Cara Warga Kota Menyediakan Kebutuhan Pangan

Rabu, 26 November 2014 - 10:56 WIB
Cara Warga Kota Menyediakan...
Cara Warga Kota Menyediakan Kebutuhan Pangan
A A A
Pertanian urban memiliki peran yang semakin penting dalam hal ketahanan pangan global. Produk-produk pertanian yang ditanam dan bahan pangan lainnya membantu penyediaan konsumsi manusia.

Data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan lebih dari 50% populasi dunia tinggal di daerah perkotaan yang menjadi pemicu utama perubahan lanskap pertanian global. Pay Drechsel, peneliti International Water Management Institute (IWMI), mengungkapkan di sejumlah daerah di Asia Selatan jumlah pertanian kota jauh lebih banyak dibanding pertanian desa.

Hal itu juga terjadi di kawasan sub-Sahara Afrika yang memiliki produksi jagung lebih banyak di daerah perkotaan dibandingkan pedesaan. Pertanian urban menjadi bisnis baru yang menjanjikan karena tidak membutuhkan dana transportasi yang lebih besar serta bisa masuk supermarket dalam kondisi yang lebih segar.

Namun, para petani perkotaan itu melupakan satu hal bahwa polusi udara dan air di perkotaan ternyata bisa berimbas buruk terhadap tanaman mereka. Menurut Drechsel, sejumlah produk pertanian yang berasal dari tanah perkotaan kerap memiliki kandungan gizi yang sedikit, beberapa bahkan berpotensi menimbulkan penyakit. Hal ini terjadi karena buruknya sistem irigasi, polusi yang berlebihan, dan penanganan hama yang kurang tepat.

Drechsel dalam penelitiannya, Global Scale of Food Production, menjelaskan bahwa para petani kota selalu menggunakan air limbah rumah tangga untuk menyiram tanamannya. Padahal, air limbah dapat membawa racun menyerap ke dalam tanaman.

“Di Accra misalnya. Satu kota urban di Ghana itu 10% penduduknya menggunakan air dari limbah rumah tangga untuk pertanian kotanya. Tumbuhan itu mengisap air, namun memberikan kembali limbah yang justru dikonsumsi langsung oleh manusia,” jelas Drechsel dilansir BBC.

Kendati pertanian urban nyatanya memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia, bukan berarti tidak bisa diperbaiki. Rekan Drechsel, Anne Thebo dari University of California, Barkeley, menyarankan para petani urban untuk menyusun kembali sistem pengelolaan air agar tanaman yang mereka hasilkan dapat menjadi pangan yang aman dikonsumsi.

Baik Drechsel maupun Thebo tidak begitu yakin pertanian urban dapat dijalankan dengan baik oleh negaranegara berkembang. Dia pun menyarankan negara-negara berkembang seperti di Asia Selatan dan Asia Tenggara untuk terlebih dahulu memperbaiki kebijakan pembangunan sehingga tidak mencemari air.

Ini menjadi peringatan bagi Indonesia yang sedang keranjingan melakukan kegiatan berkebun di tengah kota untuk lebih teliti lagi dalam membuat sistem penanaman. Pasalnya, tujuan awal mereka berkebun adalah menghasilkan produk yang lebih sehat, justru bisa saja berubah menjadi racun.

“Pertanian urban sulit dilakukan di negara berkembang karena pembangunan yang terjadi terlalu cepat tanpa diikuti dengan kebijakan aturan, infrastruktur, dan administrasi yang baik. Perbaiki ketiga hal itu, baru pertanian kota akan memberikan hasil maksimum,” jelas Drechsel.

Rini agustina
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0962 seconds (0.1#10.140)