Longsor Timbun Dua Dusun di Banjarnegara
A
A
A
BANJARNEGARA - Longsor menerjang Dusun Sigemlong dan Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, kemarin petang.
Hingga berita ini diturunkan, tim evakuasi telah menemukan 4 warga meninggal, 14 terluka. Adapun 200 orang selamat. ‘’Proses evakuasi sangat sulit karena medannya berat, gelap, dan tanahnya masih labil,’’ ujar Kapolres Banjarnegara AKBP Wika Hardianto, tadi malam. Berdasar informasi di lapangan, musibah terjadi menjelang azan magrib setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Tiba-tiba tebing setinggi lebih dari 100 meter yang berada di selatan dusun runtuh dan secara cepat menerjang ratusan rumah warga. ”Sekitar 150 rumah rata diterjang longsor. Kami masih terus berkoordinasi, kemungkinan ada korban jiwa,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara Catur Subandrio kemarin. Kepala Desa Sampang Purwanto mengatakan, lokasi longsor di Dusun Jemblung RT 05/01 dihuni sekitar 300 jiwa dari 53 kepala keluarga.
”Sebagian besar sudah menyelamatkan diri, yang lain belum diketahui,” katanya. Staf Humas Sekretariat Daerah Banjarnegara yang berada di lokasi bencana, Eko Budi Raharjo, menambahkan, telah ditemukan satu korban jiwa dan enam orang dapat diselamatkan dari dua mobil yang tertimbun longsor. Menurut Eko, longsoran itu menyumbat aliran sungai sehingga airnya terbendung.
”Dikhawatirkan, sumbatan tersebut akan jebol. Padahal, di bagian bawah ada Desa Slatri dan Krakal,” ujarnya. Karena itu, penduduk Desa Slatri dan Krakal diungsikan agar terhindar dari kemungkinan jebolnya lumpur yang menyumbat sungai tersebut. ”Hingga saat ini, warga sangat panik,” kata Eko. Informasi yang diperoleh KORAN SINDO , longsor juga terjadi di Dusun Jemblung.
Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang, Agus Haryono, saat dihubungi menyatakan, di lokasi itu ada 53 kepala keluarga dengan jumlah penduduk sekitar 300 orang. ”Kami dalam perjalanan menuju lokasi. Ada petugas kami yang sudah di lokasi longsor. Untuk sementara diinformasikan 1 tewas dan 4 selamat, 150-an rumah masih tertimbun longsor,” tambahnya.
Kondisi di lokasi longsor gelap gulita karena aliran listrik mati. Selain beratnya kondisi, medan juga sulit dijangkau. Hingga tadi malam tim SAR, polisi, TNI, BPBD, relawan, dan warga sekitar masih berusaha melakukan evakuasi. Seorang warga Karangkobar, Endang, 42, melalui telepon, menjelaskan, kondisi longsor amat parah. Saat ini warga sekitar lokasi sudah mengungsi di berbagai tempat yang aman.
”Saya pikir mungkin ada korban. Karena satu dusun tertimbun,” katanya. Endang berharap pemerintah dan jajaran terkait segera melakukan upaya untuk menangani bencana ini. ”Saya ada teman di dusun itu, semoga tidak apa-apa. Kami berharap bantuan dan pertolongan segera dilakukan,” desaknya.
Wilayah Banjarnegara pernah mengalami bencana tanah longsor dalam skala besar pada 2006. Sebuah bukit longsor dan menerjang Dusun Gunungraja, Desa Sijeruk. Tercatat 90 warga tewas terkubur longsor. Sementara itu, gempa berkekuatan 3,5 Skala Richter juga mengguncang Banjarnegara, tepatnya di dataran tinggi Dieng tadi malam.
Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banjarnegara Akhmad Lani mengatakan, gempa yang terjadi pukul 20.58 WIB tersebut berlokasi di 7,15 derajat lintang selatan dan 110,07 bujur timur dengan kedalaman 10 kilometer. ”Pusat gempa di dataran tinggi Dieng, Kecamatan Batur, Banjarnegara. Gempa dirasakan hingga I-II MMI (modified mercally intensity ), terutama di sekitar Batur. Diperkirakan gempa tektonik,” katanya.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng Tunut Pujiharjo memperkirakan pusat gempa berada di sekitar Sukorejo, Kabupaten Kendal. ”Seismometer kami yang paling awal menangkap getaran gempa itu berada di timur laut Dieng sehingga kemungkinan pusat gempa di sekitar Sukorejo atau Kendal bagian selatan,” katanya.
Pada bagian lain, musibah tanah bergerak di Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, juga terus berlangsung. Koordinator Posko Darurat Bencana BPBD Banjarnegara, Andri Sulistyo, mengungkapkan, tanah gerak awalnya merusak RT 1 Dusun Pencil, Desa Karangtengah.
