Maksimalkan Energi Terbarukan
A
A
A
PT Vale Indonesia Tbk adalah sebuah perusahaan pertambangan global yang berkantor pusat di Brasil dan hadir di 37 negara. Ruang lingkup kegiatan Vale dalam eksplorasi dan penambangan, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan dan pemasaran nikel beserta produk mineral terkait lainnya.
Saat ini, INCO memproduksi nikel dalam matte dari bijih lateritik dengan penambangan dan pengolahan terpadu di dekat Sorowako di Pulau Sulawesi.
Dengan nama sebelumnya PT International Nickel Indonesia Tbk, INCO menjadi produsen nikel terbesar di Indonesia dan menyumbang 5% pasokan nikel dunia. Nikel digunakan dalam berbagai produk, seperti televisi, baterai isi ulang, koin, peralatan makan bahkan gerbong kereta. Pemegang saham mayoritas Vale adalah Vale Canada Limited (58,73%) dan Sumitomo Metal Mining Co, Ltd. (20,09%).
Vale Canada Limited merupakan induk usaha INCO sedangkan Vale SA, sebuah perushaaan yang didirikan di Brasil merupakan pengendali utama INCO. Pada 1990, saham INCO telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejak 1968, perusahaan ini mengoperasikan tambang nikel open pit dan pabrik pengolahan di Sorowako, Sulawesi.
Vale beroperasi di bawah perjanjian kontrak karya dengan Pemerintah Indonesia untuk mengeksplorasi, menambang, mengolah dan memproduksi nikel. Luas areal kontrak karya secara keseluruhan adalah 190.510 hektare. Pada 16 Mei 1990, INCO menjadi perusahaan publik dengan merilis 20% saham ke publik untuk memenuhi kewajiban divestasi saham seperti yang dipersyaratkan oleh kontrak karya. Tingkat produksi tahunan Vale mencapai rata-rata 75.000 metrik ton nickel matte.
Dengan investasi lanjutan sebesar USD2 miliar, perseroan menargetkan peningkatan produksi tahunan menjadi 120.000 metrik ton nikel matte dalam lima tahun ke depan. Lini produksinya beroperasi dengan energi terbarukan yang dihasilkan oleh tiga pembangkit listrik tenaga air (PLTA), yang secara keseluruhan menghasilkan 365 mega watt tenaga listrik.
Jumlah bijih besi yang telah diproduksi Vale sekitar 5 miliar metrik ton selama 70 tahun beroperasi, cukup untuk membangun 375.000 menara Eiffel. Memproduksi nikel dengan penerapan dan pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan termasuk menciptakan energi bagi kebutuhan produksi. Ketiga PLTA yang dibangun Vale yakni Larona, Balambano, dan Karebbe.
Semuanya berfungsi sebagai pamasok tenaga listrik untuk mengoperasikan furnace (tanur peleburan dan pengolahan bijih nikel) di pusat pengolahan (process plant) di Sorowako. Di sisi lain, ketiga PLTA juga berfungsi sebagai bangunan pengendali banjir melalui sistem kontrol di pintu-pintu air tersebut. Hal itu diketahui bila curah hujan tinggi, debit air sungai dapat meluap dan dapat berdampak pada pemilik area pertanian di daerah hulu.
Saat ini, Vale telah mempekerjakan 3.300 karyawan dan lebih dari 3.000 personel kontraktor, serta melalui dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah dan masyarakat setempat, perseroan akan terus memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia dan daerah melalui pendapatan, lapangan kerja, pengembangan usaha, dan program sosial.
Daya saing Vale terletak pada cadangan bijih dalam jumlah besar, tenaga kerja yang terampil dan terlatih baik, listrik tenaga air berbiaya rendah, fasilitas produksi yang modern dan pasar yang terjamin untuk produknya. Emiten dengan kode saham INCO tersebut hingga kuartal III/2014 meraup laba periode berjalan sebesar USD130,35 juta. Melonjak hampir dua kali lipat yakni 175,94% dari perolehan periode yang sama tahun lalu USD 47,28 juta.
