Bangun Flat Mewah untuk Warga Miskin di Desanya
A
A
A
Ada peribahasa klasik yang berbunyi, “bagai kacang melupakan kulitnya” untuk menyebutkan perbuatan atau sikap seseorang yang terlalu sombong, ujub, takabur, hingga melupakan asal usulnya.
Tidak sedikit orang yang mulanya miskin menjadi kaya raya kemudian lupa latar belakangnya. Namun, ungkapan tersebut tidak berlaku bagi miliarder asal China, Xiong Shuihua. Dermawan asal Desa Xiongkeng, Kota Xinyu, China selatan, ini tak pernah melupakan masa silamnya ketika masih miskin meski sekarang sudah menjadi miliarder.
Belum lama ini dia meratakan pondok yang ia miliki di desanya untuk dibangun menjadi apartemen gratis bagi kaum miskin dan manusia lanjut usia (manula). Dia membeli rumah penduduk setempat untuk dirobohkan kemudian dibangun flat mewah. Pembangunan flat mewah ini sama sekali bukan untuk kepentingan bisnis, melainkan untuk menampung kaum tidak mampu dan para manula di desa asalnya.
Saat ini sebanyak 71 keluarga sudah menempati flat yang dia bangun. Puluhan keluarga ini dianggap telah berjasa kepada desanya sejak Shuihua masih muda. Sementara 18 keluarga lagi akan dibangunkan rumah senilai total USD4 juta (sekitar Rp48,7 miliar) karena memiliki catatan kehidupan yang bersih dari kejahatan. Kebaikan Shuihua tak sampai di situ.
Selain bisa menempati flat mewah gratis, para manula juga diberikan makan gratis tiga kali sehari. Semua kebaikan ini bentuk penghargaan Shuihua terhadap desanya yang telah memelihara ia dan keluarganya dengan baik sehingga ia bisa menjalani masa kecil yang menyenangkan.
Ketika Shuihua berusia 54 tahun dan menikmati hasil dari bisnis industri bajanya, Shuihua teringat kembali kepada desanya dan memutuskan untuk berkunjung ke Xiongkeng. Ternyata keadaan yang ia lihat sudah jauh berbeda dengan masa lalunya. Para kaum manula yang dulu berperan dalam kesuksesannya tak lagi hidup nyaman. Banyak orang hanya tinggal di sebuah pondok kumuh tidak layak huni.
Tidak sedikit pula manula serta anak-anak yang kelaparan setiap hari. Pemandangan ini sangat menyesakkan bagi Shuihua yang semasa mudanya tidak pernah melihat warga desa mengalami kelaparan atau tidur di jalanan. Dia pun terpanggil untuk membantu sesamanya, setidaknya untuk menyambung hidup.
Shuihua akhirnya memutuskan untuk mendonasikan sebagian hartanya untuk membangun tempat tinggal layak kepada kaum tidak mampu. “Saya mendapatkan lebih banyak, namun tidak tahu harus menghabiskannya untuk apa. Saya tidak ingin melupakan akar saya, membantu mereka yang sulit,” ucap Shuihua, dilansir Dailymail.
Kini, lima tahun setelah flat itu berdiri, puluhan keluarga yang semula hidup telantar bisa hidup dengan nyaman. Para manula dan kaum miskin yang mendapat bantuan Shuihua merasa sangat beruntung dan berterima kasih atas kebaikan Shuihua. Mereka tidak menyangka sosok sesukses Shuihua masih mau berbagi dengan orang-orang yang hidup sulit.
“Saya ingat orang tuanya, mereka orang-orang baik hati yang sangat peduli pada kehidupan banyak orang. Sifat itu diwariskan kepada Shuihua,” ungkap Qiong Chu, lansia berusia 75 tahun yang tinggal gratis di flat Shuihua. Apa yang dilakukan Shuihua bisa menjadi inspirasi bagi para miliarder di seluruh dunia untuk tidak melupakan kehidupan orang-orang yang belum beruntung agar mereka juga bisa mendapatkan kehidupan yang lebih layak.
