Bangunkan The Sleeping Giant
A
A
A
Indonesia merupakan negara maritim dan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.504 pulau. Indonesia mempunyai wilayah laut dua pertiga lebih luas dari wilayah daratannya serta sumber laut yang berlimpah, sekitar 45%, dan mempunyai cakupan terumbu karang terbesar di dunia.
Namun, kini bangsa Indonesia masih belum bisa memanfaatkan potensi ekonomi sektor kelautan dan perikanan tersebut secara produktif dan optimal. Berdasarkan data statistik perikanan tangkap dunia oleh Dirjen Perikanan Tangkap, Indonesia memproduksi ikan, krustasea, moluska, dan lainnya sebesar Rp5.813.800/ton pada 2012, jauh di bawah Tiongkok yang memproduksi Rp16.167.443/ton.
Ini menunjukkan bahwa Indonesia belum mampu mengoptimalkan sebagian besar potensi perikanannya. Ini karena dukungan infrastruktur, permodalan, sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kelembagaan terhadap sektor kelautan masih rendah. Produktivitas nelayan juga tergolong rendah.
Grafik statistik kelautan dan perikanan memperlihatkan Indonesia mengalami kemerosotan dalam ekspor hasil perikanan pada 2014, tidak lebih dari USD2 miliar. Distribusi nelayan dan kapal ikan tidak merata. Di satu sisi, di sejumlah wilayah laut dangkal banyak kapal ikan beroperasi yang sebagian besarnya mengalami kelebihan tangkap.
Di sisi lain, terjadi kekurangan jumlah kapal ikan di wilayah laut lepas sehingga wilayah perairan banyak dimasuki kapal asing yang ingin menangkap ikan secara ilegal. Pengusaha perikanan juga masih dihadapi berbagai macam pajak yang memberatkan.
Maka itu, demi memajukan perekonomian Indonesia, perlu sebuah inovasi dan strategi kebijakan untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam di sektor kelautan dan perikanan secara produktif dan optimal. Bangsa Indonesia juga harus siap membangunkan potensi raksasa kelautan Indonesia yang telah lama tertidur pulas. Ini akan berdampak sangat positif dalam memajukan perekonomian dan menyejahterakan rakyat Indonesia.
Namun, kini bangsa Indonesia masih belum bisa memanfaatkan potensi ekonomi sektor kelautan dan perikanan tersebut secara produktif dan optimal. Berdasarkan data statistik perikanan tangkap dunia oleh Dirjen Perikanan Tangkap, Indonesia memproduksi ikan, krustasea, moluska, dan lainnya sebesar Rp5.813.800/ton pada 2012, jauh di bawah Tiongkok yang memproduksi Rp16.167.443/ton.
Ini menunjukkan bahwa Indonesia belum mampu mengoptimalkan sebagian besar potensi perikanannya. Ini karena dukungan infrastruktur, permodalan, sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kelembagaan terhadap sektor kelautan masih rendah. Produktivitas nelayan juga tergolong rendah.
Grafik statistik kelautan dan perikanan memperlihatkan Indonesia mengalami kemerosotan dalam ekspor hasil perikanan pada 2014, tidak lebih dari USD2 miliar. Distribusi nelayan dan kapal ikan tidak merata. Di satu sisi, di sejumlah wilayah laut dangkal banyak kapal ikan beroperasi yang sebagian besarnya mengalami kelebihan tangkap.
Di sisi lain, terjadi kekurangan jumlah kapal ikan di wilayah laut lepas sehingga wilayah perairan banyak dimasuki kapal asing yang ingin menangkap ikan secara ilegal. Pengusaha perikanan juga masih dihadapi berbagai macam pajak yang memberatkan.
Maka itu, demi memajukan perekonomian Indonesia, perlu sebuah inovasi dan strategi kebijakan untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam di sektor kelautan dan perikanan secara produktif dan optimal. Bangsa Indonesia juga harus siap membangunkan potensi raksasa kelautan Indonesia yang telah lama tertidur pulas. Ini akan berdampak sangat positif dalam memajukan perekonomian dan menyejahterakan rakyat Indonesia.
(bbg)