Presiden Direktur Vale Indonesia Nicolas D Kanter menjelaskan dalam laporan keuangan perseroan, bahwa pendapatan perseroan tercatat naik menjadi USD772,29 juta dari sebelumnya USD721,07 juta. “Sedangkan beban pokok pendapatan tercatat turun menjadi USD538,1 juta dari sebelumnya USD605,24 juta,” sebutnya.
Laba kotor yang dibukukan INCO mencapai USD234,18 juta dari periode sebelumnya yaitu USD115,82 juta. Pada tahun sebelumnya, INCO membagikan dividen interim sebesar USD25 juta. Per 30 September 2014, Vale mencatat jumlah aset sebesar USD2,37 miliar dari sebelumnya USD2,28 miliar. Sedangkan, liabilitas tercatat turun menjadi USD 531,05 juta dari sebelumnya USD 566,85 juta.
Vale juga tidak melupakan salah satu tanggung jawabnya yaitu memberikan program corporate social responsibility (CSR). Salah satu bidang yang mendapat perhatian khusus dalam Rencana Pengelolaan Sosial dan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (RPS-PTPM) PT Vale Indonesia Tbk adalah pendidikan.
Antara lain melalui pemberian beasiswa kepada para mahasiswa dari level pendidikan diploma,S1,S2,S3 maupun dokter spesialis. Para penerima beasiswa adalah adalah mahasiswa yang berprestasi, tetapi tidak mampu dari segi ekonomi maupun para mahasiswa yang cukup mampu secara ekonomi dan memiliki prestasi luar biasa.
Sekitar 745.000 orang telah menerima manfaat langsung maupun tidak langsung dari kegiatan Vale Indonesia. Pada 2012, Program Pelatihan Kejuruan yang diadakan Vale telah diikuti oleh 1.337 peserta.
Dari 394 peserta pelatihan, 76% yang lolos pada proses rekrutmen dapat bergabung dengan Vale. Manfaat dari kegiatan ini lebih dari sekadar penciptaan lapangan pekerjaan dan penghasilan pajak yang lebih tinggi.
Dina angelina
Saat ini, INCO memproduksi nikel dalam matte dari bijih lateritik dengan penambangan dan pengolahan terpadu di dekat Sorowako di Pulau Sulawesi.
Dengan nama sebelumnya PT International Nickel Indonesia Tbk, INCO menjadi produsen nikel terbesar di Indonesia dan menyumbang 5% pasokan nikel dunia. Nikel digunakan dalam berbagai produk, seperti televisi, baterai isi ulang, koin, peralatan makan bahkan gerbong kereta. Pemegang saham mayoritas Vale adalah Vale Canada Limited (58,73%) dan Sumitomo Metal Mining Co, Ltd. (20,09%).
Vale Canada Limited merupakan induk usaha INCO sedangkan Vale SA, sebuah perushaaan yang didirikan di Brasil merupakan pengendali utama INCO. Pada 1990, saham INCO telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejak 1968, perusahaan ini mengoperasikan tambang nikel open pit dan pabrik pengolahan di Sorowako, Sulawesi.
Vale beroperasi di bawah perjanjian kontrak karya dengan Pemerintah Indonesia untuk mengeksplorasi, menambang, mengolah dan memproduksi nikel. Luas areal kontrak karya secara keseluruhan adalah 190.510 hektare. Pada 16 Mei 1990, INCO menjadi perusahaan publik dengan merilis 20% saham ke publik untuk memenuhi kewajiban divestasi saham seperti yang dipersyaratkan oleh kontrak karya. Tingkat produksi tahunan Vale mencapai rata-rata 75.000 metrik ton nickel matte.
Dengan investasi lanjutan sebesar USD2 miliar, perseroan menargetkan peningkatan produksi tahunan menjadi 120.000 metrik ton nikel matte dalam lima tahun ke depan. Lini produksinya beroperasi dengan energi terbarukan yang dihasilkan oleh tiga pembangkit listrik tenaga air (PLTA), yang secara keseluruhan menghasilkan 365 mega watt tenaga listrik.
