Perluas Akses Komunikasi Nasional
A
A
A
Jumlah pelanggan telekomunikasi yang terus meningkat bahkan telah melampaui jumlah penduduk Indonesia merupakan potensi bisnis yang menggiurkan. Salah satunya bisnis penyediaan menara base transceiver station (BTS) yang berkembang pesat.
Sejak operator telekomunikasi menjual menara BTS-nya dan mulai menyewa, limpahan berkah tercurah bagi perusahaan penyedia menara BTS salah satunya PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Hingga saat ini infrastruktur perseroan telah menjangkau pulau Jawa, Bali, Sumatera, dan Batam. Perseroan juga tengah memperluas jangkauan layanan ke wilayah Kalimantan dan Sulawesi. Ekspansi ini merupakan bagian dari upaya perseroan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam hal penggelaran jaringan, perluasan jangkauan, maupun peningkatan kapasitas jaringan.
Berdasarkan kebutuhan tersebut, pembangunan infrastruktur difokuskan pada area pusat kota, bisnis, perumahan ,dan pembangunan tempat tinggal. Juga jalan-jalan utama di Jawa, Bali, Sumatera, dan Batam serta memperluas infrastruktur tower dan Distributed Antenna System (DAS) ke Kalimantan dan Sulawesi. Dengan pemanfaatan teknologi terbaru dalam industri telekomunikasi, Perseroan berupaya meningkatkan kualitas solusi-solusi layanan bagi pelanggan.
Layanan infrastruktur yang dilakukan mencakup penyewaan tower dan DAS bagi Operator seluler melalui solusi build-to-suit dan collocation. Perseroan juga menyediakan akses untuk operator telekomunikasi ke jaringan Repeater dan In Building System (IBS) sehingga dapat memancarkan jaringan sistem telekomunikasi di pusat perbelanjaan dan gedung perkantoran di daerahdaerah perkotaan.
Sebagai salah satu perusahaan menara independen terkemuka, Perseroan memiliki 18.802 penyewaan dan 11.686 site telekomunikasi per 30 September 2014. Site telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 10.623 menara telekomunikasi, 967 shelter-only, dan 96 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 17.739, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,67.
Dilansir dari laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) November lalu, Perseroan membukukan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk naik 38% menjadi Rp1,13 triliun hingga kuartal III/2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp824 miliar. Pendapatan juga mengalami kenaikan 24,37 % pada kuartal III/2014 menjadi Rp2,43 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,95 triliun.
Beban pokok pendapatan naik menjadi Rp375,37 miliar pada kuartal III/ 2014 dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp281,97 miliar. Pertumbuhan juga terjadi pada laba kotor sebesar 22,90 % menjadi Rp2,05 triliun hingga kuartal III 2014. Beban usaha naik menjadi Rp209,73 miliar pada kuartal III 2014. Perseroan mengalami kenaikan beban keuangan terutama bunga menjadi Rp735,43 miliar. Namun perseroan menurunkan kerugian atas selisih kurs menjadi Rp92,25 miliar hingga kuartal III 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp778,33 miliar.
Per 30 September 2014, total pinjaman ( debt ) Perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang US Dollar diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya adalah sebesar Rp13,5 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp9,64triliun. Dengan saldo kas yang mencapai Rp584 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp12,924 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp9.06 triliun.
“Kami telah menyelesaikan 1.774 site telekomunikasi build-to-suitbaru selama sembilan bulan di tahun ini. Angka pertumbuhan ini hampir setara dengan pertumbuhan site yang dicapai di tahun penuh 2013. Di kuartal ini, kami juga menandatangani perjanjian penukaran saham dengan PT Telkom atas saham di PT Dayamitra Telekomunikasi yang akan mempererat hubungan kami dengan Telkom,” kata CEO Tower Bersama Infrastruktur Hardi Wijaya Liong.
Menyadari pentingnya menjadi mitra bagi masyarakat dan lingkungan setempat, Perseroan mengalokasikan sumber daya untuk mendukung dan memperkuat Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR). Perseroan memiliki empat pilar program CSR yaitu pendidikan, kesehatan, lingkungan dan budaya. Untuk pendidikan dan kesehatan, Perseroan menyasar masyarakat dari kalangan bawah dan kurang mampu, khususnya anak-anak dan perempuan.