Rini agustina
Tidak sedikit orang yang mulanya miskin menjadi kaya raya kemudian lupa latar belakangnya. Namun, ungkapan tersebut tidak berlaku bagi miliarder asal China, Xiong Shuihua. Dermawan asal Desa Xiongkeng, Kota Xinyu, China selatan, ini tak pernah melupakan masa silamnya ketika masih miskin meski sekarang sudah menjadi miliarder.
Belum lama ini dia meratakan pondok yang ia miliki di desanya untuk dibangun menjadi apartemen gratis bagi kaum miskin dan manusia lanjut usia (manula). Dia membeli rumah penduduk setempat untuk dirobohkan kemudian dibangun flat mewah. Pembangunan flat mewah ini sama sekali bukan untuk kepentingan bisnis, melainkan untuk menampung kaum tidak mampu dan para manula di desa asalnya.
Saat ini sebanyak 71 keluarga sudah menempati flat yang dia bangun. Puluhan keluarga ini dianggap telah berjasa kepada desanya sejak Shuihua masih muda. Sementara 18 keluarga lagi akan dibangunkan rumah senilai total USD4 juta (sekitar Rp48,7 miliar) karena memiliki catatan kehidupan yang bersih dari kejahatan. Kebaikan Shuihua tak sampai di situ.
Selain bisa menempati flat mewah gratis, para manula juga diberikan makan gratis tiga kali sehari. Semua kebaikan ini bentuk penghargaan Shuihua terhadap desanya yang telah memelihara ia dan keluarganya dengan baik sehingga ia bisa menjalani masa kecil yang menyenangkan.
Ketika Shuihua berusia 54 tahun dan menikmati hasil dari bisnis industri bajanya, Shuihua teringat kembali kepada desanya dan memutuskan untuk berkunjung ke Xiongkeng. Ternyata keadaan yang ia lihat sudah jauh berbeda dengan masa lalunya. Para kaum manula yang dulu berperan dalam kesuksesannya tak lagi hidup nyaman. Banyak orang hanya tinggal di sebuah pondok kumuh tidak layak huni.
Tidak sedikit pula manula serta anak-anak yang kelaparan setiap hari. Pemandangan ini sangat menyesakkan bagi Shuihua yang semasa mudanya tidak pernah melihat warga desa mengalami kelaparan atau tidur di jalanan. Dia pun terpanggil untuk membantu sesamanya, setidaknya untuk menyambung hidup.
Shuihua akhirnya memutuskan untuk mendonasikan sebagian hartanya untuk membangun tempat tinggal layak kepada kaum tidak mampu. “Saya mendapatkan lebih banyak, namun tidak tahu harus menghabiskannya untuk apa. Saya tidak ingin melupakan akar saya, membantu mereka yang sulit,” ucap Shuihua, dilansir Dailymail.
Kini, lima tahun setelah flat itu berdiri, puluhan keluarga yang semula hidup telantar bisa hidup dengan nyaman. Para manula dan kaum miskin yang mendapat bantuan Shuihua merasa sangat beruntung dan berterima kasih atas kebaikan Shuihua. Mereka tidak menyangka sosok sesukses Shuihua masih mau berbagi dengan orang-orang yang hidup sulit.
“Saya ingat orang tuanya, mereka orang-orang baik hati yang sangat peduli pada kehidupan banyak orang. Sifat itu diwariskan kepada Shuihua,” ungkap Qiong Chu, lansia berusia 75 tahun yang tinggal gratis di flat Shuihua. Apa yang dilakukan Shuihua bisa menjadi inspirasi bagi para miliarder di seluruh dunia untuk tidak melupakan kehidupan orang-orang yang belum beruntung agar mereka juga bisa mendapatkan kehidupan yang lebih layak.
Rini agustina
(bbg)