Cumulonimbus Awan Pengganggu Penerbangan

Senin, 29 Desember 2014 - 11:43 WIB
Cumulonimbus Awan Pengganggu Penerbangan
Cumulonimbus Awan Pengganggu Penerbangan
A A A
JAKARTA - Apa penyebab hilangnya pesawat AirAsia QZ 8501, masih menjadi misteri. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan terdapat awan tebal berjenis cumulonimbus pada rute pesawat yang membawa 155 penumpang tersebut.

“Area kawasan rute penerbangan berawan dan banyak awan sepanjang rute. Ada awan cumulonimbus dan awan-awan jenis lain,” ujar Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan dan Maritim BMKG Syamsul Huda kemarin. Pengamat penerbangan Alvin Lie menyatakan cumulonimbus merupakan jenis awan aktif yang mengandung listrik dan es.

“Yang jelas itu membuat penerbangan sangat tidak nyaman dan risikonya bisa menghambat penerbangan,” ujarnya kepada KORAN SINDO kemarin. Menurutnya, cumulonimbus bukan hal luar biasa yang ditemui para pilot di Indonesia. Semua pilot, lanjut Alvin, pasti pernah berhadapan dengan cumulonimbus, apalagi di kawasan tropis dan dekat dengan wilayah garis khatulistiwa seperti Indonesia.

Belum lagi saat ini sedang musim hujan. Saat menghadapi cumulonimbus, pilot harus menghindarinya dengan mengubah arah penerbangan atau menaikkan ketinggian. Tapi, sebelum mengubah, pilot harus mendapatkan persetujuan dari air traffic control (ATC) terlebih dahulu. “Persetujuaan dari ATC itu tujuannya untuk memastikan bahwa perubahan arah atau ketinggian tidak mengganggu penerbangan lain,” tegasnya.

Alvin mengungkapkan awan cumulonimbus bisa dilihat dengan mata telanjang, jadi pilot bisa melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan ATC untuk mendapat persetujuan pengubahan arah atau ketinggian. Mantan pilot itu juga menjelaskan, jika tak bisa menghindar dan bertabrakan dengan awan cumulonimbus, pesawat akan mengalami ketidaknyamanan penerbangan.

“Kandungan listrik dan es di awan tersebut akan menyebabkan kerusakan pada mesin pesawat,” sebut Alvin. Dia enggan berspekulasi mengenai penyebab hilangnya Air- Asia QZ 86501. “Saya tidak mau memberikan apa penyebabnya karena belum tahu di mana keberadaannya,” ujar dia.

Mula akmal/ Helmi syarif
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6809 seconds (0.1#10.140)