Evaluasi Kurikulum 2013 Ditarget Selesai Pekan Ini

Senin, 01 Desember 2014 - 13:39 WIB
Evaluasi Kurikulum 2013 Ditarget Selesai Pekan Ini
Evaluasi Kurikulum 2013 Ditarget Selesai Pekan Ini
A A A
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menargetkan evaluasi kurikulum selesai pekan ini.

Tidak akan ada kurikulum baru, namun hanya penghalusan atas kurikulum yang lama. Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, ada 11 orang yang dia rekomendasikan masuk ke tim evaluasi kurikulum 2013. Mereka diminta bergerak cepat karena situasi sekolah makin tidak kondusif jika belum ada kejelasan keberlanjutan kurikulum ini.

“Saya akan mengumumkan hasil rekomendasi dari tim revisi kurikulum 2013 pada minggu ini,” kata Anies di Kantor Kemendikbud, Jakarta, kemarin. Mantan Rektor Universitas Paramadina ini menyebutkan, pelaksanaan yang terburu-buru menjadi pokok permasalahan kurikulum 2013. Kemendikbud tidak mempermasalahkan isi kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang tepat dan sesuai zamannya.

Meski terdapat sejumlah kekurangan, kurikulum 2013 tidak perlu diubah menjadi kurikulum baru. Anies mengatakan, selain evaluasi kurikulum 2013, masih terdapat permasalahan yang harus diselesaikan akhir tahun ini. “Permasalahan-permasalahan tersebut seperti kontrak guru serta hampir 25% sekolah di Indonesia masih belum menerima guru,” katanya.

Mantan Mendikbud Mohammad Nuh mengungkapkan, kurikulum 2013 sebenarnya sudah memiliki roadmap evaluasi secara berkala sampai benar-benar sempurna. “Setiap tahun ada evaluasi untuk perbaikan, kemudian ada evaluasi menyeluruh pada setiap siklus. Kita berhitung, ternyata kelas 1, 2, 3 itu tuntas pada 2016, saat itulah ada evaluasi sumatif atau evaluasi menyeluruh,” kata guru besar ITS itu.

Karena itu, ujarnya, evaluasi kurikulum 2013 memang harus dilakukan karena menjadi bagian dari roadmap . Evaluasi dapat dilakukan pada tiga bidang yakni teknis pelaksanaan, substansi, dan pelatihan. Evaluasi pada teknik pelaksanaan itu misalnya evaluasi buku. Sebelumnya buku yang semula dikirim ke sekolah akan dialihkan ke kabupaten/kota dan akhirnya diteruskan ke sekolah.

Ada kabupaten/kota yang ingin cetak sendiri, ada yang minta lewat LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah), dan ada yang ingin pengadaan sendiri. Kritikus pendidikan Retno Listyarti mengungkapkan, mulai minggu ini dirinya diundang mendikbud sebagai narasumber tetap dalam evaluasi kurikulum.

Retno menyayangkan, mendikbud tidak menepati janjinya untuk melibatkan guru baik jenjang SD hingga SMA untuk masuk tim kajian kurikulum. “Pak menteri bilang di media ingin menggantikan para profesor itu (yang masuk dalam tim) dengan para guru. Ternyata, orang yang dilibatkan yang dianggap guru sama sekali tidak benar. Ada yang hanya pelatih, mantan guru, dosen, birokrat. Sisanya para profesor dan pejabat struktural Kemendikbud,” paparnya.

Padahal, ujar Retno, dalam tim evaluasi seharusnya ada unsur guru sebab yang memahami permasalahan di lapangan secara detail adalah guru. Bukan para profesor atau pejabat yang hanya memahami teori namun tidak mengerti apa yang dibutuhkan siswa dan guru.

Meski demikian, dia masih berharap tim dapat bekerja dengan benar sesuai dengan apa yang diinginkan tenaga pendidik dan anak murid.

Neneng zubaidah
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6562 seconds (0.1#10.140)