Mencipta Kunci Pas di Luar Angkasa
A
A
A
Terbayangkah sebelumnya bahwa di luar angkasa sana, yang jaraknya jutaan kilometer dari bumi, manusia dapat membuat salah satu perkakas guna menunjang kinerjanya? Teknologi membuat segalanya menjadi nyata.
Adalah astronot Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)/NASA yang baru-baru ini menjadi saksi akan penemuan teknologi. Astronot NASA mampu membuat salah satu perkakas, yakni kunci pas, dengan menggunakan teknologi printer tiga dimensi (printer 3-D).
Dalam dunia astronot atau luar angkasa, inilah pertama kalinya perangkat keras “di-email” ke luar angkasa. NASA merespons permintaan Komandan ISS Barry Wilmore untuk sebuah soket tang. Sebelumnya, jika astronot meminta item spesifik, mereka mesti menunggu selama sebulan hingga pesawat pengantar reguler mendarat. Printer 3-D, yang dikembangkan Made in Space (MIS), akhirnya membantu menyediakan keperluan astronot lebih cepat dari sebuat roket sekalipun.
Mike Chen, pendiri MIS, menjelaskan, begitu mendengar permintaan Wilmore dari radio, perusahaannya langsung mendesain alat itu sesuai permintaan dalam CAD dan mengirimkan langsung. “Soket kunci pas yang baru kami kembangkan adalah obyek pertama yang kami desain di bumi dan dikirim secara digital ke luar angkasa.
Itu juga menjadi hasil akhir dari eksperimen pertama kami sebuah urutan 21 print yang dibuat bersama sebagai peralatan pertama dan obyek yang pernah dibuat di permukaan bumi. 21 obyek lainnya didesain sebelum printer 3-D dikirim ke stasiun luar angkasa pada September menggunakan pesawat pengangkut SpaceX Dragon,” ujar Chen. Di luar angkasa, astronot NASA yang dikomandani Wilmore memasang printer di ISS pada 17 November.
Pada 25 November, Wilmore menggunakan mesin untuk membuat objek pertama. NASA mengatakan kemampuan printer 3-D akan membantu astrononot memiliki kemandirian lebih di masa depan dalam mengarungi misi luar angkasa yang panjang. Kabar baik ini juga disambut positif sejumlah analis bidang sains.
Salah satunya David Shukman, editor sainsBBC. Menurut Shukman, jika sebuah printer 3-D bisa membantu mencipta sesuatu yang bermanfaat seperti halnya peralatan di luar angkasa, maka memungkinkan untuk pembuatan peralatan lain. Mungkin saja spare parts, komponen, perlengkapan lain. MIS, sebagai perusahaan di balik terciptanya printer tersebut, tengah mengembangkan kemungkinan lain.
Salah satu yang ditunggu-tunggu dari model sebuah model bisnis start-up dari Lembah Silicon tersebut adalah ideide besar, sebagaimana selama ini sudah banyak tercipta. Salah satunya rencana mengirim mesin pembuat 3-D yang lebih besar ke orbit tahun depan. “Ambisi NASA atau badan luar angkasa lainnya adalah agar rutin mengirim permintaan ke Stasiun Luar Angkasa Nasional dan untuk menjangkau obyek yang bisa diproduksi,” tutur Shukman.
Shukman menambahkan, setidaknya untuk saat ini, astronot yang tengah berada dalam ruangan ISS merasa senang. Mereka kini tak lagi khawatir. Sebab, mereka bisa langsung membuat kunci pas baru, misalnya, dalam hitungan kurang dari satu jam.
Ide NASA Dirancang Tahun Lalu
Ide meluncurkan printer 3-D ke luar angkasa sendiri dirancang NASA pada tahun lalu. Tujuannya adalah membantu para astronot memproduksi spare part dan peralatan-peralatan lain dalam keadaan nol gravitasi. NASA juga mempertimbangkan aspek efisiensi. Jika printer 3-D sukses, itu akan membantu mengurangi beban biaya untuk misi-misi yang akan datang.
“Bayangkan seorang astronot perlu memperbaiki peranti hidup-matinya dalam ISS,” ujar Chief Executive MIS Aaron Kemmer, saat ide awal pengiriman printer 3-D, September 2013 silam, dikutip BBC. Ide membuat alat sendiri di luar angkasa bisa jadi terinspirasi peristiwa 1970. Waktu itu 13 astronot Apollo berhasil membuat sendiri filter karbon dioksida menggunakan bungkus plastik.
“Jika Anda menginginkan bisa beradaptasi, Anda harus bisa mendesain dan membuat saat terbang, dan itulah printer 3-D diperlukan di ruang angkasa,” kata Direktur Mesin Pusat Penelitian NASA, Ames, Dave Korsmeyer. Sejumlah uji coba menjelang peluncuran juga dilakukan NASA.
Salah satunya dengan satelit printer 3-D kecil yang bisa diluncurkan dari ISS dan kemudian mengirimkan data ke bumi. NASA ingin memastikan proyek tersebut dapat berjalan maksimal saat pelaksanaan. Cara kerja printer 3-D sendiri cukup rumit. Alat ini akan membangun obyek lapis demi lapis dengan menggunakan material polimer. Dalam perkembangannya, lelehan laser titanium dan bubuk nikel-chromium kini lebih sering digunakan untuk membuat komponen yang lebih kuat.
