Jepang Cemas Miyazaki 2011 Terulang
A
A
A
MIYAZAKI - Pemerintah Jepang dikagetkan temuan virus flu burung setelah lima ayam pedaging di peternakan Uranomyo, Prefektur Miyazaki, mati dan positif terjangkit virus H5. Pemerintah daerah langsung bertindak cepat.
Mereka memusnahkan ayam secara massal. Sedikitnya 42.000 ayam yang diduga terkena H5 dimusnahkan kemarin. Jepang tidak ingin H5 menyebar luas. Apalagi ini bukan pemusnahan massal ayam pertama. Pada 16 Desember silam Pemerintah Jepang juga menginstruksikan petugas untuk memusnahkan 4.000 ayam pedaging di Nobeoka, Miyazaki. Berkurangnya pasokan ayam pedaging dan merosotnya finansial sudah bukan lagi masalah.
”Kami memeriksa ayam mati di peternakan pedaging di Uranomyo. Ayam mati itu positif terkena virus flu burung H5. Kami memasang 10 titik sterilisasi di sekitar peternakan yang terdampak H5,” bunyi pernyataan pemerintah, dikutip Japantimes. Namun, mereka tidak yakin kasus ini masih berhubungan dengan kasus di Nobeoka.
Pemerintah mendapatkan laporan dari peternakan ayam di Uranomyo pada pukul 11.30 siang waktu setempat, Minggu (28/ 12). Pemilik peternakan ayam tersebut cemas karena jumlah ayam yang mati meningkat dan tidak terkendali. Berdasarkan pemeriksaan, baik pada lima ayam mati ataupun hidup, peternakan itu diserang flu burung.
Pemerintah lalu berupaya menghilangkan virus H5 di peternakan tersebut. Mereka juga meminta peternak tidak memindahkan ayam mereka yang berada dalam radius tiga kilometer dari lokasi terdampak. Sekitar 1,93 juta ayam pedaging dalam radius 10 kilometer juga dilarang diangkut atau didagangkan ke wilayah lain. Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe merespons laporan tersebut. Dia meminta kementerian terkait untuk memastikan keamanan di wilayah Miyazaki dengan menyediakan tempat karantina yang memadai.
Kabarnya, pemerintah pusat juga akan segera menurunkan tim pendamping tanggap darurat ke wilayah terdampak. Gubernur Miyazaki Shunji Kono berterima kasih kepada Abe. Namun, dia masih heran dengan peristiwa ini. Sebab, Miyazaki baru saja diancam flu burung tak kurang dari 14 hari yang lalu. Apalagi, kali ini, wabah flu burung di Uranomyo berpotensi menyebar dalam jarak yang lebih luas dari kasus flu burung di Nobeoka.
”Tidak seperti pada kasus pertama, flu burung kali ini akan melibatkan jumlah ayam dan peternakan yang lebih besar. Kami harus bergerak cepat,” ujar Kono, Minggu. ”Kami harus melakukan yang terbaik agar virus tidak menyebar lebih jauh dari saat ini,” timpal Tetsuro Nakada, petugas peternakan hewan Miyazaki. Penduduk lokal juga ikut bekerja sama dengan pemerintah.
Sebab, mereka takut insiden flu burung yang pernah menyerang Miyazaki pada 2011 kembali terulang. Saat itu, lebih dari satu juta ayam dimusnahkan. ”Saya belum mendengar apa pun dari pemerintah. Tapi, kami harus melindungi ayam kami sesegera mungkin,” kata peternak ayam di tempat lain di Miyazaki.
Di China timur, seorang lelaki tewas setelah terkena H7N9, kemarin. Lembaga Kesehatan Pemerintah China sudah mengirimkan 11 laporan kasus H7N9 kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sejak Januari sampai 10 Desember, China memiliki 310 kasus flu burung, termasuk 132 kasus meninggal.
Muh shamil
Mereka memusnahkan ayam secara massal. Sedikitnya 42.000 ayam yang diduga terkena H5 dimusnahkan kemarin. Jepang tidak ingin H5 menyebar luas. Apalagi ini bukan pemusnahan massal ayam pertama. Pada 16 Desember silam Pemerintah Jepang juga menginstruksikan petugas untuk memusnahkan 4.000 ayam pedaging di Nobeoka, Miyazaki. Berkurangnya pasokan ayam pedaging dan merosotnya finansial sudah bukan lagi masalah.
”Kami memeriksa ayam mati di peternakan pedaging di Uranomyo. Ayam mati itu positif terkena virus flu burung H5. Kami memasang 10 titik sterilisasi di sekitar peternakan yang terdampak H5,” bunyi pernyataan pemerintah, dikutip Japantimes. Namun, mereka tidak yakin kasus ini masih berhubungan dengan kasus di Nobeoka.
Pemerintah mendapatkan laporan dari peternakan ayam di Uranomyo pada pukul 11.30 siang waktu setempat, Minggu (28/ 12). Pemilik peternakan ayam tersebut cemas karena jumlah ayam yang mati meningkat dan tidak terkendali. Berdasarkan pemeriksaan, baik pada lima ayam mati ataupun hidup, peternakan itu diserang flu burung.
Pemerintah lalu berupaya menghilangkan virus H5 di peternakan tersebut. Mereka juga meminta peternak tidak memindahkan ayam mereka yang berada dalam radius tiga kilometer dari lokasi terdampak. Sekitar 1,93 juta ayam pedaging dalam radius 10 kilometer juga dilarang diangkut atau didagangkan ke wilayah lain. Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe merespons laporan tersebut. Dia meminta kementerian terkait untuk memastikan keamanan di wilayah Miyazaki dengan menyediakan tempat karantina yang memadai.
Kabarnya, pemerintah pusat juga akan segera menurunkan tim pendamping tanggap darurat ke wilayah terdampak. Gubernur Miyazaki Shunji Kono berterima kasih kepada Abe. Namun, dia masih heran dengan peristiwa ini. Sebab, Miyazaki baru saja diancam flu burung tak kurang dari 14 hari yang lalu. Apalagi, kali ini, wabah flu burung di Uranomyo berpotensi menyebar dalam jarak yang lebih luas dari kasus flu burung di Nobeoka.
”Tidak seperti pada kasus pertama, flu burung kali ini akan melibatkan jumlah ayam dan peternakan yang lebih besar. Kami harus bergerak cepat,” ujar Kono, Minggu. ”Kami harus melakukan yang terbaik agar virus tidak menyebar lebih jauh dari saat ini,” timpal Tetsuro Nakada, petugas peternakan hewan Miyazaki. Penduduk lokal juga ikut bekerja sama dengan pemerintah.
Sebab, mereka takut insiden flu burung yang pernah menyerang Miyazaki pada 2011 kembali terulang. Saat itu, lebih dari satu juta ayam dimusnahkan. ”Saya belum mendengar apa pun dari pemerintah. Tapi, kami harus melindungi ayam kami sesegera mungkin,” kata peternak ayam di tempat lain di Miyazaki.
Di China timur, seorang lelaki tewas setelah terkena H7N9, kemarin. Lembaga Kesehatan Pemerintah China sudah mengirimkan 11 laporan kasus H7N9 kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sejak Januari sampai 10 Desember, China memiliki 310 kasus flu burung, termasuk 132 kasus meninggal.
Muh shamil
(bbg)