Pejuang Ebola Person of the Year 2014

Jum'at, 12 Desember 2014 - 10:07 WIB
Pejuang Ebola Person of the Year 2014
Pejuang Ebola Person of the Year 2014
A A A
NEW YORK - Mereka yang turun berjuang memberantas penyakit ebola mendapatkan apresiasi positif. Majalah terkemuka asal Amerika Serikat menobatkan mereka sebagai peraih Person of the Year 2014. Dalam situs resmi TIME menyebutkan bahwa kebaikan hati dan pengorbanan para pejuang pemberantas penyakit ebola (ebola fighters ) menjadi alasan menempatkan mereka sebagai pilihan teratas.

”Seluruh dunia bisa tidur di malam hari karena sekelompok pria dan wanita yang bersedia berdiri danmelawanpenyakittersebut. Untuk tindakan tak kenal lelah, keberanian dan belas kasihan, pengorbanan dan penyelamatan, para pejuang ebola adalah TIME Person of the Year 2014.”

Pejuang ebola adalah para dokter, perawat, suster, dan ilmuwan yang datang ke Sierra Leone, Liberia, dan Guinea untuk mencegah wabah ebola menyebar luas ke luar Afrika Barat. Mereka dinilai tidak hanya sanggup berjuang di garis depan karena memiliki kemampuan di bidang kesehatan, tapi juga karena berjiwa pahlawan.

Mereka telah berupaya menyelamatkan dunia dari wabah ebola kendati harus berkorban nyawa mengingat ebola bersifat menular dan sampai saat ini vaksin ebola masih dalam tahap pengembangan. Risikonya sangat tinggi. Faktanya, sekitar 349 ahli kesehatan meninggal akibat ebola di seluruh dunia tahun ini. Jumlah warga yang meninggal juga tidak terbendung hingga 6.331 jiwa.

Sebagian besar korban tewas terjadi di Sierra Leone, Liberia, dan Guinea. Keikutsertaan negara maju dalam penanganan dan pencegahan ebola juga tidak cukup. Tanpa diduga, ebola bahkan menjangkiti ahli kesehatan AS, Jerman, dan Spanyol di luar Afrika. Juru bicara Rumah Sakit (RS) Nebraska Medicine, yang sudah memiliki kemampuan untuk merawat pasien ebola, mengaku bangga pejuang ebola dapat meraih penghargaan itu.

”Bagi kami dan seluruh perawat di dunia, ini sebuah kebanggaan. Mereka layak mendapatkan itu,” katanya, dikutip Wowt . Sekretaris Pers Gedung Putih Josh Earnest juga menyampaikan kekagumannya terhadap para pejuang ebola di Afrika Barat. Pengganti Jay Carney itu mengatakan, tidak ada yang lebih membanggakan ketimbang laki-laki dan perempuan pemberani yang mengorbankan diri mereka untuk negara lain.

”Namun, kita jangan sampai lupa bahwa untuk bisa mengendalikan wabah ebola di garis depan, tentu saja juga untuk mencegah bertambahnya kembali korban ebola di AS, kami memerlukan ahli medis lebih banyak,” pungkas Earnest, dilansir BBC , mengacu pada beberapa ahli medis yang pulang untuk menjalani perawatan karena terjangkit ebola.

Pejuang ebola merupakan figur representatif kesembilan yang dipilih TIME setelah pengunjuk rasa (2011), The Good Samaritans (2005), The Peacemaker (1993), American Women (1975), Baby Boomers or The Inheritors (1966), American Scientists (1960), The American Fighting Man (1950), dan The Middle Americans (1969).

Perempuan Masih Minoritas

Tahun ini TIME hanya memiliki satu nominasi perempuan dalam babak delapan besar yang dirilis pada 8 Desember. Dia adalah Taylor Swift, artis dan penulis lagu pop dunia asal Amerika Serikat (AS). Sisanya Presiden Rusia Vladimir Putin, Jack Ma, Tim Cook, Masoud Barzani, Roger Godell, dan dua kelompok berpengaruh. Sejak 1927 TIME selalu menyaring nominasi dari politisi, sosok kebudayaan, simbol perubahan, dan pebisnis.

Meski ruang lingkupnya luas, perempuan terbilang sangat jarang masuk daftar puncak. Tahun ini Kanselir Jerman Angela Merkel, yang menjadi perempuan paling berkuasa versi Forbes , juga tertepikan. Selama waktu tersebut, TIME tercatat hanya memberikan penghargaan Person of the Year kepada tiga perempuan secara individu.

Perempuan terakhir yang meraih penghargaan itu ialah Presiden Filipina Corazon Aquino pada 1986. Sebelumnya Ratu Britanira Raya Ratu Elizabeth II dan sosialita Wallis Simpson meraih penghargaan itu pada 1952 dan 1936. Sisa perempuan dari total sebelas peraih penghargaan Person of the Year versi TIME terhitung dalam sebuah kelompok. Sebut saja Soong May-Ling (1937), kelompok American Women (1976), Coleen Rowley, Cynthia Cooper, dan Sherron Watkins (2002), Melinda Gates (2005), serta Salome Karwah dan Ella Watson (2014).

Bandingkan dengan kaum adam. Jumlah laki-laki yang meraih penghargaan tahunan itu mencapai 77 orang, belum termasuk tiga laki-laki pejuang ebola tahun ini. Beberapa bahkan meraih Person of the Year versi TIME secara rangkap. Sebut saja Presiden Barack Obama (2008, 2012), George W Bush (2000, 2004), Bill Clinton (1992, 1998), dan Franklin Delano Roosevelt (1932, 1934, 1941).

Pemimpin Uni Soviet (sekarang sudah pecah) Josef Stalin juga meraih penghargaan itu pada 1939 dan 1942. Suksesornya, Mikhail Gorbachev, juga terpilih pada 1987 dan 1989. Sebagian orang menilai laki-laki masih menguasai dunia. Faktanya, pebisnis seperti CEO Yahoo! Marissa Mayer atau Malala tidak masuk nominasi.

Tahun lalu TIME memilih Paus Francis sebagai Person of the Year meski jajak pendapat yang dilakukan TIME sampai 26 November menunjukkan Miley Cyrus memimpin puncak nominasi di atas Edward Snowden, Narendra Modi, Bashar al- Assad, dan Putin. Tahun ini Modi diperhitungkan bakal menyabet penghargaan itu jika didasarkan pada jajak pendapat.

Namun, redaksi TIME mempunyai pendapat lain. TIME terkadang juga nyeleneh dan memilih objek selain manusia. Buktinya, pada 1988 dan 1982, TIME memilih endangered earth dan personal computer (PC) sebagai Planet of the Year dan Machine of the Year kendati sejak awal fokus mereka ada pada Person of the Year .

Padahal, saat itu Steve Jobs menjadi revolusioner PC. ”Saya pikir pemilihan PC tidak masalah. Anekdot apa yang saya dengar adalah setiap pembaca lebih puas ketika Person of the Year adalah manusia. Namun, terkadang Person of the Year tidak harus manusia. Kami juga terkadang memilih sebuah kelompok sebagai figur representatif,” sebut editor TIME, Kelly Connif.

Muh shamil
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7038 seconds (0.1#10.140)