Jabatan dan Karier Politik Sudah Paripurna
A
A
A
Karier politik seseorang kadang lambat berjalannya seperti siput, kadang datar-datar saja alias statis, namun tidak sedikit juga yang melesat bagaikan meteor.
Namun, di antara itu ada juga yang berlahan tetapi pasti, seperti yang dialami oleh Tjahjo Kumolo. Pria kelahiran 1 Desember 1957 di Surakarta ini adalah contoh bagaimana seorang politikus yang dengan kesabarannya bisa menempati posisi paripurna di hampir semua organisasi dan jabatan.
Bahkan, kini Tjahjo yang pada 1 Desember usianya 57 tahun seperti mendapatkan kado spesial karena di Kabinet Kerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dipercaya mengemban amanah sebagai menteri dalam negeri (mendagri). Jabatan publik, yang melengkapi karier politiknya menjadi paripurna setelah sebelumnya duduk di parlemen untuk periode ke enamnya.
Pemilu 2014 memang sejarah di mana Tjahjo untuk keenam kalinya terpilih sebagai anggota DPR. Dia sudah menjadi anggota Dewan sejak 1987 dari Partai Golkar, sebelum pada akhirnya pada 1998 masuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Di partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri itu pun, alumnus Fakultas Hukum Universitas Diponegoro ini selalu melenggang ke Senayan sebagai anggota Dewan.
Sebenarnya di Pemilu 2014, Tjahjo yang sudah menyampaikan keinginannya kepada Megawati untuk tidak mencalonkan diri sebagai caleg di daerah pemilihan Jawa Tengah I. Namun, permintaan Tjahjo tersebut ditolak Megawati. Tjahjo dianggap masih perlu ditugaskan partai di parlemen, meskipun posisinya adalah sebagai sekjen partai. Tidak hanya di jabatan publik, di partai pun Tjahjo bisa dikatakan sudah paripurna.
Dia diberikan mandat oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai sekjen pada Kongres III PDIP di Bali tahun 2010. Dan jabatan sekjen di PDIP bagi Tjahjo adalah paripurna, yang tertinggi di PDIP karena dirinya bukanlah trah Bung Karno. Sebelum menjabat sekjen PDIP, pada kepengurusan DPP periode sebelumnya Tjahjo juga sudah dipercaya menjadi ketua bidang politik. Bahkan di DPR oleh PDIP, dia diberikan amanah sebagai ketua fraksi.
Tidak hanya di partai, jabatan paripurna juga dirasakan Tjahjo di organisasi kepemudaan. Dia sudah pernah menduduki jabatan ketua umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Dengan posisinya sekarang sebagai mendagri, tidak berlebihan jika Tjahjo adalah sedikit dari politikus yang karier politiknya berjalan berlahan tetapi pasti dan paripurna dari segi kapasitas dan basis latar belakangnya.
Menjadi anggota DPR sejak 1987 hingga 2014, menjadi ketua Fraksi PDIP selama enam tahun, pernah dipercaya menjabat sekjen DPP PDIP hingga ikut mengantarkan PDIP menjadi pemenang Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden di 2014, dan kini dipercaya menjabat mendagri. Dengan perjalanan karier politik itu, Tjahjo merasa tidak punya hak untuk menuntut menduduki jabatan lain.
Dia mengaku hanya punya harapan agar di posisi jabatannya saat ini benar-benar bisa bekerja sesuai dengan yang diharapkan Presiden Jokowi bagaimana Kemendagri menjadi poros pemerintahan. Dan tidak lupa, Tjahjo juga mengaku jabatannya tersebut sebagai penugasan dari partai untuk mengabdi pada negeri, sehingga harus dipegang dan dijalankan secara benar untuk menjalankan dan mengaplikasikan ideologi partai, yang ujung dari orientasinya adalah untuk melayani rakyat.
Bagi kader PDIP, Tjahjo bisa menjadi teladan dan motivasi bagaimana kesabaran, kegigihan, kerja keras, dan loyalitasnya dalam berpolitik akan mendapat insentif kepercayaan baik dalam mengelola partai maupun mengelola pemerintahan ketika partai berhasil memenangkan kompetisi.
