Kapolri Baru dari Bintang Tiga

Rabu, 24 Desember 2014 - 13:40 WIB
Kapolri Baru dari Bintang Tiga
Kapolri Baru dari Bintang Tiga
A A A
JAKARTA - Kapolri baru pengganti Jenderal Pol Sutarman harus berasal dari jenderal bintang tiga. Pakar hukum pidana Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMY) Chairul Huda mengatakan, sosok ideal yang bisa menggantikan Sutarman sebagai kapolri adalah mereka yang sudah berpangkat jenderal bintang tiga.

Jangan sampai, ujarnya, jenderal bintang dua dinaikkan ke bintang tiga lalu naik menjadi kapolri.“Ini tidak bisa ditawar. Kalau ada yang loncat-loncat bintangnya, ini dampaknya akan buruk bagi kepolisian. Ini harus didorong karena rentang karier ini penting,” ungkap Chairul Huda kepada KORAN SINDOdi Jakarta kemarin.

Dia menyebut bintang tiga di kepolisian yang cukup layak menggantikan Sutarman di antaranya Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti, Kabareskrim Komjen Pol Suhardi Alius, Kalemdikpol Komjen Pol Budi Gunawan, dan Kabarhakam Komjen Pol Putut Eko Bayuseno. Lebih lanjut Chairul Huda mengatakan, salah satu yang harus menjadi prioritas kapolri baru adalah meningkatkan profesionalisme Polri.

Dalam hal profesionalisme, institusi kepolisian masih dirasa belum maksimal. Dengan perbaikan profesionalisme, kepercayaan masyarakat kepada kepolisian pun akan lebih baik. “Tentu, kapolri mendatang harus dapat membawa Polri menjadi semakin profesional,” paparnya.

Pengamat hukum tata negara Universitas Khairun, Ternate, Margarito Kamis menilai, hal paling pokok yang harus dimiliki kapolri adalah kredibilitas mental. Siapa pun orangnya akan membawa institusi kepolisian ke arah yang lebih baik jika memiliki kredibilitas mental yang hebat. “Ini tidak bisa ditawar. Harus ada pada kapolri yang baru. Ini cara untuk mengupayakan kembalinya kepercayaan publik atas kinerja kepolisian,” sebutnya.

Kapolri juga haruslah sosok yang tahu betul masalah dasar di kepolisian dan masalah penegakan hukum misalnya bagaimana menangani kasus. “Itulah yang paling penting. Selebihnya bisa dibicarakan selanjutnya. Soal anggaran bisa dibicarakan,” ujarnya. Menurut Margarito, kepolisian merupakan organisasi yang bergantung dengan pucuk pimpinannya.

Jika pimpinannya bagus, tentu akan berpengaruh pada anak buahnya. Dia mengusulkan ada reorganisasi terkait pemberantasan korupsi. Menurut dia, Dirtipikor yang hanya bagian kecil dari Bareskrim belum maksimal melakukan pemberantasan. Kepolisian dapat membuat detasemen khusus penanganan kasus korupsi.

Dita angga
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4149 seconds (0.1#10.140)