Usia Muda, Mobil Tua

Sabtu, 13 Desember 2014 - 14:10 WIB
Usia Muda, Mobil Tua
Usia Muda, Mobil Tua
A A A
Ngomongin mobil tua di Indonesia emang nggak ada abisnya. Kalau dulu empunya mobil tua juga tua, sekarang mobil tua justru banyak dimiliki remaja berusia muda.

Tapi, apa sih alasannya? Kalau ditanya alasannya, setiap orang tentu punya pendapat yang berbedabeda. Ada yang suka dengan desainnya yang nggak pasaran, ada yang suka mesinnya yang besar, ada pula yang memfavoritkan nilai historisnya. Ada 1001 macam alasan lagi yang bisa mereka ungkapkan.

Yang jelas, tingginya animo anak muda akan mobil klasik dapat dilihat dari semakin banyaknya komunitas mobil klasik bermunculan. Salah satunya Komunitas Holden Magelang Classic (HMC) yang terbentuk sejak 2004. Sekitar 32 orang anggota komunitas rata-rata masih berusia muda dan samasama jatuh cinta dengan mobil keluaran Australia tersebut.

Alasan mereka menyukai Holden adalah bentuknya yang klasik dan garang, mesinnya kuat, mudah dimodifikasi, dan jumlahnya di Indonesia sangat terbatas. Berbeda dengan seri lama mobil seperti VW, BMW, atau Mercedes Benz yang relatif lebih mudah didapatkan. ”Mobil klasik itu memberikan kesan cool,” ujar Aristho Pringgo, salah satu anggota HMC yang memiliki Holden Premier HK lansiran 1968.

”Nggak semua orang bisa mengemudikan mobil speerti ini lantaran bodinya lebar dan panjang. Pokoknya jauh berbeda dengan mobil keluaran Jepang,” tambahnya. Banyak event maupun pameran mobil klasik yang sering digelar di Indonesia untuk menunjukan eksistensi mobil tua. Mulai dari Kustomfest hingga Indonesian Classic Race Championship.

Kedua ajang tersebut sama-sama diminati kaum remaja. Di Indonesian Classic Race Championship, misalnya, kita bisa ngelihat langsung mobil-mobil keluaran lama berlaga di sirkuit. Acara tersebut bertujuan untuk meningkatkan minat anakanak muda terhadap mobil klasik. Juga membuktikan bahwa mobil yang usianya bahkan lebih tua dari pemiliknya itu tetap bisa berlaga di lintasan balap.

Perawatan Khusus

Mobil klasik butuh banyak sekali perhatian dari empunya. Perawatannya harus sering supaya mobil nggak rewel. Bukan itu saja, harga spare partmobil tua tergolong mahal karena jarang dipasaran. Seringnya harus diimpor langsung dari luar negeri. Karena mesinnya besar, mobil tua juga boros bensin.

Tapi, semua itu adalah bagian dari risiko yang harus dilalui jika ingin memiliki mobil klasik. ”Yang penting sih passionkita bisa terpenuhi,” papar Aristho. Ia mengungkapkan, anak muda nggak suka kotor-kotoran dan keringetan jelas nggak cocok memiliki mobil klasik. Pertama, karena mobil klasik mayoritas belum berpendingin udara. Jadi kalo cuaca panas, kalian akan bermandi keringat.

Sementara jika hujan, siap-siap mengelap kaca depan yang berembun. Kedua, banyak mobil yang belum memiliki power steering. Jadi bisa dibayangin kan betapa berat setir mobil dengan bodi yang lebar dan panjang itu. Ketiga, seberapa sehatnya dan seberapa original spare part yang kamu pake, mobil klasik pasti akan ada rewelnya kalo dibuat jalan. Eh, ini serius.

”Justru itu seninya mobil tua. Buat sebagian pecinta mobil klasik, justru mogoknya ini yang mereka cari,” papar Aristho. Kalau nggak mogok,mereka justru bingung. Beda banget dengan mobil-mobil keluaran tahun 2000an yang sekali dikontak langsung makjreeengg. Mencintai mobil klasik memang butuh totalitas dan kembali lagi kepada selera pribadi masing-masing.

Ada anak muda yang tidak menyukai mobil klasik karena dianggap jadul, boros bensin dan mesinnya yang rewel, namun ada juga anak muda yang justru berpikir sebaliknya. Mobil klasik itu bukan cuma masalah punya atau pamer, tetapi ada nilai seni didalamnya yang hanya bisa dirasakan oleh sesama pecinta mobil klasik. Ada pepatah berbunyi “butuh suatu pengorbanan besar dan mental pria sejati untuk mencintai mobil tua, i’m young and i love classic car!” Salam Blaarrrr...!!

Amanda Marchillyona
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1121 seconds (0.1#10.140)