Jumlah bijih besi yang telah diproduksi Vale sekitar 5 miliar metrik ton selama 70 tahun beroperasi, cukup untuk membangun 375.000 menara Eiffel. Memproduksi nikel dengan penerapan dan pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan termasuk menciptakan energi bagi kebutuhan produksi. Ketiga PLTA yang dibangun Vale yakni Larona, Balambano, dan Karebbe.
Semuanya berfungsi sebagai pamasok tenaga listrik untuk mengoperasikan furnace (tanur peleburan dan pengolahan bijih nikel) di pusat pengolahan (process plant) di Sorowako. Di sisi lain, ketiga PLTA juga berfungsi sebagai bangunan pengendali banjir melalui sistem kontrol di pintu-pintu air tersebut. Hal itu diketahui bila curah hujan tinggi, debit air sungai dapat meluap dan dapat berdampak pada pemilik area pertanian di daerah hulu.
Saat ini, Vale telah mempekerjakan 3.300 karyawan dan lebih dari 3.000 personel kontraktor, serta melalui dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah dan masyarakat setempat, perseroan akan terus memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia dan daerah melalui pendapatan, lapangan kerja, pengembangan usaha, dan program sosial.
Daya saing Vale terletak pada cadangan bijih dalam jumlah besar, tenaga kerja yang terampil dan terlatih baik, listrik tenaga air berbiaya rendah, fasilitas produksi yang modern dan pasar yang terjamin untuk produknya. Emiten dengan kode saham INCO tersebut hingga kuartal III/2014 meraup laba periode berjalan sebesar USD130,35 juta. Melonjak hampir dua kali lipat yakni 175,94% dari perolehan periode yang sama tahun lalu USD 47,28 juta.
Presiden Direktur Vale Indonesia Nicolas D Kanter menjelaskan dalam laporan keuangan perseroan, bahwa pendapatan perseroan tercatat naik menjadi USD772,29 juta dari sebelumnya USD721,07 juta. “Sedangkan beban pokok pendapatan tercatat turun menjadi USD538,1 juta dari sebelumnya USD605,24 juta,” sebutnya.
Laba kotor yang dibukukan INCO mencapai USD234,18 juta dari periode sebelumnya yaitu USD115,82 juta. Pada tahun sebelumnya, INCO membagikan dividen interim sebesar USD25 juta. Per 30 September 2014, Vale mencatat jumlah aset sebesar USD2,37 miliar dari sebelumnya USD2,28 miliar. Sedangkan, liabilitas tercatat turun menjadi USD 531,05 juta dari sebelumnya USD 566,85 juta.
Vale juga tidak melupakan salah satu tanggung jawabnya yaitu memberikan program corporate social responsibility (CSR). Salah satu bidang yang mendapat perhatian khusus dalam Rencana Pengelolaan Sosial dan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (RPS-PTPM) PT Vale Indonesia Tbk adalah pendidikan.
Antara lain melalui pemberian beasiswa kepada para mahasiswa dari level pendidikan diploma,S1,S2,S3 maupun dokter spesialis. Para penerima beasiswa adalah adalah mahasiswa yang berprestasi, tetapi tidak mampu dari segi ekonomi maupun para mahasiswa yang cukup mampu secara ekonomi dan memiliki prestasi luar biasa.
Sekitar 745.000 orang telah menerima manfaat langsung maupun tidak langsung dari kegiatan Vale Indonesia. Pada 2012, Program Pelatihan Kejuruan yang diadakan Vale telah diikuti oleh 1.337 peserta.
Dari 394 peserta pelatihan, 76% yang lolos pada proses rekrutmen dapat bergabung dengan Vale. Manfaat dari kegiatan ini lebih dari sekadar penciptaan lapangan pekerjaan dan penghasilan pajak yang lebih tinggi.
Dina angelina
(ars)