Menhan Minta Evaluasi Pengamanan Poso
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah memiliki keinginan untuk mengevaluasi penanganan kasus terorisme Poso, Sulawesi Tengah. Bahkan, pemerintah berharap ada target waktu untuk menuntaskan berbagai persoalan terkait aksi terorisme di wilayah tersebut.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berharap Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Tedjo Edhy Purdijatno membuat target waktu penyelesaian kasus terorisme di Poso.
"Ke depan saya minta kepada Menkopolhukam harus ada target waktu, kalau ada target waktu kan sebuan dihitung, evaluasi dua bulan bagaimana, setengah tahun bagaimana. Apa yang perlu dipenuhi segala macam, tak bisa tak ada target," ujar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu usai memimpin rapat pimpinan Kementerian Pertahanan (Kemhan) tahun 2015 di Kantor Kemhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (17/12/2014).
Menurut dia, teroris merupakan musuh bersama, bukan hanya musuh bagi pemerintah. "Ke depan harus ada target waktu begitu, setahun, dua tahun, tiga tahun harus selesai," ungkapnya.
Dia berpendapat kepolisian, TNI, pemerintah daerah, serta masyarakat harus bersama menangani persoalan teror, terutama yang ada di Poso. Misalnya dengan saling bertukar informasi.
"Saya sudah bosan dengar Poso-Poso, rusuh enggak ada habisnya, padahal Poso itu seberapa besar sih," tandasnya.
Dia mengungkapkan saat masih menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat, situasi keamanan di Poso sudah tidak kondusif.
"Saat saya masih Kepala staf Angkatan Darat, sudah ada bakar-bakaran rumah segala macam, sekarang 14 tahun kemudian masih ada lagi," tuturnya.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berharap Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Tedjo Edhy Purdijatno membuat target waktu penyelesaian kasus terorisme di Poso.
"Ke depan saya minta kepada Menkopolhukam harus ada target waktu, kalau ada target waktu kan sebuan dihitung, evaluasi dua bulan bagaimana, setengah tahun bagaimana. Apa yang perlu dipenuhi segala macam, tak bisa tak ada target," ujar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu usai memimpin rapat pimpinan Kementerian Pertahanan (Kemhan) tahun 2015 di Kantor Kemhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (17/12/2014).
Menurut dia, teroris merupakan musuh bersama, bukan hanya musuh bagi pemerintah. "Ke depan harus ada target waktu begitu, setahun, dua tahun, tiga tahun harus selesai," ungkapnya.
Dia berpendapat kepolisian, TNI, pemerintah daerah, serta masyarakat harus bersama menangani persoalan teror, terutama yang ada di Poso. Misalnya dengan saling bertukar informasi.
"Saya sudah bosan dengar Poso-Poso, rusuh enggak ada habisnya, padahal Poso itu seberapa besar sih," tandasnya.
Dia mengungkapkan saat masih menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat, situasi keamanan di Poso sudah tidak kondusif.
"Saat saya masih Kepala staf Angkatan Darat, sudah ada bakar-bakaran rumah segala macam, sekarang 14 tahun kemudian masih ada lagi," tuturnya.
(dam)