Pengganti KSAL Harus Bervisi World Class Navy
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah diminta selektif dalam memilih pengganti Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Marsetio yang memasuki masa pensiun pada Desember 2014.
Sosok pemberani, tegas, mampu berkoordinasi dengan berbagai matra dan instansi, serta memiliki visi world class navy sangat diperlukan untuk membangun TNI AL yang disegani. Pengamat militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati menilai, KSAL yang baru harus memiliki kualifikasi intelektualitas sekaligus pengalaman komando yang mumpuni.
“TNI AL sudah dibangun dengan visi world class navy. Nah , penggantinya harus bisa melanjutkan sebaik beliau (Marsetio) lakukan,” ungkap dia di Jakarta kemarin. Selain membutuhkan dukungan anggaran, regulasi, prajurit yang profesional, serta komponen tenaga pendidik yang mumpuni, wanita yang akrab disapa Nuning ini menyatakan, untuk membangun TNI AL yang tangguh juga membutuhkan kepala staf yang berpengalaman.
Sayangnya, mantan anggota Komisi I DPR ini enggan menyebutkan siapa yang layak untuk posisi ini. Menurut Nuning, nama tersebut harus dipilih dengan objektif sesuai kapabilitasnya. KSAL yang pasti harus paham hukum, ranah komando, dan ancaman kedaulatan. KSAL juga harus dekat degan prajurit serta punya kepiawaian berkoordinasi dengan matra lain, termasuk Polri dan imigrasi.
“Lebih baik lagi yang Adhi Makayasa yang berprestasi. Apalagi sekarang lagi gencar penindakan illegal fishing. Maka itu, harus KSAL yang tegas, berani, tetapi tetap menghormati aturan hukum baik hukum di negara ini maupun internasional,” paparnya. Seperti diketahui, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko telah mengajukan empat nama calon KSAL.
Dari empat nama tersebut, tiga di antaranya perwira tinggi (pati) bintang tiga. Mereka adalah Wakil KSAL Laksamana Madya Didit Herdiawan, Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinator Keamanan Laut (Bakorkamla) Laksamana Madya DA Mamahit, dan Kasum TNI Laksamana Madya Ade Supandi.
Sayangnya, Panglima TNI tidakmau menyebutkan satu calon KSAL lain yang merupakan pati bintang dua. Menurut Moeldoko, proses pemilihan calon KSAL diseleksi secara ketat melalui Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti). Selanjutnya nama-nama tersebut diajukan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sucipto
Sosok pemberani, tegas, mampu berkoordinasi dengan berbagai matra dan instansi, serta memiliki visi world class navy sangat diperlukan untuk membangun TNI AL yang disegani. Pengamat militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati menilai, KSAL yang baru harus memiliki kualifikasi intelektualitas sekaligus pengalaman komando yang mumpuni.
“TNI AL sudah dibangun dengan visi world class navy. Nah , penggantinya harus bisa melanjutkan sebaik beliau (Marsetio) lakukan,” ungkap dia di Jakarta kemarin. Selain membutuhkan dukungan anggaran, regulasi, prajurit yang profesional, serta komponen tenaga pendidik yang mumpuni, wanita yang akrab disapa Nuning ini menyatakan, untuk membangun TNI AL yang tangguh juga membutuhkan kepala staf yang berpengalaman.
Sayangnya, mantan anggota Komisi I DPR ini enggan menyebutkan siapa yang layak untuk posisi ini. Menurut Nuning, nama tersebut harus dipilih dengan objektif sesuai kapabilitasnya. KSAL yang pasti harus paham hukum, ranah komando, dan ancaman kedaulatan. KSAL juga harus dekat degan prajurit serta punya kepiawaian berkoordinasi dengan matra lain, termasuk Polri dan imigrasi.
“Lebih baik lagi yang Adhi Makayasa yang berprestasi. Apalagi sekarang lagi gencar penindakan illegal fishing. Maka itu, harus KSAL yang tegas, berani, tetapi tetap menghormati aturan hukum baik hukum di negara ini maupun internasional,” paparnya. Seperti diketahui, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko telah mengajukan empat nama calon KSAL.
Dari empat nama tersebut, tiga di antaranya perwira tinggi (pati) bintang tiga. Mereka adalah Wakil KSAL Laksamana Madya Didit Herdiawan, Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinator Keamanan Laut (Bakorkamla) Laksamana Madya DA Mamahit, dan Kasum TNI Laksamana Madya Ade Supandi.
Sayangnya, Panglima TNI tidakmau menyebutkan satu calon KSAL lain yang merupakan pati bintang dua. Menurut Moeldoko, proses pemilihan calon KSAL diseleksi secara ketat melalui Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti). Selanjutnya nama-nama tersebut diajukan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sucipto
(bbg)