Pesawat Carter Jatuh di Pesisir Kema, Dua Penumpang Hilang
A
A
A
MINAHASA UTARA - Pesawat carteran jenis PK-ELR, Thrush-510p, milik maskapai penerbangan Elang Nusantara Air jatuh di pesisir Kema, Minahasa Utara, Sulawesi Utara (Sulut), kemarin.
Dua penumpang pesawat nahas itu belum ditemukan. Kedua penumpang pesawat tersebut adalah pilot Ronny Djasril dan mekanik Pian Sopiah Hadiansah. Ronny Djasril merupakan warga Jalan Embun RT 02 RW 04 Kecamatan Rumbay Pesisir Pekanbaru, Riau, sedangkan Pian adalah warga Rancasawo No 13 C RT 003 RW 018 Bandung, Jawa Barat. ”Sementara dilakukan pencarian (kedua penumpang) di kedalaman 100 meter di perairan Kema. Hasilnya nanti kita lihat,” papar Kepala Kantor SAR Manado Marsono di Minahasa Utara.
Dia menambahkan, hingga kemarin sore, tim gabungan Basarnas, Angkatan Laut, Polairud dibantu nelayan setempat menemukan dua ban pesawat, ekor pesawat, dan dua ransel yang diduga milik kedua penumpang pesawat. Menjelang malam, pencarian kedua penumpang dihentikan. ”Untuk sementara waktu pencarian dihentikan sampai pukul 18.00 Wita karena sudah gelap. Besok (hari ini) pencarian dilanjutkan mulai pukul 07.00 Wita,” imbuh Marsono.
Pesawat nahas tersebut, menurut Marsono, lepas landas dari Bandara Jalaluddin Gorontalo, Sulut, menuju Bandara Sultan Babullah Ternate, Maluku Utara, pukul 10.15 Wita. Kemudian, pesawat hilang kontak di antara Pulau Lembeh dan Pesisir Kema. Kepala Humas PT Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi Manado Allan Pusung membenarkan pesawat carter PK-ELR tipe Thrush-510p hendak bertolak ke Ternate. Akibat hujan dan cuaca buruk di Bandara Sultan Babullah, pesawat kecil itu berbalik arah dan berniat mendarat di Bandara Sam Ratulangi Manado.
”Rencana landing di Manado pukul 10.15 Wita. Namun pesawat tersebut hilang kontak dengan tower Bandara Sam Ratulangi di atas udara Kema, Sulut,” ujar Allan. Sementara itu, seorang saksi, Mernal Manenda nelayan di Desa Kema, mengatakan sebelum jatuh pesawat itu sempat berputar-putar perairan Kema.
”Saat itu saya lagi mancing dan melihat pesawat berputar-putar lalu oleng di atas saya. Tak lama kemudian, pesawat itu jatuh menancap di laut bak orang terjun. Benturannya sangat keras, tapi tidak meledak,” ujar Mernal.
Menurutnya pesawat tersebut hampir saja mengenai perahunya saat memancing. Selanjutnya kejadian tersebut dilaporkan ke masyarakat setempat dan diteruskankekecamatan.”Kecamatan meneruskan ke aparat setempat,” jelasnya.
Mardi/ant
Dua penumpang pesawat nahas itu belum ditemukan. Kedua penumpang pesawat tersebut adalah pilot Ronny Djasril dan mekanik Pian Sopiah Hadiansah. Ronny Djasril merupakan warga Jalan Embun RT 02 RW 04 Kecamatan Rumbay Pesisir Pekanbaru, Riau, sedangkan Pian adalah warga Rancasawo No 13 C RT 003 RW 018 Bandung, Jawa Barat. ”Sementara dilakukan pencarian (kedua penumpang) di kedalaman 100 meter di perairan Kema. Hasilnya nanti kita lihat,” papar Kepala Kantor SAR Manado Marsono di Minahasa Utara.
Dia menambahkan, hingga kemarin sore, tim gabungan Basarnas, Angkatan Laut, Polairud dibantu nelayan setempat menemukan dua ban pesawat, ekor pesawat, dan dua ransel yang diduga milik kedua penumpang pesawat. Menjelang malam, pencarian kedua penumpang dihentikan. ”Untuk sementara waktu pencarian dihentikan sampai pukul 18.00 Wita karena sudah gelap. Besok (hari ini) pencarian dilanjutkan mulai pukul 07.00 Wita,” imbuh Marsono.
Pesawat nahas tersebut, menurut Marsono, lepas landas dari Bandara Jalaluddin Gorontalo, Sulut, menuju Bandara Sultan Babullah Ternate, Maluku Utara, pukul 10.15 Wita. Kemudian, pesawat hilang kontak di antara Pulau Lembeh dan Pesisir Kema. Kepala Humas PT Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi Manado Allan Pusung membenarkan pesawat carter PK-ELR tipe Thrush-510p hendak bertolak ke Ternate. Akibat hujan dan cuaca buruk di Bandara Sultan Babullah, pesawat kecil itu berbalik arah dan berniat mendarat di Bandara Sam Ratulangi Manado.
”Rencana landing di Manado pukul 10.15 Wita. Namun pesawat tersebut hilang kontak dengan tower Bandara Sam Ratulangi di atas udara Kema, Sulut,” ujar Allan. Sementara itu, seorang saksi, Mernal Manenda nelayan di Desa Kema, mengatakan sebelum jatuh pesawat itu sempat berputar-putar perairan Kema.
”Saat itu saya lagi mancing dan melihat pesawat berputar-putar lalu oleng di atas saya. Tak lama kemudian, pesawat itu jatuh menancap di laut bak orang terjun. Benturannya sangat keras, tapi tidak meledak,” ujar Mernal.
Menurutnya pesawat tersebut hampir saja mengenai perahunya saat memancing. Selanjutnya kejadian tersebut dilaporkan ke masyarakat setempat dan diteruskankekecamatan.”Kecamatan meneruskan ke aparat setempat,” jelasnya.
Mardi/ant
(ars)