Keluarga Shock Berat, Sejumlah Orang Pingsan

Rabu, 31 Desember 2014 - 09:31 WIB
Keluarga Shock Berat, Sejumlah Orang Pingsan
Keluarga Shock Berat, Sejumlah Orang Pingsan
A A A
Ruang tunggu para keluarga penumpang mendadak berubah riuh ketika ada kabar ditemukannya serpihan pesawat dan jenazah para penumpang AirAsia. Ada yang datang langsung teriak dan menangis histeris.

Ada yang hanya diam tertegun, tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Ada yang tubuhnya mendadak lemas hingga jatuh pingsan. Petugas dan relawan di Posko Crisis Center langsung berusaha memberikan pendampingan. Mereka membawa beberapa orang yang pingsan ke Posko Disaster Victim Identification Polda Jatim yang ada di sebelah ruang tunggu para keluarga penumpang pesawat AirAsia QZ8501.

Cucuran air mata juga tidak henti-hentinya mengalir di pipi sebagian keluarga yang menunggu. Mereka terlihat berusaha untuk tabah dan menerima kenyataan pahit yang dialami anggota keluarga mereka. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berusaha memberikan dukungan moril dan menenangkan para keluarga penumpang tersebut.

“Kita semua pasti akan kembali kepada Tuhan, yang berbeda hanya waktu dan caranya,” kata Risma berusaha menghibur dan membesarkan hati para keluarga yang shock . Sadullah Aunurrafiq, kakak Siti Romlah yang merupakan salah satu penumpang AirAsia, mengaku sangat terpukul dengan kabar ditemukannya jejak kecelakaan AirAsia tersebut.

“Saya tidak bisa berkata apa-apa ketika mendengar kabar ditemukannya jenazah penumpang AirAsia. Bahkan saya sampai tidak berani melihat berita di TV,” kata Sadullah. Sadullah mengaku sama sekali tidak menyangka adiknya Siti Romlah, 42, dan anaknya Jasmine Rose An Santiago, 15, bakal mengalami kecelakaan itu.

“Setiap malam keluarga kami menggelar istigasah setelah mendengar kabar jatuhnya pesawat itu,” kata warga Desa Sapang, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jatim, saat ditemui di Bandara Internasional Juanda Surabaya. Dia menceritakan bahwa Romlah pergi ke Singapura untuk liburan. Terlebih lagi suami Romlah berdomisili di Singapura.

“Suaminya itu asli Thailand, tapi sudah menetap di Singapura,” tandasnya. Dia mengatakan, biasanya sang suami yang datang ke Purwodadi menemui istri dan anaknya. “Suami adik saya bernama Andy Santiago. Dia itu pulang setiap enam bulan sekali. Tapi pada liburan kali ini suaminya meminta Rohmah dan anaknya untuk datang ke Singapura. Rencananya mereka akan tinggal di Singapura antara satu hingga dua minggu,” katanya.

Sadullah mengungkapkan sebelum berangkat ke Singapura, adiknya sempat mengalami kejadian yang tidak biasa. Saat pergi dan pulang membeli tiket, tibatiba mobil yang dinaiki mereka sering mogok. “Bahkan sampai mendorong (mobil). Ketika pulang juga sempat menyerempet sepeda motor, untungnya pengendara sepeda motor itu baik-baik saja,” paparnya.

Dia menuturkan, jika memang nanti Siti Romlah dan anaknya ditemukan sudah meninggal, dia menegaskan tetap akan membawa mereka pulang dalam keadaan apa pun untuk kemudian dikuburkan. “Harapan kami sebenarnya ada keajaiban sehingga mereka semua ditemukan selamat,” paparnya penuh harap.

Sadullah juga mengatakan bahwa ada beberapa hal dari adiknya yang dirasa aneh. Ketika hendak berangkat, dia memasang status dalam Blackberry-nya, yakni “Doa orang banyak itu lebih manjur daripada berdoa sendiri”. Kemudian di bawahnya disertai doa tahlil yang ditulis dengan huruf Arab. Kesedihan juga dialami Kusdar.

Dia mewakili keluarga dari Poo Andry Wijaya dan istrinya Merry yang ikut menjadi korban dalam kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 tersebut. “Keluarga tidak ada yang datang, mereka memilih untuk memantau perkembangan pencarian pesawat dari rumah,” ungkapnya. Kusdar mengaku sangat kaget ketika mendengar bahwa ada penemuan korban meninggal.

Dia langsung shock dan tidak bisa berkata apa-apa. Meski demikian dia berharap ada keajaiban Tuhan. “Saya tetap mengharapkan yang terbaik,” katanya. Lantas bagaimana dengan keluarga? Kusdar menceritakan bahwa sejak diketahui kabar tentang hilangnya pesawat AirAsia, ayahanda Merry tidak mau makan. Setiap hari dia memantau perkembangan melalui televisi.

“Ayahnya terus menunggu hasil pencarian,” ujarnya. Dia juga mengatakan hampir semua keluarga Merry shock ketika mengetahui kecelakaan itu. Kusdar menambahkan bahwa Andry Wijaya sengaja akan berlibur ke Singapura. Kusdar mengaku dirinya sempat diajak ke Singapura oleh Andry. Namun ketika itu Kusdar tidak diperbolehkan oleh istrinya. “Istri saya minta umrah saja,” katanya.

Sementara itu, kesedihan mendalam juga dirasakan keluarga penumpang AirAsia Bima Ali Wicaksana di Jalan Pucang Jawa 45, Surabaya. Ketika didatangi di rumahnya, mereka menyambut baik. “Iya ini rumahnya Bima, bapaknya sedang ke Bandara Juanda,” kata seorang wanita bernama Ari, tante Bima.

Bima tinggal di rumah itu bersama para tantenya, di antaranya Lasmi, Ari dan Eti. Adapun orang tua Bima tinggal di Jember. Baik Lasmi, Ari maupun Eti tak henti memantau perkembangan pencarian pesawat AirAsia melalui layar televisi. Mereka berharap ada keajaiban Tuhan sehingga Bima ditemukan dalam keadaan selamat.

Namun ketika mengetahui kabar tentang ditemukannya lokasi pesawat serta beberapa penumpang yang sudah meninggal, mereka benarbenar shock . Meski begitu, mereka tetap mengharapkan ada keajaiban yang diberikan kepada Bima. Lasmi terlihat meneteskan air mata kala melihat foto masa kecil Andry.

“Dia itu pandai, rajin dan menjadi bintang kelas karena selalu juara,” tutur Lasmi. Dia menceritakan kepergian Bima ke Singapura adalah untuk berlibur. Selain ke Singapura, rencananya Bima akan ke Malaysia dan Thailand. “Saat itu pukul 02.00 WIB Bima sudah berangkat ke bandara. Tapi saat itu dia terlihat bingung, sudah naik taksi masih turun lagi hanya untuk menyatakan apakah dia cocok pakai kaca mata atau tidak,” kata Ari yang menyebut Bima dikenal seorang pendiam.

Lutfi yuhandi
Surabaya
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6204 seconds (0.1#10.140)