Rahmat Sahid
Namun, di antara itu ada juga yang berlahan tetapi pasti, seperti yang dialami oleh Tjahjo Kumolo. Pria kelahiran 1 Desember 1957 di Surakarta ini adalah contoh bagaimana seorang politikus yang dengan kesabarannya bisa menempati posisi paripurna di hampir semua organisasi dan jabatan.
Bahkan, kini Tjahjo yang pada 1 Desember usianya 57 tahun seperti mendapatkan kado spesial karena di Kabinet Kerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dipercaya mengemban amanah sebagai menteri dalam negeri (mendagri). Jabatan publik, yang melengkapi karier politiknya menjadi paripurna setelah sebelumnya duduk di parlemen untuk periode ke enamnya.
Pemilu 2014 memang sejarah di mana Tjahjo untuk keenam kalinya terpilih sebagai anggota DPR. Dia sudah menjadi anggota Dewan sejak 1987 dari Partai Golkar, sebelum pada akhirnya pada 1998 masuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Di partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri itu pun, alumnus Fakultas Hukum Universitas Diponegoro ini selalu melenggang ke Senayan sebagai anggota Dewan.
Sebenarnya di Pemilu 2014, Tjahjo yang sudah menyampaikan keinginannya kepada Megawati untuk tidak mencalonkan diri sebagai caleg di daerah pemilihan Jawa Tengah I. Namun, permintaan Tjahjo tersebut ditolak Megawati. Tjahjo dianggap masih perlu ditugaskan partai di parlemen, meskipun posisinya adalah sebagai sekjen partai. Tidak hanya di jabatan publik, di partai pun Tjahjo bisa dikatakan sudah paripurna.
Dia diberikan mandat oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai sekjen pada Kongres III PDIP di Bali tahun 2010. Dan jabatan sekjen di PDIP bagi Tjahjo adalah paripurna, yang tertinggi di PDIP karena dirinya bukanlah trah Bung Karno. Sebelum menjabat sekjen PDIP, pada kepengurusan DPP periode sebelumnya Tjahjo juga sudah dipercaya menjadi ketua bidang politik. Bahkan di DPR oleh PDIP, dia diberikan amanah sebagai ketua fraksi.
Tidak hanya di partai, jabatan paripurna juga dirasakan Tjahjo di organisasi kepemudaan. Dia sudah pernah menduduki jabatan ketua umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Dengan posisinya sekarang sebagai mendagri, tidak berlebihan jika Tjahjo adalah sedikit dari politikus yang karier politiknya berjalan berlahan tetapi pasti dan paripurna dari segi kapasitas dan basis latar belakangnya.
Menjadi anggota DPR sejak 1987 hingga 2014, menjadi ketua Fraksi PDIP selama enam tahun, pernah dipercaya menjabat sekjen DPP PDIP hingga ikut mengantarkan PDIP menjadi pemenang Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden di 2014, dan kini dipercaya menjabat mendagri. Dengan perjalanan karier politik itu, Tjahjo merasa tidak punya hak untuk menuntut menduduki jabatan lain.
Dia mengaku hanya punya harapan agar di posisi jabatannya saat ini benar-benar bisa bekerja sesuai dengan yang diharapkan Presiden Jokowi bagaimana Kemendagri menjadi poros pemerintahan. Dan tidak lupa, Tjahjo juga mengaku jabatannya tersebut sebagai penugasan dari partai untuk mengabdi pada negeri, sehingga harus dipegang dan dijalankan secara benar untuk menjalankan dan mengaplikasikan ideologi partai, yang ujung dari orientasinya adalah untuk melayani rakyat.
Bagi kader PDIP, Tjahjo bisa menjadi teladan dan motivasi bagaimana kesabaran, kegigihan, kerja keras, dan loyalitasnya dalam berpolitik akan mendapat insentif kepercayaan baik dalam mengelola partai maupun mengelola pemerintahan ketika partai berhasil memenangkan kompetisi.
Rahmat Sahid
(ars)