Di pilar pendidikan (Bangun Cerdas Bersama), Perseroan bekerja sama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) mendirikan Rumah Belajar TBIG pada 2012. Rumah Belajar ini menjadi sarana pendidikan bagi anak-anak putus sekolah di daerah Manggarai, Jakarta Selatan. Dengan kurikulum berbasis Diknas, berkolaborasi dengan BINUS sebagai penyedia kurikulum dan sertifikat, Rumah Belajar ini merupakan upaya community development TBIG sebagai bentuk kepedulian TBIG terhadap pendidikan berkualitas bagi anakanak Indonesia.
Layanan pendidikan paket C ini mengakomodir 180 anak putus sekolah yang ada tidak hanya diperuntukkan bagi siswa Rumah Belajar TBIG tapi juga untuk siswa sekolah regular yang berasal dari keluarga pra sejahtera. Pilar kesehatan (Bangun Sehat Bersama), Perseroan bekerjasama dengan Rumah Zakat meluncurkan Mobil Kesehatan Keliling TBIG untuk melayani wilayah yang masih minim akses pelayanan kesehatan, terutama ibu hamil dan balita.
Empat Mobil Kesehatan Keliling TBIG yang beroperasi di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung dilengkapi dengan perlengkapan medis yang memadai sekaligusDokter untuk menunjang pelayanan yang diberikan. Dokter di Mobil Kesehatan Keliling TBIG ini akan memberikan pelayanan cek kesehatan bagi ibu hamil, balita, dan lansia, USG untuk ibu hamil, penyuluhan perilaku hidup bersih & sehat, edukasi pencegahan penyakit, pemberian obat, dan pemberian makanan tambahan balita.
Pada 2013, Perseroan juga berpartisipasi dalam Bhakti Kesra Nusantara (Bhakesra) 2013 bekerjasama dengan Kementrian Kesejahteraan Rakyat dan TNI AL sebagai upaya mengetahui kondisi wilayah Republik Indonesia dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pulaupulau terluar dan terpencil. Mobil Kesehatan TBIG berkeliling ke Padang, Pulau Siberut, Pulau Sipora, dan Pulau Tello.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap Batik dan salah satu bentuk CSR di pilar Kebudayaan (Bangun Budaya Bersama), Perseroan meluncurkan Rumah Batik TBIG pada 2013 lalu. Rumah yang ditujukan pembinaan dan pemberdayaan batik ini dibangun di Desa Wiradesa, Pekalongan yang ditujukan untuk membantu pendidikan buruh batik menjadi pengrajin dan pengusaha profesional.
Diharapkan dari Rumah Batik ini lahir desain-desain batik terbaru yang kelak produknya dipasarkan dalam wadah Koperasi Masyarakat Batik TBIG yang dikelola secara swadaya oleh anak didik Rumah Batik TBIG. Untuk memancing ketertarikan generasi muda dalam mendesain dan memaknai batik, Perseroan juga mengadakan lomba desain batik untuk pelajar, masyarakat, dan pengrajin.
Dalam siaran pers Mei 2014, tercantum informasi bahwa Perseroan mendapatkan penghargaan dari Mu-seum Rekor Indonesia (MURI) yaitu “Batik Corak Baru Hasil Pengembangan Logo Perusahaan” untuk motif batik TBIG. Penghargaan ini diberikan atas keberhasilan Perseroan mendorong pengrajin batik dari 17 kota di Indonesia untuk menciptakan motif baru hasil pengembangan logo perusahaan mereka.
Mulai dari Aceh, Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, Manado, dan Jayapura. Program Batik TBIG ini mendapatkan The Highly Commended Program for the Telecommunications Category dalam ajang Asia Pacific Sabre Awards 2013.
“Program ini merupakan bentuk totalitas dan kepedulian yang diberikan perusahaan terhadap pelayanan kepada seluruh stakeholders dan kepedulian terhadap kemajuan bangsa,” kata Presiden Direktur PT Tower Bersama Infrastructure Tbk Herman Setya Budi.
Di pilar lingkungan (Bangun Hijau Bersama), Perseroan berkomitmen menyediakan program pelestarian lingkungan hidup seperti penyediaan air bersih dan akses air minum sehat bagi warga di daerah kumuh dan masyarakat di sekitar lokasi tower TBIG.
