PPP Sambut Baik Tawaran MUI
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Djan Faridz, Dimyati Natakusumah menyambut baik tawaran Ketua Umum MUI yang hendak menjadi penengah islah di PPP.
"Pak Din orang baik. Alhamdulillah dan diterima dengan baik sebagai penengah. Di internal (penengah) Mbah Moen kalau di eksternal ya alim ulama," kata Dimyati di kesempatan yang sama.
Menurut Dimyati, islah itu sangat bagus dan baik difasilitasi oleh MUI, bahkan ada juga PBNU dan Muhammadiyah yang mau jadi penengah.
Oleh karena itu, diharapkan semua pihak mengislahkan PPP, bagaimana caranya secara masing-masing untuk menyadarkan pertikaian ini.
"Karena pengadilan memakan waktu lama, PPP tidak bisa mengambil dana pembinana parpol, DPC saling ancam dan pecat, gasak gesek gosok, Kiblatnya sama, kok bertikai," jelasnya.
Dimyati juga mengatakan, baik kepengurusan kubu Djan Faridz maupun kubu Romahurmuziy (Romi) keduanya sah.
Meskipun kubu Romi mendapatkan SK pengesahan dari Menkum HAM, tapi proses peradilan di PTUN juga masih berjalan sehingga, kedua kubu jalan di tempat.
"Ini solutif yang baik supaya islah, Romi tidak bisa berjalan, tidak bisa maju, harus islah," tegasnya.
Terkait dengan Pilkada, sambung Dimyati, jalan tengahnya adalah kedua belah pihak menandatangani surat pengajuan calon kepala daerah sehingga, adil.
"Harus cepat, islah, satukan dulu lepaskan ego pribadi. Misalnya saya waketum, dia juga waketum, ini kepentingan agama," pungkasnya.
"Pak Din orang baik. Alhamdulillah dan diterima dengan baik sebagai penengah. Di internal (penengah) Mbah Moen kalau di eksternal ya alim ulama," kata Dimyati di kesempatan yang sama.
Menurut Dimyati, islah itu sangat bagus dan baik difasilitasi oleh MUI, bahkan ada juga PBNU dan Muhammadiyah yang mau jadi penengah.
Oleh karena itu, diharapkan semua pihak mengislahkan PPP, bagaimana caranya secara masing-masing untuk menyadarkan pertikaian ini.
"Karena pengadilan memakan waktu lama, PPP tidak bisa mengambil dana pembinana parpol, DPC saling ancam dan pecat, gasak gesek gosok, Kiblatnya sama, kok bertikai," jelasnya.
Dimyati juga mengatakan, baik kepengurusan kubu Djan Faridz maupun kubu Romahurmuziy (Romi) keduanya sah.
Meskipun kubu Romi mendapatkan SK pengesahan dari Menkum HAM, tapi proses peradilan di PTUN juga masih berjalan sehingga, kedua kubu jalan di tempat.
"Ini solutif yang baik supaya islah, Romi tidak bisa berjalan, tidak bisa maju, harus islah," tegasnya.
Terkait dengan Pilkada, sambung Dimyati, jalan tengahnya adalah kedua belah pihak menandatangani surat pengajuan calon kepala daerah sehingga, adil.
"Harus cepat, islah, satukan dulu lepaskan ego pribadi. Misalnya saya waketum, dia juga waketum, ini kepentingan agama," pungkasnya.
(sms)