Medan Berat, Pencarian Pesawat Jatuh Ditunda
A
A
A
MINAHASA UTARA - Pencarian pesawat carteran jenis PKELR, Thrush-510p, milik maskapai penerbangan Elang Nusantara Air, jatuh di pesisir Kema, Minahasa Utara, Sulawesi Utara (Sulut), Selasa (2/12), kembali ditunda.
Medan berat pencarian menjadi penyebab itu. “Terpaksa evakuasi ditunda besok (hari ini) mengingat para penyelam dari tim gabungan kesulitan menemukan bangkainya,” ungkap Deputi Operasi Badan SAR Nasional Mayjen TNI Tatang Zainudin kemarin. Dia mengatakan, sebenarnya ada titik terang dalam pencarian pesawat yang membawa dua penumpang tersebut.
“Marine detector atau alat deteksi memberikan isyarat ada benda logam yang diduga merupakan bangkai pesawat berada di kedalaman 50 meter,” kata Tatang kemarin. Tatang menjelaskan marine detector memantulkan sonar atau pantulan frekuensi ke dasar laut. Apa pun bentuk yang ada di dasar laut itu tampak di layar monitor. “Tadi muncul benda berwarna merah, artinya itu wujud logam, diduga bangkai pesawat,” sebut Tatang.
Hanya, menurut Tatang, posisi bangkai pesawat berada di jurang laut sehingga cukup sulit dilakukan penyelaman. Tim penyelam sudah berada pada kedalaman 30 meter di bawah permukaan air. Tim penyelam diturunkan secara bertahap yaitu pada kedalaman 30 meter, 50 meter, 75 meter, 100 meter, hingga 125 m.
“Semoga alat itu dapat memberikan sinyal baik dan akurat bisa 100% sehingga secepatnya bisa dilakukan evakuasi bangkai pesawat,” imbuhnya. Sementara robot pendeteksi logam, imbuh Tatang, baru akan diturunkan hari ini. “Basarnas akan menurunkan remotely operated underwater vehicle (ROV) atau robot pendeteksi benda logam dalam air yang menggunakan kekuatan scanning sonar. Alat ini dapat menjangkau hingga 300 meter kedalaman laut yang bisa melihat secara jelas,” ungkapnya.
Pesawat nahas tersebut lepas landas dari Bandara Jalaluddin Gorontalo, Sulut, menuju Bandara Sultan Babullah Ternate, Maluku Utara, pukul 10.15 Wita. Humas PT Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi Manado Allan Pusung membenarkan pesawat carter PK-ELR tipe Thrush- 510p hendak bertolak ke Ternate. Akibat hujan dan cuaca buruk di Bandara Sultan Babullah, pesawat kecil itu berbalik arah dan berniat mendarat di Bandara Sam Ratulangi, Manado.
“Rencana landing di Manado pukul 10.15 Wita. Namun, pesawat tersebut hilang kontak dengan tower Bandara Sam Ratulangi di atas udara Kema, Sulut,” tutur Allan. Dua penumpang pesawat adalah pilot Ronny Djasril dan mekanik Pian Sopiah Hadiansah.
Hanna/ant
Medan berat pencarian menjadi penyebab itu. “Terpaksa evakuasi ditunda besok (hari ini) mengingat para penyelam dari tim gabungan kesulitan menemukan bangkainya,” ungkap Deputi Operasi Badan SAR Nasional Mayjen TNI Tatang Zainudin kemarin. Dia mengatakan, sebenarnya ada titik terang dalam pencarian pesawat yang membawa dua penumpang tersebut.
“Marine detector atau alat deteksi memberikan isyarat ada benda logam yang diduga merupakan bangkai pesawat berada di kedalaman 50 meter,” kata Tatang kemarin. Tatang menjelaskan marine detector memantulkan sonar atau pantulan frekuensi ke dasar laut. Apa pun bentuk yang ada di dasar laut itu tampak di layar monitor. “Tadi muncul benda berwarna merah, artinya itu wujud logam, diduga bangkai pesawat,” sebut Tatang.
Hanya, menurut Tatang, posisi bangkai pesawat berada di jurang laut sehingga cukup sulit dilakukan penyelaman. Tim penyelam sudah berada pada kedalaman 30 meter di bawah permukaan air. Tim penyelam diturunkan secara bertahap yaitu pada kedalaman 30 meter, 50 meter, 75 meter, 100 meter, hingga 125 m.
“Semoga alat itu dapat memberikan sinyal baik dan akurat bisa 100% sehingga secepatnya bisa dilakukan evakuasi bangkai pesawat,” imbuhnya. Sementara robot pendeteksi logam, imbuh Tatang, baru akan diturunkan hari ini. “Basarnas akan menurunkan remotely operated underwater vehicle (ROV) atau robot pendeteksi benda logam dalam air yang menggunakan kekuatan scanning sonar. Alat ini dapat menjangkau hingga 300 meter kedalaman laut yang bisa melihat secara jelas,” ungkapnya.
Pesawat nahas tersebut lepas landas dari Bandara Jalaluddin Gorontalo, Sulut, menuju Bandara Sultan Babullah Ternate, Maluku Utara, pukul 10.15 Wita. Humas PT Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi Manado Allan Pusung membenarkan pesawat carter PK-ELR tipe Thrush- 510p hendak bertolak ke Ternate. Akibat hujan dan cuaca buruk di Bandara Sultan Babullah, pesawat kecil itu berbalik arah dan berniat mendarat di Bandara Sam Ratulangi, Manado.
“Rencana landing di Manado pukul 10.15 Wita. Namun, pesawat tersebut hilang kontak dengan tower Bandara Sam Ratulangi di atas udara Kema, Sulut,” tutur Allan. Dua penumpang pesawat adalah pilot Ronny Djasril dan mekanik Pian Sopiah Hadiansah.
Hanna/ant
(ars)