Strategi Penyamaran Agen CIA Bocor

Selasa, 23 Desember 2014 - 11:25 WIB
Strategi Penyamaran...
Strategi Penyamaran Agen CIA Bocor
A A A
WASHINGTON - Taktik dan strategi penyamaran yang dilakukan agen rahasia Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) dibocorkan situs peretas WikiLeaks. Penyamaran CIA itu menggunakan dokumen palsu agar para agen CIA dapat melintas perbatasan internasional, termasuk di negara-negara Eropa.

Dua dokumen rahasia yang bocor itu tertulis pada 2011 dan 2012 dengan status rahasia dan “NOFORN”. Status “NOFORN” berarti dokumen itu tidak boleh dibagikan kepada lembaga intelijen yang menjadi aliansi AS. Secara garis besar, dokumen itu memaparkan sejumlah strategi para agen rahasia untuk menghindari pemeriksaan kedua di bandara dan perbatasan.

Beberapa strategi CIA di antaranya larangan untuk tidak membeli tiket perjalanan secara tunai sebelum terbang. Tip lainnya meminta para agen CIA agar tidak terlihat kusut dan berantakan ketika terbang dengan paspor diplomatik.

“Dalam salah satu insiden selama transit di salah satu bandara Eropa pada pagi hari, petugas keamanan memeriksa agen rahasia CIA dalam pemeriksaan kedua atau pemeriksaan tambahan,” tulis salah satu dokumen rahasia CIA seperti diungkap WikiLeaks pada Minggu (21/12) waktu setempat, dikutip AFP.

“Meskipun para petugas keamanan tidak memberikan alasan, hanya karena agen CIA menggunakan pakaian kasual yang tidak sesuai dengan kelayakan pemilik paspor diplomatik.” Selain itu, ada juga agen CIA yang membawa tas besar tidak lolos pemeriksaan dengan alat pendeteksi logam.

Tas itu terbukti positif membawa bahan peledak. Selama proses interogasi lebih lanjut, ternyata dia berdalih terlibat dalam pelatihan kontraterorisme di AS. Agen rahasia itu pun diperbolehkan melanjutkan perjalanannya.

“Penyamaran yang konsisten, terlatih dengan baik dan memberikan alasan yang masuk akal merupakan hal yang penting untuk menghindari pemeriksaan kedua dan kritis untuk mempertahankan (alasan) itu,” demikian bunyi taktik penyamaran CIA.

Dalam penyataannya, WikiLeaks mempertanyakan kenapa agen rahasia CIA itu diperbolehkan melanjutkan perjalanan dengan membawa bahan peledak? WikiLeaks juga mencurigai kenapa petugas keamanan bandara sangat percaya dengan alasan yang diungkapkan agen rahasia CIA tentang pelatihan kontraterorisme?

Dokumen CIA lainnya menyebut tentang “Kajian Schengen” yang mengungkapkan upaya keamanan dengan biometrik yang diterapkan beberapa negara Eropa bagi pemegang paspor AS. Schengen merupakan jaringan 22 negara yang tidak perlu lagi menunjukkan paspor.

CIA menyebut sistem itu menjadi “ancaman identitas” karena mereka semakin sulit untuk bepergian dengan dokumen palsu. Sistem keamanan Uni Eropa yang baru itu semakin mempersulit para agen CIA. Dalam pandangan pendiri WikiLeaks, Julian Assange, dokumen- dokumen CIA itu menunjukkan kalau CIA memang melaksanakan spionase di Eropa.

“CIA juga melakukan penculikan dari beberapa negara Uni Eropa, termasuk Italia dan Swedia selama pemerintahan mantan Presiden George W Bush,” kata Assange, dikutip AFP. Dia juga menuding, bocoran data CIA itu menunjukkan pemerintahan Presiden AS Barack Obama juga masih melakukan infiltrasi ke perbatasan Uni Eropa.

”CIA melakukan operasi rahasia di beberapa anggota Uni Eropa,” kata Assange. Selanjutnya, CIA juga meminta para agen rahasianya memperhatikan beberapa hal, seperti membawa tas bagasi terlalu besar, membawa laptop , isi bagasi tidak tertata rapi, dan kamera beresolusi tinggi.

Para agen intelijen CIA juga harus memperhatikan kemampuan bahasa penumpang, umur, penampilan dan latar belakang yang menjadi faktor utama dalam pemeriksaan kedua. CIA juga meminta para agennya agar memerhatikan fokus pemeriksaan di masing-masing bandara.

Misalnya ketika di bandara Meksiko, biasanya petugas akan memeriksa pemegang paspor Venezuela yang tidak mampu berbahasa Spanyol. Di bandara Irak, petugas akan memeriksa penumpang Kurdi dengan aksen Iran dan Turki. Di Bandara Ben Gurion, Israel, petugas akan memeriksa detail pria yang bepergian sendiri.

Sedangkan di Jepang, petugas akan memeriksa anak muda dari negara Barat karena diduga sebagai kurir narkotika. Bagaimana dengan taktik penyamaran di Bandara Soekarno- Hatta, Indonesia? CIA meminta para agennya untuk memperhatikan nama-nama yang masuk dalam daftar cekal atau pantau Direktorat Jenderal Imigrasi di Bandara Internasional Soekarno- Hatta di Jakarta.

CIA mengungkapkan, mayoritas orang yang masuk daftar cekal adalah warga Indonesia yang terlibat skandal korupsi dan kejahatan keuangan. CIA juga menulis kalau Bandara Soekarno-Hatta juga identik dengan imigran ilegal dari Afghanistan dan Iran.

Andika hendra m
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7693 seconds (0.1#10.140)