Festival UMKM Buka Akses Pasar
A
A
A
MANADO - Festival Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) yang resmi dibuka kemarin pagi di Manado, Sulawesi Utara (Sulut), diharapkan mampu membuka akses pasar lokal, nasional, dan internasional.
“Kami melihat potensi Manado yang luar biasa dan kami yakini sektor UMKM mampu berperan penting dalam perekonomian daerah maupun secara nasional, terutama di Manado” ujar Direktur Mitra Usaha Rakyat (MUR) BTPN Mulia Salim. Menurut dia, Manado nantinya akan menjadi fokus utama pengembangan UMKM untuk wilayah Indonesia timur.
“Kami memahami UMKM tak hanya membutuhkan akses finansial, tetapi juga pelatihan dan pendampingan. Itulah yang ingin kami tunjukkan melalui festival ini untuk membuka akses pasar bagi para pelaku UMKM,” paparnya. BTPN, lanjut dia, memiliki program untuk menggapai itu semua melalui program Daya yang didesain dengan konsep pengembangan secara terstruktur dan berkesinambungan untuk meningkatkan kapasitas usaha dan kualitas hidup pelaku UMKM.
Sementara itu, Asisten Deputi Urusan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Willem H Pasaribu menilai festival ini mampu memberi asa bagi perkembangan sektor UMKM di tengah tantangan diberlakukannya kawasan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). “Kegiataniniharusdiapresiasi dandibuatberkelanjutan. Karena selain membuka akses pasar bagi para pelaku UMKM kita, juga sekaligus mendorong untuk pertumbuhannya,” ujarnya.
Di sisi lain, Wali Kota Manado Vicky Lumentut mengemukakan, kegiatan ini positif dan produnia UMKM. Langkah ini diharapkan dapat mendongkrak perekonomian di wilayahnya. Selain itu dia memberikan dukungan penuh pengembangan UMKM yang ada di Kota Manado.
Pembukaan festival ini ditandai dengan pemukulan tetengkoreng oleh Direktur MUR BTPN Mulia Salim, Asisten Deputi Urusan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Willem H Pasaribu, Wali Kota Manado Vicky Lumentut, wakil dari Kementerian Koperasi dan UKM, serta Kepala Bank Indonesia Sulut Luctor Tapiheru dan Direktur Utama www.sindonews.com Sururi Alfaruq.
Dari pantauan hingga malam kemarin, suasana festival terlihat ramai. Warga Manado terlihat antusias untuk melakukan transaksi pada hasil kerajinan tangan milik para pengusaha binaan Pemerintah Kota (Pemkot) Manado dan BTPN.
“Beberapa stan yang saya datangi ternyata menarik dan sudah amat dikenal dunia internasional. Misalnya kerajinan rumah kayu Woloan yang dikerjakan oleh UD Queen, ada juga Klapertaart milik Christine. Harganya bersaing dan kualitasnya sangat baik,” tutur John Budiman, salah satu pengunjung, yang juga dosen tetap di Universitas Sam Ratulangi Manado. Dia juga menyebutkan kegiatan seperti ini harus menjadi agenda rutin dari pemerintah untuk memajukan produk daerah dan makin dikenal warga sendiri sebelum dijual ke luar daerah ataupun ke luar negeri.
“Saya rencananya akan membawa keluarga dan meminta tanggapan mereka tentang rumah baru kami,” ujarnya melihat ke salah satu miniatur rumah kayu Woloan yang ikut dipamerkan. Komentar senada dikatakan Beatrix Umboh. Warga Kecamatan Mapanget itu menilai festival ini menjadi tempat mendapatkan beragam kebutuhan jelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru nanti.
“Penganan asli Manado, pia kreepek pisang dan ubi, serta kue kering, menjadi target belanjaan saya. Banyak ibu-ibu yang memborong kue di sini,” katanya. Christine Sumangkut, pemilik Christine Klappertaart, juga tak kalah antusias dengan festival yang digelar BTPN, Pemkot Manado, dan www.sindonews. com tersebut.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi saya sebagai pemilik usaha. Saya kira ini adalah prospek yang baik bagi usaha kami,” ujar Christine.
