Operasi Zebra Diklaim Mengurai Kemacetan
A
A
A
JAKARTA - Dua hari pelaksanaan Operasi Zebra Jaya 2014 diklaim mengurangi kemacetan hingga 10%. Operasi tersebut juga dianggap mampu meningkatkan disiplin dalam berlalu lintas.
“Karena penindakan cukup tegas, maka pengendara sekarang sudah mulai patuh dengan aturan yang ada,” ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono kemarin. Dalam operasi ini ada tiga penindakan yang menjadi prioritas dan semuanya penyebab kemacetan. Pelanggaran yang dimaksud yakni melawan arus, berhenti tidak pada tempatnya, dan kanalisasi kendaraan berat.
“Kalau lawan arus dan berhenti tidak pada tempatnya memang akan ditilang, tapi untuk kanalisasi kendaraan berat difokuskan untuk memecah kemacetan di jalan tol karena kanalisasinya dilakukan di jalan tol,” ungkapnya. Pelanggaran melawan arus banyak dilakukan pengendara sepeda motor.
“Saya sudah perintahkan untuk menindak pelanggaran seperti ini, karena selain menyebabkan kemacetan, melawan arus juga menimbulkankecelakaan,” ujar mantan Kapolda JawaTimurini. Sedangkan pelanggaran berhenti tidak pada tempatnya banyak dilakukan angkutan umum. Terkait kanalisasi kendaraan berat, hasilnya mulai terlihat.
“Kami lihat ada pengurangan kepadatan di jalan-jalan tol yang kita uji cobakan yaitu di jalan tol dalam kota,” ucapnya.Selama kanalisasi, dari tiga ruas jalan yang ada, satu ruas sengaja diperuntukkan bagi kendaraan berat. Sedangkan, dua ruas jalan lain untuk kendaraan kecil. Menurut Unggung, kendaraan besar menjadi salah satu penyebab kepadatan di jalan tol dalam kota.
Adanya uji coba selama 14 hari ini, pihaknya akan melakukan evaluasi kembali. Jika berhasil, tidak menutup kemungkinan akan dilanjutkan. “Dan, akan diramu lagi dengan kebijakan lainnya yang bisa mengurangi kepadatan di tol,” katanya. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menuturkan, penanggulangan kemacetan akan dibahas dengan seluruh stakeholder karena kemacetan adalah masalah bersama.
“Dalam waktu dekat kita akan uji coba pembatasan sepeda motor, Polda Metro Jaya sendiri ada program untuk tilang elektronik dan semuanya bakal disinkronkan untuk mengatasi kepadatan jalan di Ibu Kota,” ujarnya. Berdasarkan data kendaraan yang tercatat di Subdit Regident Ditlantas Polda Metro Jaya, jumlah kendaraan pada 2012 mencapai 14.618.313 unit.
Dari angka tersebut, 10.825.973 unit di antaranya sepeda motor, 2.742.414 mobil, 358.895 mobil penumpang, 561.918 mobil barang, serta 129.113 kendaraan khusus. Pada 2013 kendaraan di Jakarta dan sekitarnya mencapai 16.043.689 unit. Dengan perincian 11.929.103 motor, 3.003.499 mobil, 360.022 bus, 617.635 mobil barang, dan 133.430 kendaraan khusus.
Sedangkan, pada 2014 ada sebanyak 20 juta unit kendaraan. Ini dikarenakan setiap bulannya ada 1.000 kendaraan roda empat dan 2.000 kendaraan roda dua keluar. Belum lagi kendaraan dari luar kota Jakarta yang beroperasi sehingga diperkirakan jumlah perjalanan di Ibu Kota mencapai 22 juta per harinya.
Helmi syarif
“Karena penindakan cukup tegas, maka pengendara sekarang sudah mulai patuh dengan aturan yang ada,” ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono kemarin. Dalam operasi ini ada tiga penindakan yang menjadi prioritas dan semuanya penyebab kemacetan. Pelanggaran yang dimaksud yakni melawan arus, berhenti tidak pada tempatnya, dan kanalisasi kendaraan berat.
“Kalau lawan arus dan berhenti tidak pada tempatnya memang akan ditilang, tapi untuk kanalisasi kendaraan berat difokuskan untuk memecah kemacetan di jalan tol karena kanalisasinya dilakukan di jalan tol,” ungkapnya. Pelanggaran melawan arus banyak dilakukan pengendara sepeda motor.
“Saya sudah perintahkan untuk menindak pelanggaran seperti ini, karena selain menyebabkan kemacetan, melawan arus juga menimbulkankecelakaan,” ujar mantan Kapolda JawaTimurini. Sedangkan pelanggaran berhenti tidak pada tempatnya banyak dilakukan angkutan umum. Terkait kanalisasi kendaraan berat, hasilnya mulai terlihat.
“Kami lihat ada pengurangan kepadatan di jalan-jalan tol yang kita uji cobakan yaitu di jalan tol dalam kota,” ucapnya.Selama kanalisasi, dari tiga ruas jalan yang ada, satu ruas sengaja diperuntukkan bagi kendaraan berat. Sedangkan, dua ruas jalan lain untuk kendaraan kecil. Menurut Unggung, kendaraan besar menjadi salah satu penyebab kepadatan di jalan tol dalam kota.
Adanya uji coba selama 14 hari ini, pihaknya akan melakukan evaluasi kembali. Jika berhasil, tidak menutup kemungkinan akan dilanjutkan. “Dan, akan diramu lagi dengan kebijakan lainnya yang bisa mengurangi kepadatan di tol,” katanya. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menuturkan, penanggulangan kemacetan akan dibahas dengan seluruh stakeholder karena kemacetan adalah masalah bersama.
“Dalam waktu dekat kita akan uji coba pembatasan sepeda motor, Polda Metro Jaya sendiri ada program untuk tilang elektronik dan semuanya bakal disinkronkan untuk mengatasi kepadatan jalan di Ibu Kota,” ujarnya. Berdasarkan data kendaraan yang tercatat di Subdit Regident Ditlantas Polda Metro Jaya, jumlah kendaraan pada 2012 mencapai 14.618.313 unit.
Dari angka tersebut, 10.825.973 unit di antaranya sepeda motor, 2.742.414 mobil, 358.895 mobil penumpang, 561.918 mobil barang, serta 129.113 kendaraan khusus. Pada 2013 kendaraan di Jakarta dan sekitarnya mencapai 16.043.689 unit. Dengan perincian 11.929.103 motor, 3.003.499 mobil, 360.022 bus, 617.635 mobil barang, dan 133.430 kendaraan khusus.
Sedangkan, pada 2014 ada sebanyak 20 juta unit kendaraan. Ini dikarenakan setiap bulannya ada 1.000 kendaraan roda empat dan 2.000 kendaraan roda dua keluar. Belum lagi kendaraan dari luar kota Jakarta yang beroperasi sehingga diperkirakan jumlah perjalanan di Ibu Kota mencapai 22 juta per harinya.
Helmi syarif
(bbg)