Doa Bersama Warnai Malam Pergantian Tahun

Kamis, 01 Januari 2015 - 11:11 WIB
Doa Bersama Warnai Malam...
Doa Bersama Warnai Malam Pergantian Tahun
A A A
JAKARTA - Malam pergantian tahun baru di sejumlah daerah di Indonesia digelar secara sederhana dan diisi doa bersama. Sikap tersebut sebagai bentuk keprihatinan dan duka mendalam atas banyaknya musibah, termasuk jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyatakan keprihatinannya dengan musibah yang menimpa pesawat AirAsia QZ8501 dan tanah longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah. Untuk itu, dalam perayaan Jakarta Night Festival (JNF), pihaknya melakukan doa bersama dan perenungan untuk sejumlah musibah tersebut.

“Kita tutup 2014 ini dengan sikap prihatin terhadap saudara-saudara kita yang terkena musibah belakangan ini,” kata Ahok di Balai Kota Jakarta kemarin. Perayaan JNF kali ini memang terlihat lebih sederhana dibandingkan tahun sebelumnya. Selain hanya disediakan sembilan panggung, sejumlah acara yang dinilai terlalu mewah diganti. Doa bersama para pengunjung JNF akan ditujukan khusus untuk korban musibah dan keluarga korban yang ditinggalkan.

“Kita memang tidak adakan karnaval. Justru kita mau pakaikan event ini untuk doa bersama, untuk merenung, mengenang kejadian ini. Kita akan siapkan lilin untuk merenung,” ujarnya. Rencananya, Ahok bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, termasuk SKPD DKI dan Kapolda Metro Jaya Irjen Unggung Cahyono, akan menghabiskan malam Tahun Baru di penyelenggaraan JNF 2015.

Mereka bersamasama berangkat menuju lokasi perayaan dari rumah dinas gubernur, Jalan Taman Suropati Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat. Kemudian, mereka berjalan kaki dari Bundaran Hotel Indonesia ke panggung utama yang berada di silang Monas untuk menghadiri peluncuran “Pesona Indonesia 2015” oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Perayaan sederhana juga dilakukan Pemerintah Kota Bandung.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil bahkan membatalkan Pesta Kembang Api Tahun Baru 2015 guna berempati terhadap musibah jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. “Warga Bandung berempati dengan banyaknya musibah, terakhir pesawat AirAsia yang jatuh. Jadi, saya nyatakan pesta kembang api malam ini ditiadakan,” kata Ridwan.

Menurut dia, hal itu dilakukan sebagai bentuk empati terhadap serangkaian musibah dan bentuk respons terhadap keadaan. “Kami imbau warga Bandung merayakan malam pergantian tahun dengan sederhana dan wajar. Malam ini silakan ikut istigasah di kawasan Alun-Alun Bandung, serta bisa menikmati car free night di kawasan Jalan Dago,” katanya.

Pemerintah Kota Bandung semula akan menggelar Pesta Kembang Api pada malam Tahun Baru 2015 setelah mendapat sumbangan dari pihak ketiga. Rencananya pesta kembang api itu akan berlangsung selama 30 menit sejak pukul 24.00 WIB menandai pergantian tahun 2014 ke 2015. Sebanyak 2.500 ledakan kembang api rencananya akan menghiasi langit Kota Bandung.

Namun dengan keputusan itu, rencana itu dipastikan tidak akan terealisasi. “Jangan sedih karena tidak jadi pesta kembang api itu. Tetap ceria dengan beberapa kegiatan yang sudah disusun,” katanya. Rasa prihatin dan sedih atas musibah di Tanah Air juga dirasakan masyarakat Manado. Sebelum melepas tahun 2014, seluruh umat kristiani di Sulut melakukan ibadah di setiap gereja masing-masing, dimulai pukul 20.00-23.00 Wita kemarin.

Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) Gereja Masehi Injil di Minahasa (GMIM) Pendeta Henny Booth Sumakul mengatakan, umat kristiani agar merefleksikan kembali perjalanannya. “Apakah yang kita lakukan selama ini mendatangkan kebahagiaan? Pertanyaan ini menantang kita sebagai orang percayayangakanmeninggalkan tahun 2014 dan akan memasuki Tahun Baru 2015,” kata Sumakul saat dihubungi KORAN SINDO MANADO kemarin.

Menurut dia, pesan Firman Tuhan kepada umat kristiani ini adalah “Mengedepankan Tuhan dalam segala hal” . Jika mungkin tahun ini umat banyak menyakiti hati Tuhan, mungkin hidupnya jauh dari hadirat Tuhan. Karena itu, memasuki Tahun Baru 2015, semua umat Kristiani harus mengedepankan Tuhan dan hidup di hadirat-Nya.

“Selamat mengakhiri Tahun 2014 dengan hidup di hadirat Tuhan yang mendatangkan kebahagiaan dan selamat menyongsong Tahun Baru, bukan karena tahunnya, melainkan karena pembaruan yang terjadi dalam hidup kita semua,” ujarnya. Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulut KH Abdul Wahab Abdul Gafur juga mengatakan bahwa kehidupan di tahun 2015 sebaiknya dilakukan secara sederhana namun penuh sukacita.

Semua langkah baik di2014 perlud itingkatkan pada tahun berikutnya. “Mari merancang kembali hidup di tahun 2015, agenda-agenda yang akan dilakukan, mari menjaga semangat toleransi yang ada di Sulut,” ujarnya. SebelumnyaMendagri Tjahjo Kumolo menginstruksikan kepada pemerintah daerah untuk menggelar perayaan Tahun Baru secara sederhana dan tidak berhura-hura.

Kebijakan tersebut menyusul banyaknya musibah yang terjadi di Tanah Air dan jatuhnya pesawat AirAsia. Tjahjo juga meminta perayaan sederhana Tahun Baru diisi dengan doa bersama bagi korban pesawat AirAsia yang jatuh di laut. Sikap tersebut sebagai empati dan solidaritas atas saudara-saudaranya yang terkena musibah.

Bima setyadi/Valentino warouw
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0760 seconds (0.1#10.140)