Berduka, Rayakan Secara Sederhana

Rabu, 31 Desember 2014 - 10:04 WIB
Berduka, Rayakan Secara Sederhana
Berduka, Rayakan Secara Sederhana
A A A
JAKARTA - Pemerintah meminta kepala daerah dan masyarakat untuk merayakan pergantian malam tahun baru secara sederhana menyusul jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.

Semua pihak diminta tidak menggelar pesta secara terbuka sebagai ungkapan duka cita atas para korban dan keluarga. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan seluruh jajaran pejabat dan pegawai negeri sipil (PNS) di Kemendagri pusat dan daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota untuk tidak merayakan datangnya tahun baru dengan pesta-pesta terbuka.

“Kita sedang berduka atas musibah pesawat AirAsia yang mengakibatkan banyaknya warga Indonesia yang meninggal dunia,” kata Tjahjo di Jakarta kemarin. Lebih lanjut dia mengungkapkan, masyarakat sebaiknya mendoakan bagi para korban dan keluarga sebelum melakukan aktivitas pergantian malam tahun baru.

Menurut dia, rasa empati sesama warga bangsa perlu diwujudkan dengan tidak berpesta pora berlebihan pada penutup tahun 2014 dan menyambut Tahun Baru 2015 “Jangan lupa agar didahului doa bersama mendoakan korban pesawat AirAsia dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan atas cobaan ini,” ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budiman menghormati imbauan pemerintah tersebut. Pihaknya akan menyiapkan perayaan malam pergantian tahun baru melalui Jakarta Night Festival (JNF) sewajarnya saja. Panggung hiburan yang tahun lalu berjumlah 12 panggung, tahun ini dikurangi menjadi 9 panggung.

JNF sendiri akan dilaksanakan Rabu (31/12) mulai pukul 20.00 WIB hingga pukul 01.00WIB. Akan ada dua panggung utama yang didirikan yakni di Bundaran HI dan Silang Monas Barat Daya. Jika tahun sebelumnya Gubernur DKI dan wakilnya Jokowi-Ahok diarak dengan kereta golf dalam parade budaya, tahun ini warga Jakarta tak akan menikmati hal serupa.

Parade budaya akan diganti pameranprodukdariparapelaku UKM di bawah binaan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP). Kendaraan bermotor dilarang melintas sepanjang lokasi digelarnya JNF.

Para pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi diimbau memarkirkan kendaraannya di kantong-kantong parkir yang sudah disediakan seperti di IRTI Monas, Polda Metro Jaya, dan gedung-gedung perkantoran maupun pusat perbelanjaan di sekitar Jalan Jenderal Sudirman.

Jalur Puncak Ditutup

Kebijakan Satuan Lalu Lintas Polres Bogor yang menutup jalur Puncak saat malam pergantian tahun selama 12 jam, mulai pukul 18.00 WIB Rabu (31/12) hingga pukul 06.00 WIB Kamis (01/01/2015) diprotes kalangan pengusaha hotel dan restoran. Pasalnya, selain merugikan omzet hotelhotel yang belum mencapai target, juga menghambat aktivitas warga setempat dalam mengais rezeki.

“Penutupan jalur Puncak dari pukul 18.00 WIB Rabu (31/12) hingga pukul 06.00 WIB Kamis (1/1/2015), jelas-jelas sangat merugikan dan kita pengusaha hotel merasa keberatan dengan kebijakan tersebut,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor Agus Chandra Bayu kemarin.

Jadi pada tahun baru kali ini, pihaknya banyak menerima keluhan dari anggotanya, banyak kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada pengusaha hotel, karyawan hotel dan restoran. “Sehingga geliat ekonomi masyarakat diPuncak terganggu dengan banyaknya kebijakan yang kontroversial, seperti adanya Surat Edaran Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (Kemenpan) terkait larangan PNS rapat di Puncak, kemudian jalur Puncak ditutup selama 12 jam,” keluhnya.

Pihaknya sudah melayangkan surat keberatan ke Satlantas Polres Bogor agar mempertimbangkan kebijakan tersebut. Bahkan, kebijakan tersebut dinilai sangat sepihak. “Kita minta mulai penutupannya diundur beberapa jam, misalnya ditutup dari pukul 22.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB saja.

Jangan dari 18.00 WIB. Karena bagaimanapun, rentang waktu dari pukul 18.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB bisa menambah peningkatan okupansi hotel yang saat ini masih di bawah rata-rata,” paparnya. Hal senada diungkapkan General Manager Hotel Ayuda Group Boboy Ruswanto.

Pengelola penginapan yang membawahi belasan hotel di kawasan Puncak itu mengaku penutupan jalur selama 12 jam sangat merugikan. “Sebaiknya dikaji dan dipertimbangkan kembali kemudian cari solusi lain dalam menghindari kemacetan parah saat pergantian tahun di kawasan Puncak ini,” katanya.

Rahmat sahid/Haryudi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6161 seconds (0.1#10.140)