Pegawai Bappenas hingga Karyawan Katering

Minggu, 21 Desember 2014 - 13:41 WIB
Pegawai Bappenas hingga...
Pegawai Bappenas hingga Karyawan Katering
A A A
Meski bergelut dengan berbagai kesibukan sebagai eksekutif dan profesional, banyak pekerja kantoran yang musikalitasnya tak kalah dari musisi profesional yang beken dan punya nama besar di industri hiburan.

Bagi para pekerja kantoran ini, bermusik adalah bentuk ekspresi yang tidak bisa dan tidak boleh ditinggalkan sesibuk apa pun rutinitas yang sedang dijalani. Pesatnya perkembangan musik indie di Indonesia melahirkan banyak musisi dan karya besar. Berbeda dengan musisi profesional, para musisi indie ini tidak menjadikan kegiatan bermusik mereka sebagai tumpuan mencari nafkah, tetapi lebih sebagai hobi.

Namun kualitas karya mereka tidak bisa dianggap remeh. Para musisi indie ini biasanya membuat grup atau band sendiri sekadar untuk ngejam session di studio latihan secara rutin atau tampil di sejumlah event musik indie. Ada pula yang rutin manggung di kafe-kafe.

Di antara para musisi indie di Indonesia ada Find Band yang eksis sejak 2009. Band yang digawangi Harbud (vokalis), Amo (lead guitar), Ivey (rhythm guitar), Didit (drum), dan Radit (bas) ini terbentuk melalui pertemanan. Sebagian besar personelnya tinggal di Kota Depok, Jawa Barat.

“Ada yang memang teman nongkrong sejak lama, ada juga yang memang bertemu karena kesamaan hobi bermusik,” papar Ivey. Dia menyebutkan, setiap personel Find Band memiliki pekerjaan berbeda. Ivey bekerja di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Amo berprofesi sebagai guru seni budaya di sebuah SMP di kawasan Parung, Didit adalah karyawan sebuah perusahaan katering, sedangkan Radit merupakan account officer di sebuah badan perkreditan rakyat (BPR).

“Nama Find dipilih untuk menggambarkan perjalanan band kami dalam mengukuhkan jati diri dalam memperkenalkan warna musik ciri khas kami agar bisa dengan mudah diterima masyarakat,” urai Ivey. Find Band kini telah merilis album mini indie berjudul Masih Mencintai yang dipromosikan melalui sejumlah stasiun radio dan komunitas musisi indie. Mereka pernah tampil di beberapa stasiun radio di Ponorogo, Bone, dan Solo.

Pada 2009, salah satu lagu mereka dipromosikan melalui ring back tone (RBT). Karena kesibukan pekerjaan para personelnya, Find Band sempat vakum dan kembali eksis pada awal 2013. Ivey mengaku, hal paling membanggakandalambermusik adalah saat tampil membawakan lagu mereka sendiri. Find Band kini sedang mempersiapkan album kedua yang akan diluncurkan tahun depan.

“Dalam promosi, kami dibantu teman-teman yang mempunyai jaringan ke stasiun- stasiun radio. Kami juga memanfaatkan jaringan komunitas musik indie yang tersebar luas dan mengandalkan kesempatan manggung di event-event pentas musik indie,” ungkapnya.

Menurut dia, ciri khas musik indie di antaranya ada pada segi pembiayaan. Musisinya membiayai sendiri semua proses yang merekalakukan, mulaidari pembuatan album hingga promosi. Mereka sangat independen dalam bermusik. Amo, personellain Find Band, mengaku ada kepuasan tersendiribermainmusikindie. Mereka bebas memainkan genre musik mulai rock, ska hingga melayu.

Bahkan mereka bisa bereksperimen meramu semua jenis musik dalam satu komposisi. Kebebasan total dalam bermusik dan berekspresi inilah yang membuat ngeband menjadi menu “selingan wajib” setiap akhir pekan para personel Find Band di sela-sela pekerjaan utama mereka.

Islahuddin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0618 seconds (0.1#10.140)