Eka setiawan/Mn latief/Abdul malik mubarak/Ant
Hingga berita ini diturunkan, tim evakuasi telah menemukan 4 warga meninggal, 14 terluka. Adapun 200 orang selamat. ‘’Proses evakuasi sangat sulit karena medannya berat, gelap, dan tanahnya masih labil,’’ ujar Kapolres Banjarnegara AKBP Wika Hardianto, tadi malam. Berdasar informasi di lapangan, musibah terjadi menjelang azan magrib setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Tiba-tiba tebing setinggi lebih dari 100 meter yang berada di selatan dusun runtuh dan secara cepat menerjang ratusan rumah warga. ”Sekitar 150 rumah rata diterjang longsor. Kami masih terus berkoordinasi, kemungkinan ada korban jiwa,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara Catur Subandrio kemarin. Kepala Desa Sampang Purwanto mengatakan, lokasi longsor di Dusun Jemblung RT 05/01 dihuni sekitar 300 jiwa dari 53 kepala keluarga.
”Sebagian besar sudah menyelamatkan diri, yang lain belum diketahui,” katanya. Staf Humas Sekretariat Daerah Banjarnegara yang berada di lokasi bencana, Eko Budi Raharjo, menambahkan, telah ditemukan satu korban jiwa dan enam orang dapat diselamatkan dari dua mobil yang tertimbun longsor. Menurut Eko, longsoran itu menyumbat aliran sungai sehingga airnya terbendung.
”Dikhawatirkan, sumbatan tersebut akan jebol. Padahal, di bagian bawah ada Desa Slatri dan Krakal,” ujarnya. Karena itu, penduduk Desa Slatri dan Krakal diungsikan agar terhindar dari kemungkinan jebolnya lumpur yang menyumbat sungai tersebut. ”Hingga saat ini, warga sangat panik,” kata Eko. Informasi yang diperoleh KORAN SINDO , longsor juga terjadi di Dusun Jemblung.
Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang, Agus Haryono, saat dihubungi menyatakan, di lokasi itu ada 53 kepala keluarga dengan jumlah penduduk sekitar 300 orang. ”Kami dalam perjalanan menuju lokasi. Ada petugas kami yang sudah di lokasi longsor. Untuk sementara diinformasikan 1 tewas dan 4 selamat, 150-an rumah masih tertimbun longsor,” tambahnya.
Kondisi di lokasi longsor gelap gulita karena aliran listrik mati. Selain beratnya kondisi, medan juga sulit dijangkau. Hingga tadi malam tim SAR, polisi, TNI, BPBD, relawan, dan warga sekitar masih berusaha melakukan evakuasi. Seorang warga Karangkobar, Endang, 42, melalui telepon, menjelaskan, kondisi longsor amat parah. Saat ini warga sekitar lokasi sudah mengungsi di berbagai tempat yang aman.
”Saya pikir mungkin ada korban. Karena satu dusun tertimbun,” katanya. Endang berharap pemerintah dan jajaran terkait segera melakukan upaya untuk menangani bencana ini. ”Saya ada teman di dusun itu, semoga tidak apa-apa. Kami berharap bantuan dan pertolongan segera dilakukan,” desaknya.
Wilayah Banjarnegara pernah mengalami bencana tanah longsor dalam skala besar pada 2006. Sebuah bukit longsor dan menerjang Dusun Gunungraja, Desa Sijeruk. Tercatat 90 warga tewas terkubur longsor. Sementara itu, gempa berkekuatan 3,5 Skala Richter juga mengguncang Banjarnegara, tepatnya di dataran tinggi Dieng tadi malam.
Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banjarnegara Akhmad Lani mengatakan, gempa yang terjadi pukul 20.58 WIB tersebut berlokasi di 7,15 derajat lintang selatan dan 110,07 bujur timur dengan kedalaman 10 kilometer. ”Pusat gempa di dataran tinggi Dieng, Kecamatan Batur, Banjarnegara. Gempa dirasakan hingga I-II MMI (modified mercally intensity ), terutama di sekitar Batur. Diperkirakan gempa tektonik,” katanya.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng Tunut Pujiharjo memperkirakan pusat gempa berada di sekitar Sukorejo, Kabupaten Kendal. ”Seismometer kami yang paling awal menangkap getaran gempa itu berada di timur laut Dieng sehingga kemungkinan pusat gempa di sekitar Sukorejo atau Kendal bagian selatan,” katanya.
Pada bagian lain, musibah tanah bergerak di Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, juga terus berlangsung. Koordinator Posko Darurat Bencana BPBD Banjarnegara, Andri Sulistyo, mengungkapkan, tanah gerak awalnya merusak RT 1 Dusun Pencil, Desa Karangtengah.
Eka setiawan/Mn latief/Abdul malik mubarak/Ant
(bbg)