Meraup Untung dari Bisnis Ikan Hias

Senin, 22 Desember 2014 - 11:19 WIB
Meraup Untung dari Bisnis Ikan Hias
Meraup Untung dari Bisnis Ikan Hias
A A A
Potensi perikanan Indonesia memang tidak pernah habis, salah satunya ikan hias. Stok ikan hias laut di Perairan Indonesia diprediksi mencapai 3 miliar ekor, dengan potensi lestari sekitar 1,5 miliar. Jika hal ini diberdayakan, bisnis ikan hias akan sangat menguntungkan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menggalakan komersialisasi sektor kelautan dan perikanan, termasuk industri ikan hias nasional. Permintaan pasar yang terus meningkat membuat sektor ikan hias menjadi bisnis yang menjanjikan.

Salah satu caranya adalah membentuk sentra-sentra ikan hias nasional di berbagai daerah. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sedang giat mendorong pelaku usaha ikan hias Indonesia menjadi pemain utama di dunia. Maka dari itu, perlu ada strategi agar ikan hias menjadi pemain utama.

Hal itu diungkapkan Susi saat berdialog dengan pelaku ikan hias di Jakarta, Selasa (11/11). “Saya sering menjumpai orang Indonesia yang pintar dalam menangani permasalahan perikanan, khususnya ikan hias,” ujarnya.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) Achmad Poernomo dalam acara Rekreasi Edukasi Informasi Komunikasi Konservasi dan Atraksi Ikan Hias (REIKKA) di Depok (6/11) mengatakan, pada Desember 2014 kali pertama Indonesia mengekspor ikan hias botia ke Singapura sebanyak 10.000 ekor atau senilai Rp40 juta.

Selain Singapura, Achmad mengungkapkan, ikan hias asal Indonesia telah diekspor ke Eropa, Amerika, Thailand, Yordania, Iran, Kuwait, Jerman, India, Aljazair, Italia, dan Rusia. Pertumbuhan kinerja ekspor ikan hias dari tahun 1996–2013 mencapai 62,46%. Komoditas ikan hias Indonesia diklaim mampu bersaing hingga masuk ke pasar Eropa dan Timur Tengah.

“Ikan hias Indonesia yang sudah merambah pasar luar negeri di antaranya terumbu karang, clownfish, kepe, butterflyfish. Adapun, ikan hias tetra yakni 60%,” terang Achmad. Achmad menjelaskan, salah satu contoh ikan hias yang spesial dimiliki oleh Indonesia adalah ikan pelangi. Sebab, ikan ini hanya ditemukan di Madagaskar, Australia, Papua Nugini, dan Indonesia yaitu di Provinsi Papua Barat dan Sulawesi.

Ikan pelangi di dunia terdiri dari 76 jenis, ikan pelangi asal Papua yaitu kurumoi (Melanotaenia parva) memiliki warna yang sangat indah. Kepopuleran membuat ikan pelangi diperjualbelikan di luar negeri. Potensi ekspor ikan hias, lanjut dia, masih sangat terbuka. Dari 1.100 spesies ikan hias air tawar yang ada di dunia, 400 spesies di antaranya berasal dari Indonesia.

Indonesia juga memiliki 650 spesies ikan hias laut, membuat Indonesia sebagai produsen ikan hias terbesar di dunia. Wilayah yang berpotensi memiliki ikan hias adalah Laut Cina Selatan, Samudera Hindia, Laut Makasar & Laut Flores, Teluk Tomini & Laut Halmahera, serta Laut Banda. Sejak tahun 2013 Indonesia masuk dalam tiga besar pengekspor ikan hias terbesardidunia.

Komoditas yang dikirim ke luar negeri itu meliputi ikan hias dan kerang hias. Saat ini keduanya mempunyai prospek yang bagus. Bahkan, Indonesia bisa mengalahkan Singapura yang sebelumnya menguasai pasar ikan hias dan sebagai negara eksportir terbesar.

“Singapura terpuruk karena krisis Eropa. Bahan baku untuk perawatan dan pembudidayaan ikan hias juga mahal di sana. Saat ini Singapura justru melakukan investasi ikan hias di Indonesia,” jelas Suhana, anggota Tim Penyusun Roadmap Kelautan dan Perikanan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Menurut dia, awalnya Indonesia mengekspor ikan hias ke Singapura, kemudian Singapura melakukan re-ekspor ke Eropa.

“Namun mulai dari tahun 2010, ada perubahan orientasi pasar. Indonesia tidak lagi mengekspor ke Singapura, melainkan ke China. Kemudian China yang akan melakukan re-ekspor ke Eropa dan Amerika. Sejak berlakunya CAPTA, budi daya ikan hias di Singapura berkurang,” ujarnya kepada KORAN SINDOkemarin.

Pemerintah, melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan, ingin mengekspor ikan hias hingga mencapai nilai Rp354 miliar. Suhana menilai target tersebut sangat memungkinkan, bahkan bisa melebihi. Namun, ada beberapa halhal yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan itu.

“Pemerintah harus memberikan pembekalan atau pembinaan kepada para petani pembudi daya ikan hias. Kemudian, berdiplomasi ke negara tujuan ekspor yang akan memberikan pemasukan devisa negara,” jelas dosen Departemen Ekonomi dan Politik Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini. Menurut Awan, penjual ikan hias yang ditemui di Tempat Promosi Hasil Perikanan (TPHP) Cengkareng, akhirakhir ini penjualan ikan hias untuk masyarakat sendiri mengalami penurunan.

“Potensi pasar ikan hias cukup baik. Namun, naiknya harga BBM juga memengaruhi biaya modal usaha ini,” kata Awan yang memiliki salah satu kios ikan hias di TPHP Cengkareng. Awan mengungkapkan, dirinya saat ini dapat menjual ikan hias ke daerah luar Jawa contohnya Aceh dan Bangka.

Benih-benih ikan yang didapatkan pun berasal dari berbagai macam daerah seperti Parung dan Tulungagung. Walaupun sekarang peminat ikan hias berkurang, ia masih dapat mendapatkan pendapatan sekitar Rp50 juta per bulan.

Dina Angelina
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6023 seconds (0.1#10.140)