Hal ini sebagai bentuk dukungan pelestarian lingkungan hidup seperti yang dicanangkan dalam program Millenium Development Goals.
Ema Malini
Sejak operator telekomunikasi menjual menara BTS-nya dan mulai menyewa, limpahan berkah tercurah bagi perusahaan penyedia menara BTS salah satunya PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Hingga saat ini infrastruktur perseroan telah menjangkau pulau Jawa, Bali, Sumatera, dan Batam. Perseroan juga tengah memperluas jangkauan layanan ke wilayah Kalimantan dan Sulawesi. Ekspansi ini merupakan bagian dari upaya perseroan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam hal penggelaran jaringan, perluasan jangkauan, maupun peningkatan kapasitas jaringan.
Berdasarkan kebutuhan tersebut, pembangunan infrastruktur difokuskan pada area pusat kota, bisnis, perumahan ,dan pembangunan tempat tinggal. Juga jalan-jalan utama di Jawa, Bali, Sumatera, dan Batam serta memperluas infrastruktur tower dan Distributed Antenna System (DAS) ke Kalimantan dan Sulawesi. Dengan pemanfaatan teknologi terbaru dalam industri telekomunikasi, Perseroan berupaya meningkatkan kualitas solusi-solusi layanan bagi pelanggan.
Layanan infrastruktur yang dilakukan mencakup penyewaan tower dan DAS bagi Operator seluler melalui solusi build-to-suit dan collocation. Perseroan juga menyediakan akses untuk operator telekomunikasi ke jaringan Repeater dan In Building System (IBS) sehingga dapat memancarkan jaringan sistem telekomunikasi di pusat perbelanjaan dan gedung perkantoran di daerahdaerah perkotaan.
Sebagai salah satu perusahaan menara independen terkemuka, Perseroan memiliki 18.802 penyewaan dan 11.686 site telekomunikasi per 30 September 2014. Site telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 10.623 menara telekomunikasi, 967 shelter-only, dan 96 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 17.739, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,67.
Dilansir dari laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) November lalu, Perseroan membukukan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk naik 38% menjadi Rp1,13 triliun hingga kuartal III/2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp824 miliar. Pendapatan juga mengalami kenaikan 24,37 % pada kuartal III/2014 menjadi Rp2,43 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,95 triliun.
Beban pokok pendapatan naik menjadi Rp375,37 miliar pada kuartal III/ 2014 dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp281,97 miliar. Pertumbuhan juga terjadi pada laba kotor sebesar 22,90 % menjadi Rp2,05 triliun hingga kuartal III 2014. Beban usaha naik menjadi Rp209,73 miliar pada kuartal III 2014. Perseroan mengalami kenaikan beban keuangan terutama bunga menjadi Rp735,43 miliar. Namun perseroan menurunkan kerugian atas selisih kurs menjadi Rp92,25 miliar hingga kuartal III 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp778,33 miliar.
Per 30 September 2014, total pinjaman ( debt ) Perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang US Dollar diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya adalah sebesar Rp13,5 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp9,64triliun. Dengan saldo kas yang mencapai Rp584 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp12,924 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp9.06 triliun.
“Kami telah menyelesaikan 1.774 site telekomunikasi build-to-suitbaru selama sembilan bulan di tahun ini. Angka pertumbuhan ini hampir setara dengan pertumbuhan site yang dicapai di tahun penuh 2013. Di kuartal ini, kami juga menandatangani perjanjian penukaran saham dengan PT Telkom atas saham di PT Dayamitra Telekomunikasi yang akan mempererat hubungan kami dengan Telkom,” kata CEO Tower Bersama Infrastruktur Hardi Wijaya Liong.
Menyadari pentingnya menjadi mitra bagi masyarakat dan lingkungan setempat, Perseroan mengalokasikan sumber daya untuk mendukung dan memperkuat Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR). Perseroan memiliki empat pilar program CSR yaitu pendidikan, kesehatan, lingkungan dan budaya. Untuk pendidikan dan kesehatan, Perseroan menyasar masyarakat dari kalangan bawah dan kurang mampu, khususnya anak-anak dan perempuan.
