Jack Ma Orang Terkaya di Asia
A
A
A
BEIJING - Jack Ma, pendiri dan kepala eksekutif Alibaba Group, menjadi orang terkaya di Asia pada akhir tahun ini. Lelaki berusia 50 tahun itu menyalip Li Ka-shing, pebisnis elite Hong Kong.
Sebelumnya Li Ka-shing menduduki posisi puncak dalam daftar orang terkaya di Asia sejak 5 April 2012 versi Bloomberg Billionaires Index. Sampai saat ini Jack Ma memiliki kekayaan senilai Rp357 triliun, sementara Ka-shing Rp353 triliun. Kekayaan Jack Ma bertambah sebesar Rp312 triliun pada tahun ini. Hal itu tidak mengejutkan.
Pasalnya, saham perusahaannya melonjak naik sekitar 54% sejak Alibaba mengikuti peluncuran pasar saham (IPO) di New York pada September tahun ini. Pada skala tersebut, Alibaba berpeluang besar masuk ke dalam daftar 10 perusahaan paling mahal di dunia yang kini masih dikuasai Apple, Microsoft, Google, Coca Cola, IBM, McDonald’s, General Electric, Samsung, Toyota, dan Louis Vuitton.
Alibaba memiliki pembeli aktif sebanyak 307 juta di China pada September. Menurut laporan Bloomberg , pendapatan Alibaba naik Rp34 triliun dari Juli sampai September. Peningkatan aset yang diraih Jack Ma mendapatkan apresiasi dari Ka-shing. “Saya tidak akan bahagia kecuali melihat anak muda dari China melakukan sesuatu dengan luar biasa,” ujar pria berusia 86 tahun itu seperti dikutip Bloomberg.
Sementara itu, jubir Jack Ma menolak memberikan komentar. Pemasukan yang diterima Jack Ma dari Alibaba pada tahun ini sangat besar dan stabil. Lebih dari separuh kekayaan Jack Ma bersumber dari stake-nya di Alibaba yang bernilai 6,3% atau sebesar Rp204 triliun. Pemasukannya juga mengalir dari Aliplay, perusahaan pelayanan jasa pembayaran melalui internet mirip PayPal.
“Jika Anda melihat seluruh ruang internet China sebagai sebuah kelompok, Alibaba jelas akan mendapatkan peningkatan yang signifikan,” ujar Tony Chu, manajer keuangan RS Investment, perusahaan yang memiliki saham Rp279 triliun. “Alibaba menjadi perusahaan internasional yang tidak bisa Anda pandang sebelah mata,” tambah Chu.
Jack Ma, mantan guru bahasa Inggris, membuka Alibaba pada 1999 di Hangzhou, China. Saat itu, dia sadar peluang bisnis penjualan secara online sangat menjanjikan. Harga jual Alibaba saat ini bisa mencapai Rp3.240 triliun dan lebih mahal dari Amazon.com Inc dan EBay Inc sekalipun digabungkan. Alibaba juga lebih mahal dari 492 perusahaan dalam 500 daftar perusahaan Standard&Poors.
Jack Ma merupakan pebisnis yang jeli dan beruntung. Francis Ying, pemerhati di Riset Yuanta, menilai ekonomi China terus berkembang dan memiliki potensi yang sangat besar. “Karena itu, kekayaan jutawan di China dapat tumbuh lebih pesat dari beberapa negara lain,” kata Ying.
“Selain itu, Hong Kong sudah menjadi pasar yang stabil,” tambahnya. Perjalanan Jack Ma sangat panjang sebelum menjadi orang terkaya di Asia. Dia mulanya memproduksi dan berjualan bunga plastik sejak Perang Dunia II berakhir. Pada 1967, dia mulai giat melakukan kegiatan investasi mengingat kerusuhan Cultural Revolution memperluas peluang investasi dibidang properti, pelabuhan, dan telekomu-nikasi.
Kerja kerasnya membuahkan hasil. Namun Jack Ma mengaku tidak selalu bahagia meski memiliki banyak uang. Sebab tekanan dari luar sangat tinggi dan membuatnya stres. “Orang-orang berkata, Orang kaya itu hebat. Ya, memang hebat, tapi tidak bagi orang terkaya. Semua orang mengelilingi Anda hanya untuk uang,” kata Jack Ma seperti dilansir Cnbc.
