Suara dan Aksi yang Menginspirasi

Minggu, 14 Desember 2014 - 11:29 WIB
Suara dan Aksi yang Menginspirasi
Suara dan Aksi yang Menginspirasi
A A A
Di antara para remaja yang masuk dalam jajaran 25 Most Influental Teens 2014 versi Majalah Time, ada yang memimpin demonstrasi di negaranya dengan konsekuensi global serta ada yang meraih Nobel Perdamaian karena aktivitas kemanusiaan.

Sejumlah nama sudah tak asing lagi. Suara protes pro demokrasi yang dipelopori Joshua Wong, 18, di Hong Kong atau aksi-aksi kemanusiaan peraih nobel perdamaian Malala Yousafzai, 17, adalah sumbangsih yang nyata dari anak-anak remaja untuk perubahan dunia.

Sementara itu, Jaden Smith, 16, punya kiprah unik. Pada 2012, dia tercatat sebagai salah satu selebrita muda terkaya di dunia versi The Richest.com. Bahkan menduduki peringkat Ke-7 dalam Top 10. Saat bermain sebagai Dre Parker di film Karate Kid(2010) bersama Jackie Chan, dia memperoleh bayaran USD5 juta. Dalam usia 13 tahun saat itu, putra aktor Will Smith ini menerima penghargaan sebagai aktor muda terbaik Saturn Award 2009.

Namun ketenarannya sebagai ABG paling berpengaruh justru berbagai kicauan sarat filosofinya di Twitter hingga dijuluki “Confucius for the Internet age. Kicauan-kicauan yang terkadang absurd dan sering pula penuh wawasan itu pula yang membuat Jaden Smith kini telah memiliki lebih dari 5 juta follower. Contoh kicauannya “Anything You See In Any Magazine Ever Is Fake”, “Once You Witness A Cycle Enough Times You Step Out Of It”, “Hate Me Love Me Doesn’t Matter I’m Still Occupying Time Inside Of Your Psyche”.

Di dunia olah raga ada anggota tim sepeda nasional AfghanistanSalmaKakar, 17. Salmatelah menarik pujian global karena mempromosikan pemberdayaan perempuan di negaranya di mana kaum hawa tak lazim mengemudi kendaraan apalagi menjadi atlet. Mimpinya adalah mengibarkan bendera Afghanistan di Olimpiade dan menunjukkan kepada dunia bahwa perempuan Afghanistan mampu bersaing di kancah global. Dalam daftar ini, ada pula bintang fesyen di Youtube Bethany Mota, 18.

Setelah lima tahun membangun akun You- Tube-nya, Macbarbie07, Mota memiliki 7,4 juta pelanggan, 565 juta pengunjung, dan pendapatan iklan antara USD500-750 ribu setahun. Flynn McGarry, 15, di usia ketika banyak temannya asik memilihmenu, diajustrutelahmuncul sebagai salah satu koki ternama dalam industri kuliner. Setelah membangun dapur berteknologi tinggi di kamarnya, dia merintis acara perjamuan sendiri bertitel Eureka.

Acara rutin mencicipi menu dengan tarif USD160 per orang ini digelar di rumahibunya diStudioCity, California. Sejakitu, diaseringdiliput berbagai media bahkan menjadi sampul New York Times Magazine, memasakdiacara Today, dan magang di 11 Madison Park. Obsesinya adalah memiliki restoran terbaik di dunia. Sementara itu, di bidang ilmu pengetahuan terdapat Ciara Judge, 16, Emer Hickey, 17, dan Sophie Healy-Thow, 17.

Ketiganya merupakan gadis asal Irlandia yang memenangi hadiah utama di ajang Google Science Fair 2014. Tiga remaja putri ini menemukan Diazotrop, meneliti penggunaan bakteri alami untuk membantu produksi pangan, mempercepat perkecambahan tanaman sereal seperti barley dan gandum, dan yang lebih penting bisa meningkatkan produksi tanaman.

Para remaja ini telah memberi inspirasi yang besar bagi anak-anak muda lainnya di berbagai belahan dunia. Pengamat sosial dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rachmawati mengingatkan bahwa remaja merupakan wajah sebuah bangsa di masa depan. Mereka tidak bisa dilepas begitu saja dan tak bisa pula terlalu dikekang keinginannya.

Namun dia menyayangkan selama ini pengembangan bakat dan minat anak-anak muda agar benarbenar terarah serta berdayaguna secara praktis untuk hidup mereka dan masyarakat lebih banyak melibatkan peran individu dan privat. Menurut dia, pemerintah, lembaga pendidikan, dan orang tua memiliki posisi tak kalah penting untuk mengembangkan dan menjaga konsistensi prestasi remaja.

“Waspadai penurunan prestasi yang di antaranya disebabkan gaya hidup yang kurang sehat seperti konsumsi teknologi berlebihan yang membuat konsentrasi dan ketahanan fisik mereka berkurang,” jelas Devie. Menurut dia, ketergantungan ABG terhadap gadget bisa dikurangi dengan bimbingan para guru. Misalnya dengan larangan membawa gadget atau semua gadget harus dimatikan ketika akan melewati gerbang masuk sekolah.

Ishlahuddin/Nafi’ muthohirin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6744 seconds (0.1#10.140)