Zikir Bersama, Khas Indonesia Sambut Tahun Baru
A
A
A
JAKARTA - Pergantian malam Tahun Baru di Indonesia tidak lagi diisi dengan kegiatan pestapora dan hura-hura. Saat ini mulai muncul kesadaran baru di masyarakat dalam penyambutan Tahun Baru, diawali dengan acara zikir bersama.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, Indonesia memiliki ciri khas tersendiri dalam menyambut Tahun Baru, yaitu dengan menggelar acara zikir bersama dan menghindari cara-cara berhura- hura atau kegiatan lain yang tidak membawa manfaat. “Ini merupakan kegiatan khas Indonesia yang tak dimiliki negara lain,” kata Menag saat mem-beri sambutan pada zikir nasio-nal yang digelar di Masjid Agung At-Tin Jakarta, kemarin malam.
Hadir pada acara tersebut Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dasar dan Menengah Anies Baswedan, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, mantan Ketua PB NU KH Hasyim Muzadi, AM Fatwa, KH Yusuf Mansur, Muzamil Basyuni, Wakil Ketua 1 Pelaksana Harian Masjid At-Tin HM Sutria Tubagus, dan sejumlah tokoh agama lain. Ribuan muslim memenuhi masjid At-Tin sejak salat magrib, sementara acara zikir dimulai seusai salat isya.
Menurut Lukman, aktivitas yang sudah mulai merambah di masyarakat itu merupakan kreativitas dan kemudian menjadi tradisi yang harus dijaga keberlangsungannya. Diamengingatkan umat Islam bahwa negara bisa berdiri kokoh dan rakyatnya dapat meraih kesejahteraan dan keadilan jika dua kelompok besar di negara bersangkutan rukun. Kedua kelompok itu adalah ulama dan umara.
Keduanya merupakan kekuatan yang ada di Indonesia. Terlebih lagi pada acara zikir nasional yang momentumnya dikaitkan dengan pergantian tahun. Tentu saja di acara tersebut ada dimensi personal, nasional, dan sosial. Zikir adalah perintah agama. Semua pihak dituntut untuk melakukan persiapan menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Persiapan itu dapat dilakukan melalui zikir, mengingat Allah sebagai pencipta semua makhluk alam semesta ini.
“Jadi, zikir tak sekadar mengingat Allah, juga ingat kepada makhluk-makhluk- Nya,” ujar Menag. Manusia sebagai “hamba” yang diciptakan Tuhan sematamata untuk mengingat dan mengabdi kepada-Nya, namun manusia juga sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi. Sebagai khalifah, manusia dapat mengatur bumi seisinya semata- mata juga untuk mengabdi kepada Allah.
“Fungsi manusia sebagai hamba Allah dan khalifah jangan dipertentangkan. Keduanya diarahkan untuk mengabdi kepada Allah,” katanya. Aktivitas penyambutan malam pergantian tahun memang digelar secara sederhana. Bahkan banyak yang mengganti dengan zikir dan doa bersama untuk mendoakan para korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ850.
Di Ibu Kota, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengajak masyarakat untuk berdoa bagi korban longsor Banjarnegara dan korban pesawat AirAsia. Sementara itu, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika menyatakan bahwa jajaran Pemerintah Provinsi Bali tidak menggelar pesta menyambut Tahun Baru 2015. “Kami tidak berpesta. Kami dari dulu juga tidak. Kami harapkan kita melakukan doa bersama, introspeksi, dan evaluasi,” katanya.
Kebijakan tersebut menindaklanjuti imbauan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo agar pegawai negeri sipil (PNS) di pusat, provinsi, maupun kabupaten/ kota untuk tidak berpesta- pora menyambut Tahun Baru mengingat bangsa Indonesia dalam kondisi duka berkaitan dengan jatuhnya pesawat Indonesia Air Asia, QZ- 8501. “Saya turut berduka dan kita sedang dalam suasana ber-duka (terkait jatuhnya pesawat Indonesia Air Asia).
Tetapi kita tidak boleh melewatkan momentum introspeksi diri dan berdoa bersama,” imbuh Mangku Pastika. Mantan Kepala Polda Bali itu juga mengaku setuju dengan adanya imbauan Mendagri tersebut dan mengajak PNS serta masyarakat untuk mengevaluasi kualitas pengabdian yang telah dilakukan, termasuk rencana tahun 2015. “Mulai pukul 21.00 Wita bagi yang tidak ada kegiatan di bagian SKPD diharapkan hadir untuk doa bersama. Tidak ada nyanyi, minum-minum, terompet, apalagi mercon,” ucapnya.