Muh shamil
Sebelumnya Li Ka-shing menduduki posisi puncak dalam daftar orang terkaya di Asia sejak 5 April 2012 versi Bloomberg Billionaires Index. Sampai saat ini Jack Ma memiliki kekayaan senilai Rp357 triliun, sementara Ka-shing Rp353 triliun. Kekayaan Jack Ma bertambah sebesar Rp312 triliun pada tahun ini. Hal itu tidak mengejutkan.
Pasalnya, saham perusahaannya melonjak naik sekitar 54% sejak Alibaba mengikuti peluncuran pasar saham (IPO) di New York pada September tahun ini. Pada skala tersebut, Alibaba berpeluang besar masuk ke dalam daftar 10 perusahaan paling mahal di dunia yang kini masih dikuasai Apple, Microsoft, Google, Coca Cola, IBM, McDonald’s, General Electric, Samsung, Toyota, dan Louis Vuitton.
Alibaba memiliki pembeli aktif sebanyak 307 juta di China pada September. Menurut laporan Bloomberg , pendapatan Alibaba naik Rp34 triliun dari Juli sampai September. Peningkatan aset yang diraih Jack Ma mendapatkan apresiasi dari Ka-shing. “Saya tidak akan bahagia kecuali melihat anak muda dari China melakukan sesuatu dengan luar biasa,” ujar pria berusia 86 tahun itu seperti dikutip Bloomberg.
Sementara itu, jubir Jack Ma menolak memberikan komentar. Pemasukan yang diterima Jack Ma dari Alibaba pada tahun ini sangat besar dan stabil. Lebih dari separuh kekayaan Jack Ma bersumber dari stake-nya di Alibaba yang bernilai 6,3% atau sebesar Rp204 triliun. Pemasukannya juga mengalir dari Aliplay, perusahaan pelayanan jasa pembayaran melalui internet mirip PayPal.
“Jika Anda melihat seluruh ruang internet China sebagai sebuah kelompok, Alibaba jelas akan mendapatkan peningkatan yang signifikan,” ujar Tony Chu, manajer keuangan RS Investment, perusahaan yang memiliki saham Rp279 triliun. “Alibaba menjadi perusahaan internasional yang tidak bisa Anda pandang sebelah mata,” tambah Chu.
Jack Ma, mantan guru bahasa Inggris, membuka Alibaba pada 1999 di Hangzhou, China. Saat itu, dia sadar peluang bisnis penjualan secara online sangat menjanjikan. Harga jual Alibaba saat ini bisa mencapai Rp3.240 triliun dan lebih mahal dari Amazon.com Inc dan EBay Inc sekalipun digabungkan. Alibaba juga lebih mahal dari 492 perusahaan dalam 500 daftar perusahaan Standard&Poors.
Jack Ma merupakan pebisnis yang jeli dan beruntung. Francis Ying, pemerhati di Riset Yuanta, menilai ekonomi China terus berkembang dan memiliki potensi yang sangat besar. “Karena itu, kekayaan jutawan di China dapat tumbuh lebih pesat dari beberapa negara lain,” kata Ying.
“Selain itu, Hong Kong sudah menjadi pasar yang stabil,” tambahnya. Perjalanan Jack Ma sangat panjang sebelum menjadi orang terkaya di Asia. Dia mulanya memproduksi dan berjualan bunga plastik sejak Perang Dunia II berakhir. Pada 1967, dia mulai giat melakukan kegiatan investasi mengingat kerusuhan Cultural Revolution memperluas peluang investasi dibidang properti, pelabuhan, dan telekomu-nikasi.
Kerja kerasnya membuahkan hasil. Namun Jack Ma mengaku tidak selalu bahagia meski memiliki banyak uang. Sebab tekanan dari luar sangat tinggi dan membuatnya stres. “Orang-orang berkata, Orang kaya itu hebat. Ya, memang hebat, tapi tidak bagi orang terkaya. Semua orang mengelilingi Anda hanya untuk uang,” kata Jack Ma seperti dilansir Cnbc.
Muh shamil
(bbg)