Jerman Kembangkan Prototipe Vaksin Ebola
A
A
A
FRANKFURT - Jerman berhasil membuat prototipe vaksin yang efektif menangkal ebola. Prototipe yang disebut FX06 itu sudah diujicobakan kepada seorang dokter Uganda yang terinfeksi ebola.
Hasilnya, FX06 berhasil menyelamatkan sang dokter dari kematian. Sebenarnya tim dokter dari Frankfurt sudah mengumumkan percobaan penggunaan FX06 sejak awal November silam. Prototipe yang dipublikasi dalam jurnal medis terkemuka The Lancet ini awalnya dibuat hanya untuk menghentikan perdarahan. Namun baru kali inilah Jerman mengumumkan secara resmi penggunaan prototipe ini untuk kasus ebola.
Seorang dokter laki-laki asal Uganda berusia 38 tahun yang diterbangkan ke Frankfurt dari Sierra Leone menjadi orang pertama yang berhasil sembuh dengan prototipe ini. Dokter yang sebelumnya menunjukkan ciriciri terinfeksi ebola seperti kegagalan paru-paru, ginjal, serta perdarahan berhasil mengelak dari kematian setelah tiga hari menjalani perawatan menggunakan prototipe FX06.
The Lancet menyebutkan sebelum memberikan prototipe FX06 para dokter sudah mendapat otoritas khusus dari komite etik rumah sakit untuk memberikan prototipe tersebut. “Meskipun pasien sangat kritis, nyatanya dia masih mampu memproduksi antibodi dan membersihkan virus dengan pertahanan tubuhnya,” kata Timo Wolf juru bicara University Hospital Frankfurt seperti dikutip AFP .
Prototipe ini sebelumnya telah diuji pada seekor tikus laboratorium yang terinfeksi virus dengue serta telah diujicobakan terhadap 234 pasien di Eropa. Namun pengujian ini bukan untuk menilai keefektifan FX06 untuk ebola, melainkan untuk menilai potensinya dalam membatasi kerusakan jaringan jantung setelah serangan jantung.
Kombinasi FX06 dan perawatan intensif obat inilah yang ternyata membantu pasien dokter Uganda dalam menstabilkan dan memulihkan sejumlah organ tubuhnya yang sebelumnya rusak karena virus ebola. Para dokter yang menangani kasus ini memaparkan bahwa setelah periode observasi 30 hari, tidak ada jejak ebola ditemukan dalam darahnya. Sang dokter pun sudah diperbolehkan tinggal bersama keluarganya.
Sayangnya prototipe FX06 ini tidak selalu menunjukkan keberhasilan. Tak lama setelah kasus dokter Uganda ini selesai, seorang pasien ebola lainnya yang sudah mengalami perdarahan akut gagal diselamatkan, padahal rumah sakit di Leipzig sudah memberinya FX06. Para dokter di Jerman mengatakan kegagalan ini tidak bisa dijadikan acuan bahwa prototipe FX06 gagal.
Setidaknya keberhasilan FX06 dalam kasus pertama juga harus dipertimbangkan dan diuji kembali karena mungkin dengan pengembangan yang baik para dokter akan mampu menemukan vaksin ebola yang benar-benar efektif.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus ebola sudah menjangkit lebih dari 18.600 orang dengan korban tewas lebih dari 6.900, sebagian besar korban berasal dari negaranegara Afrika Barat, yakni Guinea, Liberia, dan Sierra Leone.
Rini agustina
Hasilnya, FX06 berhasil menyelamatkan sang dokter dari kematian. Sebenarnya tim dokter dari Frankfurt sudah mengumumkan percobaan penggunaan FX06 sejak awal November silam. Prototipe yang dipublikasi dalam jurnal medis terkemuka The Lancet ini awalnya dibuat hanya untuk menghentikan perdarahan. Namun baru kali inilah Jerman mengumumkan secara resmi penggunaan prototipe ini untuk kasus ebola.
Seorang dokter laki-laki asal Uganda berusia 38 tahun yang diterbangkan ke Frankfurt dari Sierra Leone menjadi orang pertama yang berhasil sembuh dengan prototipe ini. Dokter yang sebelumnya menunjukkan ciriciri terinfeksi ebola seperti kegagalan paru-paru, ginjal, serta perdarahan berhasil mengelak dari kematian setelah tiga hari menjalani perawatan menggunakan prototipe FX06.
The Lancet menyebutkan sebelum memberikan prototipe FX06 para dokter sudah mendapat otoritas khusus dari komite etik rumah sakit untuk memberikan prototipe tersebut. “Meskipun pasien sangat kritis, nyatanya dia masih mampu memproduksi antibodi dan membersihkan virus dengan pertahanan tubuhnya,” kata Timo Wolf juru bicara University Hospital Frankfurt seperti dikutip AFP .
Prototipe ini sebelumnya telah diuji pada seekor tikus laboratorium yang terinfeksi virus dengue serta telah diujicobakan terhadap 234 pasien di Eropa. Namun pengujian ini bukan untuk menilai keefektifan FX06 untuk ebola, melainkan untuk menilai potensinya dalam membatasi kerusakan jaringan jantung setelah serangan jantung.
Kombinasi FX06 dan perawatan intensif obat inilah yang ternyata membantu pasien dokter Uganda dalam menstabilkan dan memulihkan sejumlah organ tubuhnya yang sebelumnya rusak karena virus ebola. Para dokter yang menangani kasus ini memaparkan bahwa setelah periode observasi 30 hari, tidak ada jejak ebola ditemukan dalam darahnya. Sang dokter pun sudah diperbolehkan tinggal bersama keluarganya.
Sayangnya prototipe FX06 ini tidak selalu menunjukkan keberhasilan. Tak lama setelah kasus dokter Uganda ini selesai, seorang pasien ebola lainnya yang sudah mengalami perdarahan akut gagal diselamatkan, padahal rumah sakit di Leipzig sudah memberinya FX06. Para dokter di Jerman mengatakan kegagalan ini tidak bisa dijadikan acuan bahwa prototipe FX06 gagal.
Setidaknya keberhasilan FX06 dalam kasus pertama juga harus dipertimbangkan dan diuji kembali karena mungkin dengan pengembangan yang baik para dokter akan mampu menemukan vaksin ebola yang benar-benar efektif.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus ebola sudah menjangkit lebih dari 18.600 orang dengan korban tewas lebih dari 6.900, sebagian besar korban berasal dari negaranegara Afrika Barat, yakni Guinea, Liberia, dan Sierra Leone.
Rini agustina
(ars)