Donaldkarow/ Graceywakary/ Stenlysajow
“Kami melihat potensi Manado yang luar biasa dan kami yakini sektor UMKM mampu berperan penting dalam perekonomian daerah maupun secara nasional, terutama di Manado” ujar Direktur Mitra Usaha Rakyat (MUR) BTPN Mulia Salim. Menurut dia, Manado nantinya akan menjadi fokus utama pengembangan UMKM untuk wilayah Indonesia timur.
“Kami memahami UMKM tak hanya membutuhkan akses finansial, tetapi juga pelatihan dan pendampingan. Itulah yang ingin kami tunjukkan melalui festival ini untuk membuka akses pasar bagi para pelaku UMKM,” paparnya. BTPN, lanjut dia, memiliki program untuk menggapai itu semua melalui program Daya yang didesain dengan konsep pengembangan secara terstruktur dan berkesinambungan untuk meningkatkan kapasitas usaha dan kualitas hidup pelaku UMKM.
Sementara itu, Asisten Deputi Urusan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Willem H Pasaribu menilai festival ini mampu memberi asa bagi perkembangan sektor UMKM di tengah tantangan diberlakukannya kawasan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). “Kegiataniniharusdiapresiasi dandibuatberkelanjutan. Karena selain membuka akses pasar bagi para pelaku UMKM kita, juga sekaligus mendorong untuk pertumbuhannya,” ujarnya.
Di sisi lain, Wali Kota Manado Vicky Lumentut mengemukakan, kegiatan ini positif dan produnia UMKM. Langkah ini diharapkan dapat mendongkrak perekonomian di wilayahnya. Selain itu dia memberikan dukungan penuh pengembangan UMKM yang ada di Kota Manado.
Pembukaan festival ini ditandai dengan pemukulan tetengkoreng oleh Direktur MUR BTPN Mulia Salim, Asisten Deputi Urusan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Willem H Pasaribu, Wali Kota Manado Vicky Lumentut, wakil dari Kementerian Koperasi dan UKM, serta Kepala Bank Indonesia Sulut Luctor Tapiheru dan Direktur Utama www.sindonews.com Sururi Alfaruq.
Dari pantauan hingga malam kemarin, suasana festival terlihat ramai. Warga Manado terlihat antusias untuk melakukan transaksi pada hasil kerajinan tangan milik para pengusaha binaan Pemerintah Kota (Pemkot) Manado dan BTPN.
“Beberapa stan yang saya datangi ternyata menarik dan sudah amat dikenal dunia internasional. Misalnya kerajinan rumah kayu Woloan yang dikerjakan oleh UD Queen, ada juga Klapertaart milik Christine. Harganya bersaing dan kualitasnya sangat baik,” tutur John Budiman, salah satu pengunjung, yang juga dosen tetap di Universitas Sam Ratulangi Manado. Dia juga menyebutkan kegiatan seperti ini harus menjadi agenda rutin dari pemerintah untuk memajukan produk daerah dan makin dikenal warga sendiri sebelum dijual ke luar daerah ataupun ke luar negeri.
“Saya rencananya akan membawa keluarga dan meminta tanggapan mereka tentang rumah baru kami,” ujarnya melihat ke salah satu miniatur rumah kayu Woloan yang ikut dipamerkan. Komentar senada dikatakan Beatrix Umboh. Warga Kecamatan Mapanget itu menilai festival ini menjadi tempat mendapatkan beragam kebutuhan jelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru nanti.
“Penganan asli Manado, pia kreepek pisang dan ubi, serta kue kering, menjadi target belanjaan saya. Banyak ibu-ibu yang memborong kue di sini,” katanya. Christine Sumangkut, pemilik Christine Klappertaart, juga tak kalah antusias dengan festival yang digelar BTPN, Pemkot Manado, dan www.sindonews. com tersebut.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi saya sebagai pemilik usaha. Saya kira ini adalah prospek yang baik bagi usaha kami,” ujar Christine.
Donaldkarow/ Graceywakary/ Stenlysajow
(ars)