Tol Jakarta-Cikampek Dikeluhkan
A
A
A
BEKASI - Pengguna tol Jakarta-Cikampek mengeluhkan infrastruktur jalan saat musim hujan tiba. Mereka mengeluhkan kondisi jalan yang bergelombang di Km 39- 24 dari arah Cikarang hingga Cibitung.
Kondisi tol yang bergelombang ditambah hujan yang besar membuat jalan licin dan rawan kecelakaan. “Sangat berbahaya,” ujar Evan Prabowo, 27, pengguna jalan tol Jakarta- Cikampek, kepada KORAN SINDO , kemarin. Kendaraan bermuatan besar seperti bus, truk, serta tronton bahkan sering mengalami kecelakaan akibat jalan licin dan tidak rata.
“Banyak yang mengeluh, infrastruktur jalan tol kok bisa sangat jelek,” ungkapnya. Pengendara lain, Adinasti Kutilang, 26, menambahkan, Jasamarga harus lebih memerhatikan pemeliharaan ruas jalan Jakarta-Cikampek sepanjang 72 kilometer tersebut. Apalagi, tol Jakarta-Cikampek dilalui pengendara lintas daerah seperti Bandung dan Pantura.
Adin juga mengeluhkan penerangan yang gelap dan tidak merata. Dia mencontohkan di sepanjang Km 15-21 atau dari arah tol Bekasi Timur hingga Tambun jarang ditemui lampu penerang jalan. “Sangat berbahaya kalau gelap gulita,” tambahnya.
Di sekitar rest area Km 57 dari arah Karawang Timur sampai Cibitung pun terjadi hal yang sama. Jarangnya lampu penerang jalan menimbulkan kekhawatiran bagi pengguna jalan tol saat melintas pada malam hari. “Kendaraan yang lewat beragam, bukan hanya mobil pribadi. Jadi harus diperhatikan pengelolaannya, supaya kecelakaan bisa diminimalisasi, terutama pada musim hujan,” ungkapnya.
Humas Cabang Tol Jakarta-Cikampek Iwan Abrianto menegaskan, pihaknya telah membentuk petugas sapu jalan. Mereka bertugas menyusuri ruas jalan tol Jakarta- Cikampek untuk melihat kondisi jalan.”Sudah kami tugaskan melakukan pengecekan,” katanya. Mereka juga bertugas melaporkan titik jalan berlubang dan bergelombang sehingga Jasamarga bisa langsung melakukan memperbaiki. “Sebetulnya bukan hanya saat musim hujan, kegiatan ini juga rutin dilakukan,” ucapnya.
Saat musim hujan petugas sapu jalan ini akan bekerja setiap hari memantau ruas jalan tol. Mereka terdiri atas delapan orang yang dibagi menjadi dua tim. Tim pertama bergerak dari arah Jatiwaringin menuju Cikampek. Sedangkan tim kedua bergerak dari arah Cikampek menuju Jatiwaringin, Pondok Gede dan bergerak sejak pukul 00.00 WIB.
Mengenai keluhan lampu penerang, Iwan mengakui, pihaknya hanya memprioritaskan di tempat gelap dan rawan kecelakaan lalu lintas. Lampu penerangan di sepanjang Km 15-21 dinilai sudah cukup karena ada cahaya dari permukiman warga. “Itu sudah cukup menerangi dan kami terus bisa meningkatkan standar pelayanan minimal (SPM) bagi pelanggan,” tuturnya.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bekasi Agus Setiawan mengatakan, tol Jakarta-Cikampek memang menjadi salah satu lalu lintas untuk mendistribusikan hasil produksi di tujuh kawasan industri. “Jika infrastrukturnya kurang bagus, sangat berpengaruh ke setiap industri,” katanya.
Selain infrastruktur, kemacetan tol Jakarta-Cikampek juga sudah mengganggu kelancaran distribusi barang yang masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok maupun Merak. Ini juga sudah sangat mengganggu perjalanan kendaraan pribadi. “Perbaikan infrastruktur tol dari pemerintah pusat harus segera dilakukan. Kemacetan di lalu lintas tol harus segera ditangani pemerintah pusat karena kondisinya terjadi hampir setiap hari. Ini menghambat kelancaran distribusi setiap industri di Bekasi,” ucapnya.
