Jelang Natal, Tiket KA Habis Terjual
A
A
A
JAKARTA - Animo masyarakat untuk merayakan momen Natal dan Tahun Baru sangat tinggi. Antusiasme itu terlihat dari membeludaknya pengguna jasa angkutan kereta api (KA).
Tiket tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah ludes terjual. Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 1 Agus Komarudin menuturkan, diperkirakan terjadi peningkatan jumlah penumpang pada libur Natal tahun ini hingga 40% dibandingkan tahun lalu. Pada 2013 total volume penumpang sebanyak 453.711 orang, sedangkan 2014 diprediksi naik jadi 473.542 penumpang.
“Peningkatan penumpang ini karena dibarengi dengan liburan anak sekolah,” ujar Agus kemarin. Dia menjelaskan, tiket kereta kelas ekonomi yang berangkat dari Stasiun Senen untuk keberangkatan 20-31 Desember 2014 sudah habis terjual. Berdasarkan catatan KAI, tiket tujuan Jateng dan Jatim memang paling banyak diburu. Adapun untuk tujuan Cirebon dan Bandung masih tersedia sekitar 10%.
“Khusus tiket kereta kelas eksekutif yang berangkat dari Stasiun Gambir masih ada. Termasuk tujuan Jateng dan Jatim, masih tersisa sekitar 2%,” katanya. Agus menjelaskan, pemesanan tiket kereta dapat dilakukan 90 hari sebelum keberangkatan. Namun menjelang keberangkatan umumnya ada penumpang yang membatalkan keberangkatannya.
Dengan demikian ada kursi kosong lagi yang bisa dipesan calon penumpang. Dia mengimbau masyarakat agar selalu memantau kondisi tiket di website KAI untuk memesan tiket. “Jadi sebetulnya tiket terus dijual,” katanya. Menyambut Natal dan Tahun Baru 2015, Daop 1 KAI telah menyediakan 7 KA tambahan dengan total 3.666 kursi, yakni KA Argo Lawu, Argo Dwipangga, Argo Jati, Cirebon Ekspres, dan Kutojaya Utara.
Semua kereta tambahan itu telah dijual sejak 30 November lalu. “Hingga kini tiket untuk kereta tambahan masih dijual. Belum ada tambahan lagi,” ujarnya. Direktur Institut Studi Transportasi (Instan) Darmaningtyas menuturkan, masyarakat Indonesia lazim memanfaatkan memon liburan hari besar keagamaan atau tahun baru untuk mudik dan mengunjungi tempat-tempat wisata. Kebutuhan kereta semakin tinggi seiring pelayanan yang diberikan PT KAI.
Menurutnya, hingga kini untuk perjalanan jarak jauh, angkutan massal menjadi idola masyarakat. “Selain harga tiket cukup terjangkau, tingkat keamanan lebih baik ketimbang menggunakan kendaraan pribadi,” ujarnya. Sementara itu, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali memprediksi tingkat hunian hotel diPulau Dewata rata-rata melonjak hingga 25% pada libur Natal dan Tahun Baru 2015.
Meski demikian, lonjakan tersebut diprediksi tidak merata dan hanya terjadi di sejumlah hotel yang berada di kawasan wisata favorit, di antaranya Kuta, Nusa Dua, dan Ubud. “Sekarang memang kelihatan hunian melonjak karena banyak kedatangan wisatawan domestik dan mancanegara, tetapi jumlah kamar yang tersedia juga terlalu banyak. Bisa terjadi kenaikan (hunian) di beberapa tempat, sedangkan yang lain mungkin biasa-biasa saja,” kata Sekretaris PHRI Bali Perry Markus.
Dia menjelaskan bahwa diprediksi jumlah kamar dari akomodasi yang terdaftar di PHRI Bali mencapai sekitar 80.000 kamar. Banyaknya wisatawan yang ingin menghabiskan libur panjang di Pulau Dewata juga memengaruhi harga kamar yang terjadi di sejumlah hotel. Apalagi saat ini banyak akomodasi wisata baik melati dan hotel berbintang yang bersaing baik dari segi pelayanan dan fasilitas hingga menyangkut persaingan harga.
Seperti diketahui, bisnis perhotelan yang menjamur di Bali tak hanya hotel dengan kelas berbintang dan telah lama berdiri, tetapi juga budgethotel atau hotel dengan harga terjangkau dengan fasilitas yang hampir sama dengan hotel berbintang yang kini marak berdiri.
“Untuk tetap dapat menarik tamu yang menginap, setiap pengusaha perhotelan menerapkan sejumlah kiat (promo) seperti memberikan nilai tambah atau memberikan bonus (penawaran menarik) dalam memberikan fasilitas hotel,” katanya.
