Sisi Ajak Rakyat Mesir Lupakan Mubarak

Selasa, 02 Desember 2014 - 11:29 WIB
Sisi Ajak Rakyat Mesir...
Sisi Ajak Rakyat Mesir Lupakan Mubarak
A A A
KAIRO - Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi mengajak rakyat Mesir untuk melupakan skandal hukum mantan Presiden Hosni Mubarak. Sisi meminta rakyat Mesir melihat masa depan dan tidak larut dalam cerita masa lalu.

Sisi sepertinya enggan berbicara tentang kasus yang menjerat mantan atasannya itu. Banyak pihak menuding Presiden Sisi memiliki andil dalam menekan peradilan untuk membebaskan Mubarak beserta keluarga dan kroninya.

Sisi memainkan retorika yang aman untuk mempertahankan kursi kekuasaannya dengan tidak memberikan pernyataan provokatif. Mantan komandan militer Mesir ini menyiratkan tidak ingin mempermasalahkan penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilakukan Mubarak selama tiga dekade berkuasa.

“Mesir baru lahir pada revolusi 25 Januari (2011) dan 30 Juni (2013) untuk membangun negara demokratis berdasarkan keadilan, kebebasan, persamaan, dan antikorupsi,” tuturnya pada Minggu (28/11) waktu setempat. Menurutnya, presiden tidak memiliki hak untuk berkomentar terhadap keputusan peradilan. Sesuai konstitusi Mesir, pengadilan memiliki independensi yang kuat.

“Yang terpenting adalah kepercayaan terhadap hakim- hakim Mesir yang memiliki integritas, ketidakberpihakkan, dan kompetensi,” kata Sisi, dikutip New York Times. Sisi menambahkan, dia telah memerintahkan Perdana Menteri Ibrahim Mahlab untuk mengkaji kompensasi pemerintah bagi ratusan keluarga korban yang tewas dalam demonstrasi melawan Mubarak pada 2011.

Kompensasi itu dianggap sebagai “perdamaian” dan “kompromi” antara pemerintah dan keluarga korban agar tidak menuntut proses hukum. Namun, sebagian besar keluarga korban diprediksi menolak upaya kompromi itu. Sabtu (29/11) lalu Mubarak bersama mantan menteri dalam negeri Habib El-Adly serta enam petinggi keamanan dibebaskan dari dakwaan pembunuhan selama demonstrasi anti-Mubarak pada 2011.

Pengadilan juga membebaskan Mubarak serta dua putranya, Gamal dan Alaa, bersama pengusaha buron, Hussein Salem. Kebanyakan kritikus dan analis menuding Sisi berada di belakang vonis bebas Mubarak. Itu ditandai dengan banyak pejabat di rezim yang memiliki afiliasi dengan pemerintahan Mubarak. Sisi juga pernah menjadi kepala intelijen militer ketika Mubarak berkuasa.

Mediamedia Mesir juga melaporkan ada tekanan dari negara donatur Mesir yang meminta Mubarak dibebaskan sebagai syarat pemberian pinjaman. Langkah Sisi berbeda dengan langkah mantan Presiden Mohamed Morsi dari Ikhwanul Muslim yang justru memenjarakan Mubarak dan koleganya. Mubarak digulingkan oleh Morsi pada tahun lalu setelah demonstrasi massal terjadi.

Vonis bebas Mubarak itu memicu demonstrasi massal di Lapangan Tahrir, Kairo, sejak Sabtu hingga kemarin. Banyak aktivis mahasiswa dari berbagai universitas di Mesir juga menggelar aksi demonstrasi menentang vonis bebas Mubarak. Media Mesir, Al-Ahram, melaporkan demonstrasi digelar di Kota Alexandria, Fayoum, Assiut, Zagazig, serta kota lain. Minggu (30/11), ratusan demonstran berkumpul di Universitas Kairo membawa gambar Mubarak dengan latar belakang penjara.

Aksi itu dikawal ketat polisi yang mencegah aksi demonstrasi itu ke jalanan. Sebelumnya, Sabtu (29/11) malam, dua orang tewas dan sembilan lain terluka ketika polisi menembakkan senapan angin dan gas air mata untuk membubarkan ribuan orang yang berunjuk rasa.

Untuk mencegah pergerakan demonstran, aparat keamanan menutup Stasiun Metro Kairo. Jalanan di Kairo juga banyak yang ditutup agar tidak dikuasai para demonstran. Baik polisi maupun militer berjaga di berbagai penjuru Kairo serta kota-kota besar lain. Kementerian Dalam Negeri Mesir menuding Ikhwanul Muslimin sebagai dalang demonstrasi dan kerusuhan pascavonis Mubarak. Banyak anggota organisasi terlarang di Mesir itu yang bergabung dalam aksi demonstrasi itu.

“Mereka meneriakkan kalimat antimiliter dan polisi serta melakukan aksi kekerasan,” demikian keterangan Kementerian Dalam Negeri Mesir.

Andika hendra m
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0761 seconds (0.1#10.140)