Abdullah m surjaya
Kondisi tol yang bergelombang ditambah hujan yang besar membuat jalan licin dan rawan kecelakaan. “Sangat berbahaya,” ujar Evan Prabowo, 27, pengguna jalan tol Jakarta- Cikampek, kepada KORAN SINDO , kemarin. Kendaraan bermuatan besar seperti bus, truk, serta tronton bahkan sering mengalami kecelakaan akibat jalan licin dan tidak rata.
“Banyak yang mengeluh, infrastruktur jalan tol kok bisa sangat jelek,” ungkapnya. Pengendara lain, Adinasti Kutilang, 26, menambahkan, Jasamarga harus lebih memerhatikan pemeliharaan ruas jalan Jakarta-Cikampek sepanjang 72 kilometer tersebut. Apalagi, tol Jakarta-Cikampek dilalui pengendara lintas daerah seperti Bandung dan Pantura.
Adin juga mengeluhkan penerangan yang gelap dan tidak merata. Dia mencontohkan di sepanjang Km 15-21 atau dari arah tol Bekasi Timur hingga Tambun jarang ditemui lampu penerang jalan. “Sangat berbahaya kalau gelap gulita,” tambahnya.
Di sekitar rest area Km 57 dari arah Karawang Timur sampai Cibitung pun terjadi hal yang sama. Jarangnya lampu penerang jalan menimbulkan kekhawatiran bagi pengguna jalan tol saat melintas pada malam hari. “Kendaraan yang lewat beragam, bukan hanya mobil pribadi. Jadi harus diperhatikan pengelolaannya, supaya kecelakaan bisa diminimalisasi, terutama pada musim hujan,” ungkapnya.
Humas Cabang Tol Jakarta-Cikampek Iwan Abrianto menegaskan, pihaknya telah membentuk petugas sapu jalan. Mereka bertugas menyusuri ruas jalan tol Jakarta- Cikampek untuk melihat kondisi jalan.”Sudah kami tugaskan melakukan pengecekan,” katanya. Mereka juga bertugas melaporkan titik jalan berlubang dan bergelombang sehingga Jasamarga bisa langsung melakukan memperbaiki. “Sebetulnya bukan hanya saat musim hujan, kegiatan ini juga rutin dilakukan,” ucapnya.
Saat musim hujan petugas sapu jalan ini akan bekerja setiap hari memantau ruas jalan tol. Mereka terdiri atas delapan orang yang dibagi menjadi dua tim. Tim pertama bergerak dari arah Jatiwaringin menuju Cikampek. Sedangkan tim kedua bergerak dari arah Cikampek menuju Jatiwaringin, Pondok Gede dan bergerak sejak pukul 00.00 WIB.
Mengenai keluhan lampu penerang, Iwan mengakui, pihaknya hanya memprioritaskan di tempat gelap dan rawan kecelakaan lalu lintas. Lampu penerangan di sepanjang Km 15-21 dinilai sudah cukup karena ada cahaya dari permukiman warga. “Itu sudah cukup menerangi dan kami terus bisa meningkatkan standar pelayanan minimal (SPM) bagi pelanggan,” tuturnya.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bekasi Agus Setiawan mengatakan, tol Jakarta-Cikampek memang menjadi salah satu lalu lintas untuk mendistribusikan hasil produksi di tujuh kawasan industri. “Jika infrastrukturnya kurang bagus, sangat berpengaruh ke setiap industri,” katanya.
Selain infrastruktur, kemacetan tol Jakarta-Cikampek juga sudah mengganggu kelancaran distribusi barang yang masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok maupun Merak. Ini juga sudah sangat mengganggu perjalanan kendaraan pribadi. “Perbaikan infrastruktur tol dari pemerintah pusat harus segera dilakukan. Kemacetan di lalu lintas tol harus segera ditangani pemerintah pusat karena kondisinya terjadi hampir setiap hari. Ini menghambat kelancaran distribusi setiap industri di Bekasi,” ucapnya.
Abdullah m surjaya
(bbg)