah sakitnya mampu menampung seluruh korban yang akan dievakuasi. Masih banyak ruang cadangan yang bisa dimanfaatkan untuk ruang penyimpanan jenazah sebelum diterbangkan ke Surabaya atau ke tempat lain.
Keluarga Korban AirAsia Optimistis
Di tengah upaya pencarian yang tak mudah, keluarga korban berharap semua penumpang dan awak kabin yang hilang bersama pesawat AirAsia akan ditemukan semuanya oleh tim evakuasi. ”Sikap optimistis itu muncul karena sejak hari keempat penemuan serpihan pesawat penumpang AirAsia telah ditemukan 10 mayat korban pesawat nahas itu,” kata keluarga korban David Hartono, Arminsyah Siawan, dari Kalabahi, ibu Kota Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur.
Penemuan tersebut menjadi titik terang keberadaan AirAsia dan keluarga berharap kerabatnya dapat ditemukan untuk kemudian dikebumikan untuk selamanya. Arminsyah Siawan alias Baba Kencana itu mengatakan keluarga tujuh korban asal NTT itu terus berdoa dan berharap serta terus menunggu informasi dari pusat Crisis Centre atau posko Bandara Juanda Surabaya Jawa Timur atas perkembangan terkini.
Arminsyah mengaku korban David Hartono sebelum berangkat dari Bandara Mali Kabupaten Alor menuju Surabaya sempat mengajak anaknya Erwin Siawan untuk bersamasama ke Singapura berbelanja bahan kebutuhan suku cadang kendaraan dan lainnya untuk toko mereka. Namun ajakan David ditolak Erwin.
”Nanti saya nyusul saja, kamu duluan,” kata Arminsyah menirukan ajakan David pada saat itu. Warga Pasar Inpres Kalabahi Kabupaten Alor itu berharap setelah David ditemukan dan diidentifikasi pihak berwajib, keluarga dapat segera mengembalikan korban ke Kalabahi untuk dimakamkan di samping ayahnya, Baba Sidi, yang meninggal mendadak pada 2012 lalu.
Arminsyah yang merupakan paman korban itu mengatakan saat ini ibu korban sedang berada di Surabaya untuk melihat langsung proses pencarian dan evakuasi anak semata wayangnya jika ditemukan tim pencari korban. Keyakinankuat semuakorban akan ditemukan tim juga dikemukakan kakak kandung korban Martinus Djomi, Willy Djomi. Menurut Willy Djomi, kerja sama dan kerja keras dari tim dari dalam dan luar negeri itu menunjukkan kemajuan dari hari ke hari pencarian.
Adiknya Martinus Djomi bersama istri dan anaknya menumpang pesawat AirAsia yang hilang kontak itu. Mereka, lanjut Willy, ke Singapura untuk liburan akhir tahun. ”Saya sekarang ada di Bandara Juanda menunggu informasi apakah pesawat itu hilang atau bagaimana. Kebetulan saya berada di Surabaya sejak beberapa minggu lalu,” tuturnya.
”Kami berterima kasih kepada tim pencarian yang dipimpin langsung oleh Basarnas atas kerja keras mereka sehingga mulai menemukan serpihan pesawat, bahkan jenazah penumpang yang ada, dan terus berharap penumpang lainnya terutama tujuh penumpang asal NTT yang hilang kontak bersama AirAsia itu bisa ditemukan dan dilakukan prosedur lain hingga mengembalikan korban ke keluarga di Kabupaten Alor dan Manggarai,” sebutnya.
Sucipto/Ant
(bbg)