Megawati Paling Dominan Pengaruhi Jokowi

Senin, 22 Desember 2014 - 12:54 WIB
Megawati Paling Dominan...
Megawati Paling Dominan Pengaruhi Jokowi
A A A
JAKARTA - Elite partai politik (parpol) pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai memberikan pengaruhnya terhadap pembentukan kabinet dan penentuan kebijakan pemerintah.

Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dinilai sebagai sosok yang paling dominan dalam memberi pengaruh. Kesimpulan itu berdasarkan hasil survey yang dirilis Cyrus Network diJakarta kemarin. Responden yang mengatakan Megawati sebagai tokoh yang paling banyak memengaruhi kebijakan Jokowi mencapai 83%.

Setelah itu publik yang setuju Jusuf Kalla (JK) paling berpengaruh 72,8%, Surya Paloh 49,1%, Wiranto 35,7%, Muhaimin Iskandar 25,8%. Selain elite parpol, Luhut Panjaitan jugadinilaiikutmemengaruhiJokowi, yakni 21,9%. ”Tapi anehnya, 68% responden tidak setuju jika dikatakan Jokowi adalah presiden boneka,” ujar CEO Cyrus Network Hasan Nasbi saat memaparkan hasil survei dengan tajuk ”Rating Penilaian Publik terhadap Kinerja Pemerintahan Jokowi- JK” kemarin.

Hasan menilai, kedepan Jokowi-JK mendapatkan tantangan besar jika hanya mengandalkan dukungan publik, sedangkan dukungan politiknya sangat lemah. Menurutnya, dukungan politik juga mesti diraih karena dalam proses pembuatan kebijakan, Presiden tidak sendiri. ”Ini kan baru tiga bulan, publik masih memberi kesempatan. Semakin lama toleransi publik terhadap pemerintahan Jokowi- JK akan makin berkurang,” terangnya.

Menurut Hasan, posisi politik Jokowi dalam pemerintahan sangat lemah. Di samping dukungan parlemen yang minim, Jokowi juga tidak memiliki peran kontrol dalam partai. Di partai pengusungnya, PDIP, yang memiliki peran kontrol adalah Megawati. JK pun demikian, tidak memiliki peran kontrol di partai pengusungnya.

”(Presiden) SBY yang dulu punya peran kontrol di Partai Demokrat saja bisa dikerjain, apalagi kalau tak punya peran kontrol di partai,” katanya. Karena bukan pengendali partai, Jokowi-JK tidak memiliki posisi tawar yang kuat dalam menentukan kebijakan yang menyangkut koalisi. ”Jika Jokowi- JK reshuffle kabinet, partai pengusung kabinet itu bisa menarik diri dan bisa melemahkan pemerintahan,” ucapnya.

Survei ini dilakukan pada 1-7 Desember2014denganmelibatkan 1.220 responden di 122 desa di 33 provinsi. Wawancara dilakukan dengan tatap muka. Tingkat kepercayaan survei 95% dengan margin of error 3,1%. Sementara dukungan publik terhadap pemerintahan Jokowi- JK pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) masih kuat meski mulai turun.

”Meski 57% responden menyatakan menolak kebijakan kenaikan BBM, 70% responden tetap yakin pemerintahan Jokowi-JK akan membawa perbaikan dan kesejahteraan bagi rakyat,” kata Hasan. Hasan memaparkan, 54,9% responden mengaku menjadi pemilih Jokowi-JK pada pemilu presiden (pilpres) lalu.

”Kini 52,7% responden masih memilih Jokowi-JK jika pilpres dilakukan bulan ini, elektabilitasnya hanya turun 2%,” kata Hasan. Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno tidak membantah hasil survei Cyrus Network tersebut. Justru dia mengaku heran mengapa hanya 83% publik yang menilai kebijakan Jokowi dipengaruhi elite partai di sekitarnya.

Menurutnya, Megawati, JK, dan Surya Paloh memang merumuskan bersama program Nawacita dengan Jokowi. ”Visi kita sebagai parpol pendukung pemerintah memang adalah Nawacita,” kata Hendrawan kemarin. Menurut dia, pengaruh Megawati kepada Jokowi hal yang wajar karena dia diusung PDIP, partai yang dipimpin Megawati.

Adapun Surya Paloh juga merupakan Ketua Umum DPP Partai NasDem yang juga parpol pertama yang bergabung mengusung Jokowi. Sementara JK merupakan wakil presiden yang kesemuanya memiliki kesamaan platform. ”Jadi memang sangat dipengaruhi oleh para elite tersebut, tapi bukan dalam artian ditekan ya,” ujarnya.

Khoirul muzakki/Kiswondari
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5735 seconds (0.1#10.140)