Sugeng wahyudi
Adalah astronot Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)/NASA yang baru-baru ini menjadi saksi akan penemuan teknologi. Astronot NASA mampu membuat salah satu perkakas, yakni kunci pas, dengan menggunakan teknologi printer tiga dimensi (printer 3-D).
Dalam dunia astronot atau luar angkasa, inilah pertama kalinya perangkat keras “di-email” ke luar angkasa. NASA merespons permintaan Komandan ISS Barry Wilmore untuk sebuah soket tang. Sebelumnya, jika astronot meminta item spesifik, mereka mesti menunggu selama sebulan hingga pesawat pengantar reguler mendarat. Printer 3-D, yang dikembangkan Made in Space (MIS), akhirnya membantu menyediakan keperluan astronot lebih cepat dari sebuat roket sekalipun.
Mike Chen, pendiri MIS, menjelaskan, begitu mendengar permintaan Wilmore dari radio, perusahaannya langsung mendesain alat itu sesuai permintaan dalam CAD dan mengirimkan langsung. “Soket kunci pas yang baru kami kembangkan adalah obyek pertama yang kami desain di bumi dan dikirim secara digital ke luar angkasa.
Itu juga menjadi hasil akhir dari eksperimen pertama kami sebuah urutan 21 print yang dibuat bersama sebagai peralatan pertama dan obyek yang pernah dibuat di permukaan bumi. 21 obyek lainnya didesain sebelum printer 3-D dikirim ke stasiun luar angkasa pada September menggunakan pesawat pengangkut SpaceX Dragon,” ujar Chen. Di luar angkasa, astronot NASA yang dikomandani Wilmore memasang printer di ISS pada 17 November.
Pada 25 November, Wilmore menggunakan mesin untuk membuat objek pertama. NASA mengatakan kemampuan printer 3-D akan membantu astrononot memiliki kemandirian lebih di masa depan dalam mengarungi misi luar angkasa yang panjang. Kabar baik ini juga disambut positif sejumlah analis bidang sains.
Salah satunya David Shukman, editor sainsBBC. Menurut Shukman, jika sebuah printer 3-D bisa membantu mencipta sesuatu yang bermanfaat seperti halnya peralatan di luar angkasa, maka memungkinkan untuk pembuatan peralatan lain. Mungkin saja spare parts, komponen, perlengkapan lain. MIS, sebagai perusahaan di balik terciptanya printer tersebut, tengah mengembangkan kemungkinan lain.
Salah satu yang ditunggu-tunggu dari model sebuah model bisnis start-up dari Lembah Silicon tersebut adalah ideide besar, sebagaimana selama ini sudah banyak tercipta. Salah satunya rencana mengirim mesin pembuat 3-D yang lebih besar ke orbit tahun depan. “Ambisi NASA atau badan luar angkasa lainnya adalah agar rutin mengirim permintaan ke Stasiun Luar Angkasa Nasional dan untuk menjangkau obyek yang bisa diproduksi,” tutur Shukman.
Shukman menambahkan, setidaknya untuk saat ini, astronot yang tengah berada dalam ruangan ISS merasa senang. Mereka kini tak lagi khawatir. Sebab, mereka bisa langsung membuat kunci pas baru, misalnya, dalam hitungan kurang dari satu jam.
Ide NASA Dirancang Tahun Lalu
Ide meluncurkan printer 3-D ke luar angkasa sendiri dirancang NASA pada tahun lalu. Tujuannya adalah membantu para astronot memproduksi spare part dan peralatan-peralatan lain dalam keadaan nol gravitasi. NASA juga mempertimbangkan aspek efisiensi. Jika printer 3-D sukses, itu akan membantu mengurangi beban biaya untuk misi-misi yang akan datang.
“Bayangkan seorang astronot perlu memperbaiki peranti hidup-matinya dalam ISS,” ujar Chief Executive MIS Aaron Kemmer, saat ide awal pengiriman printer 3-D, September 2013 silam, dikutip BBC. Ide membuat alat sendiri di luar angkasa bisa jadi terinspirasi peristiwa 1970. Waktu itu 13 astronot Apollo berhasil membuat sendiri filter karbon dioksida menggunakan bungkus plastik.
“Jika Anda menginginkan bisa beradaptasi, Anda harus bisa mendesain dan membuat saat terbang, dan itulah printer 3-D diperlukan di ruang angkasa,” kata Direktur Mesin Pusat Penelitian NASA, Ames, Dave Korsmeyer. Sejumlah uji coba menjelang peluncuran juga dilakukan NASA.
Salah satunya dengan satelit printer 3-D kecil yang bisa diluncurkan dari ISS dan kemudian mengirimkan data ke bumi. NASA ingin memastikan proyek tersebut dapat berjalan maksimal saat pelaksanaan. Cara kerja printer 3-D sendiri cukup rumit. Alat ini akan membangun obyek lapis demi lapis dengan menggunakan material polimer. Dalam perkembangannya, lelehan laser titanium dan bubuk nikel-chromium kini lebih sering digunakan untuk membuat komponen yang lebih kuat.
Sugeng wahyudi
(bbg)