Ilham safutra/ant
Tiket tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah ludes terjual. Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 1 Agus Komarudin menuturkan, diperkirakan terjadi peningkatan jumlah penumpang pada libur Natal tahun ini hingga 40% dibandingkan tahun lalu. Pada 2013 total volume penumpang sebanyak 453.711 orang, sedangkan 2014 diprediksi naik jadi 473.542 penumpang.
“Peningkatan penumpang ini karena dibarengi dengan liburan anak sekolah,” ujar Agus kemarin. Dia menjelaskan, tiket kereta kelas ekonomi yang berangkat dari Stasiun Senen untuk keberangkatan 20-31 Desember 2014 sudah habis terjual. Berdasarkan catatan KAI, tiket tujuan Jateng dan Jatim memang paling banyak diburu. Adapun untuk tujuan Cirebon dan Bandung masih tersedia sekitar 10%.
“Khusus tiket kereta kelas eksekutif yang berangkat dari Stasiun Gambir masih ada. Termasuk tujuan Jateng dan Jatim, masih tersisa sekitar 2%,” katanya. Agus menjelaskan, pemesanan tiket kereta dapat dilakukan 90 hari sebelum keberangkatan. Namun menjelang keberangkatan umumnya ada penumpang yang membatalkan keberangkatannya.
Dengan demikian ada kursi kosong lagi yang bisa dipesan calon penumpang. Dia mengimbau masyarakat agar selalu memantau kondisi tiket di website KAI untuk memesan tiket. “Jadi sebetulnya tiket terus dijual,” katanya. Menyambut Natal dan Tahun Baru 2015, Daop 1 KAI telah menyediakan 7 KA tambahan dengan total 3.666 kursi, yakni KA Argo Lawu, Argo Dwipangga, Argo Jati, Cirebon Ekspres, dan Kutojaya Utara.
Semua kereta tambahan itu telah dijual sejak 30 November lalu. “Hingga kini tiket untuk kereta tambahan masih dijual. Belum ada tambahan lagi,” ujarnya. Direktur Institut Studi Transportasi (Instan) Darmaningtyas menuturkan, masyarakat Indonesia lazim memanfaatkan memon liburan hari besar keagamaan atau tahun baru untuk mudik dan mengunjungi tempat-tempat wisata. Kebutuhan kereta semakin tinggi seiring pelayanan yang diberikan PT KAI.
Menurutnya, hingga kini untuk perjalanan jarak jauh, angkutan massal menjadi idola masyarakat. “Selain harga tiket cukup terjangkau, tingkat keamanan lebih baik ketimbang menggunakan kendaraan pribadi,” ujarnya. Sementara itu, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali memprediksi tingkat hunian hotel diPulau Dewata rata-rata melonjak hingga 25% pada libur Natal dan Tahun Baru 2015.
Meski demikian, lonjakan tersebut diprediksi tidak merata dan hanya terjadi di sejumlah hotel yang berada di kawasan wisata favorit, di antaranya Kuta, Nusa Dua, dan Ubud. “Sekarang memang kelihatan hunian melonjak karena banyak kedatangan wisatawan domestik dan mancanegara, tetapi jumlah kamar yang tersedia juga terlalu banyak. Bisa terjadi kenaikan (hunian) di beberapa tempat, sedangkan yang lain mungkin biasa-biasa saja,” kata Sekretaris PHRI Bali Perry Markus.
Dia menjelaskan bahwa diprediksi jumlah kamar dari akomodasi yang terdaftar di PHRI Bali mencapai sekitar 80.000 kamar. Banyaknya wisatawan yang ingin menghabiskan libur panjang di Pulau Dewata juga memengaruhi harga kamar yang terjadi di sejumlah hotel. Apalagi saat ini banyak akomodasi wisata baik melati dan hotel berbintang yang bersaing baik dari segi pelayanan dan fasilitas hingga menyangkut persaingan harga.
Seperti diketahui, bisnis perhotelan yang menjamur di Bali tak hanya hotel dengan kelas berbintang dan telah lama berdiri, tetapi juga budgethotel atau hotel dengan harga terjangkau dengan fasilitas yang hampir sama dengan hotel berbintang yang kini marak berdiri.
“Untuk tetap dapat menarik tamu yang menginap, setiap pengusaha perhotelan menerapkan sejumlah kiat (promo) seperti memberikan nilai tambah atau memberikan bonus (penawaran menarik) dalam memberikan fasilitas hotel,” katanya.
Ilham safutra/ant
(bbg)