Helmi syarif/Rahmat sahid/Ant
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, Indonesia memiliki ciri khas tersendiri dalam menyambut Tahun Baru, yaitu dengan menggelar acara zikir bersama dan menghindari cara-cara berhura- hura atau kegiatan lain yang tidak membawa manfaat. “Ini merupakan kegiatan khas Indonesia yang tak dimiliki negara lain,” kata Menag saat mem-beri sambutan pada zikir nasio-nal yang digelar di Masjid Agung At-Tin Jakarta, kemarin malam.
Hadir pada acara tersebut Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dasar dan Menengah Anies Baswedan, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, mantan Ketua PB NU KH Hasyim Muzadi, AM Fatwa, KH Yusuf Mansur, Muzamil Basyuni, Wakil Ketua 1 Pelaksana Harian Masjid At-Tin HM Sutria Tubagus, dan sejumlah tokoh agama lain. Ribuan muslim memenuhi masjid At-Tin sejak salat magrib, sementara acara zikir dimulai seusai salat isya.
Menurut Lukman, aktivitas yang sudah mulai merambah di masyarakat itu merupakan kreativitas dan kemudian menjadi tradisi yang harus dijaga keberlangsungannya. Diamengingatkan umat Islam bahwa negara bisa berdiri kokoh dan rakyatnya dapat meraih kesejahteraan dan keadilan jika dua kelompok besar di negara bersangkutan rukun. Kedua kelompok itu adalah ulama dan umara.
Keduanya merupakan kekuatan yang ada di Indonesia. Terlebih lagi pada acara zikir nasional yang momentumnya dikaitkan dengan pergantian tahun. Tentu saja di acara tersebut ada dimensi personal, nasional, dan sosial. Zikir adalah perintah agama. Semua pihak dituntut untuk melakukan persiapan menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Persiapan itu dapat dilakukan melalui zikir, mengingat Allah sebagai pencipta semua makhluk alam semesta ini.
“Jadi, zikir tak sekadar mengingat Allah, juga ingat kepada makhluk-makhluk- Nya,” ujar Menag. Manusia sebagai “hamba” yang diciptakan Tuhan sematamata untuk mengingat dan mengabdi kepada-Nya, namun manusia juga sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi. Sebagai khalifah, manusia dapat mengatur bumi seisinya semata- mata juga untuk mengabdi kepada Allah.
“Fungsi manusia sebagai hamba Allah dan khalifah jangan dipertentangkan. Keduanya diarahkan untuk mengabdi kepada Allah,” katanya. Aktivitas penyambutan malam pergantian tahun memang digelar secara sederhana. Bahkan banyak yang mengganti dengan zikir dan doa bersama untuk mendoakan para korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ850.
Di Ibu Kota, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengajak masyarakat untuk berdoa bagi korban longsor Banjarnegara dan korban pesawat AirAsia. Sementara itu, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika menyatakan bahwa jajaran Pemerintah Provinsi Bali tidak menggelar pesta menyambut Tahun Baru 2015. “Kami tidak berpesta. Kami dari dulu juga tidak. Kami harapkan kita melakukan doa bersama, introspeksi, dan evaluasi,” katanya.
Kebijakan tersebut menindaklanjuti imbauan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo agar pegawai negeri sipil (PNS) di pusat, provinsi, maupun kabupaten/ kota untuk tidak berpesta- pora menyambut Tahun Baru mengingat bangsa Indonesia dalam kondisi duka berkaitan dengan jatuhnya pesawat Indonesia Air Asia, QZ- 8501. “Saya turut berduka dan kita sedang dalam suasana ber-duka (terkait jatuhnya pesawat Indonesia Air Asia).
Tetapi kita tidak boleh melewatkan momentum introspeksi diri dan berdoa bersama,” imbuh Mangku Pastika. Mantan Kepala Polda Bali itu juga mengaku setuju dengan adanya imbauan Mendagri tersebut dan mengajak PNS serta masyarakat untuk mengevaluasi kualitas pengabdian yang telah dilakukan, termasuk rencana tahun 2015. “Mulai pukul 21.00 Wita bagi yang tidak ada kegiatan di bagian SKPD diharapkan hadir untuk doa bersama. Tidak ada nyanyi, minum-minum, terompet, apalagi mercon,” ucapnya.
Helmi syarif/Rahmat sahid/Ant
(bbg)