Di pilar pendidikan (Bangun Cerdas Bersama), Perseroan bekerja sama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) mendirikan Rumah Belajar TBIG pada 2012. Rumah Belajar ini menjadi sarana pendidikan bagi anak-anak putus sekolah di daerah Manggarai, Jakarta Selatan. Dengan kurikulum berbasis Diknas, berkolaborasi dengan BINUS sebagai penyedia kurikulum dan sertifikat, Rumah Belajar ini merupakan upaya community development TBIG sebagai bentuk kepedulian TBIG terhadap pendidikan berkualitas bagi anakanak Indonesia.
Layanan pendidikan paket C ini mengakomodir 180 anak putus sekolah yang ada tidak hanya diperuntukkan bagi siswa Rumah Belajar TBIG tapi juga untuk siswa sekolah regular yang berasal dari keluarga pra sejahtera. Pilar kesehatan (Bangun Sehat Bersama), Perseroan bekerjasama dengan Rumah Zakat meluncurkan Mobil Kesehatan Keliling TBIG untuk melayani wilayah yang masih minim akses pelayanan kesehatan, terutama ibu hamil dan balita.
Empat Mobil Kesehatan Keliling TBIG yang beroperasi di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung dilengkapi dengan perlengkapan medis yang memadai sekaligusDokter untuk menunjang pelayanan yang diberikan. Dokter di Mobil Kesehatan Keliling TBIG ini akan memberikan pelayanan cek kesehatan bagi ibu hamil, balita, dan lansia, USG untuk ibu hamil, penyuluhan perilaku hidup bersih & sehat, edukasi pencegahan penyakit, pemberian obat, dan pemberian makanan tambahan balita.
Pada 2013, Perseroan juga berpartisipasi dalam Bhakti Kesra Nusantara (Bhakesra) 2013 bekerjasama dengan Kementrian Kesejahteraan Rakyat dan TNI AL sebagai upaya mengetahui kondisi wilayah Republik Indonesia dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pulaupulau terluar dan terpencil. Mobil Kesehatan TBIG berkeliling ke Padang, Pulau Siberut, Pulau Sipora, dan Pulau Tello.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap Batik dan salah satu bentuk CSR di pilar Kebudayaan (Bangun Budaya Bersama), Perseroan meluncurkan Rumah Batik TBIG pada 2013 lalu. Rumah yang ditujukan pembinaan dan pemberdayaan batik ini dibangun di Desa Wiradesa, Pekalongan yang ditujukan untuk membantu pendidikan buruh batik menjadi pengrajin dan pengusaha profesional.
Diharapkan dari Rumah Batik ini lahir desain-desain batik terbaru yang kelak produknya dipasarkan dalam wadah Koperasi Masyarakat Batik TBIG yang dikelola secara swadaya oleh anak didik Rumah Batik TBIG. Untuk memancing ketertarikan generasi muda dalam mendesain dan memaknai batik, Perseroan juga mengadakan lomba desain batik untuk pelajar, masyarakat, dan pengrajin.
Dalam siaran pers Mei 2014, tercantum informasi bahwa Perseroan mendapatkan penghargaan dari Mu-seum Rekor Indonesia (MURI) yaitu “Batik Corak Baru Hasil Pengembangan Logo Perusahaan” untuk motif batik TBIG. Penghargaan ini diberikan atas keberhasilan Perseroan mendorong pengrajin batik dari 17 kota di Indonesia untuk menciptakan motif baru hasil pengembangan logo perusahaan mereka.
Mulai dari Aceh, Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, Manado, dan Jayapura. Program Batik TBIG ini mendapatkan The Highly Commended Program for the Telecommunications Category dalam ajang Asia Pacific Sabre Awards 2013.
“Program ini merupakan bentuk totalitas dan kepedulian yang diberikan perusahaan terhadap pelayanan kepada seluruh stakeholders dan kepedulian terhadap kemajuan bangsa,” kata Presiden Direktur PT Tower Bersama Infrastructure Tbk Herman Setya Budi.
Di pilar lingkungan (Bangun Hijau Bersama), Perseroan berkomitmen menyediakan program pelestarian lingkungan hidup seperti penyediaan air bersih dan akses air minum sehat bagi warga di daerah kumuh dan masyarakat di sekitar lokasi tower TBIG.
Hal ini sebagai bentuk dukungan pelestarian lingkungan hidup seperti yang dicanangkan dalam program Millenium Development Goals.
Ema Malini
(ars)