Dicekik Pelaku, Sri Muntah Darah

Selasa, 25 November 2014 - 12:29 WIB
Dicekik Pelaku, Sri...
Dicekik Pelaku, Sri Muntah Darah
A A A
JAKARTA - Pelaku pembunuhan Sri Wahyuni, 42, yakni Jean Alter Huliselan (JAH) ternyata menghabisi korban dengan cara mencekik di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, bukan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Ketika dicekik, korban muntah darah dan mengenai baju pelaku.

Fakta baru tersebut terungkap dari hasil pemeriksaan dan pengakuan JAH di hadapan penyidik kepolisian. Sebelumnya saat tiba di Mapolres Bandara Soekarno-Hatta seusai penangkapan di Nabire, Papua, JAH mengaku mencekik korban di bandara hingga tewas dan ditinggalkan di dalam mobil Honda Freed bernomor polisi B 136 SRI.

“Korban dicekik bukan di tempat parkir bandara. Korban saat dibawa dan ditinggalkan sudah tewas," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto kemarin. Sehari sebelum pembunuhan, JAH dan Sri serta satu pasangan lain pergi berkunjung ke salah satu klub malam di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Setelah itu acara berlanjut ke sebuah tempat hiburan di Jakarta Barat.

“Di sana mereka berempat kemudian minumminum hingga satu pasangan lain muntah-muntah. Saat itulah JAH mencoba membantu wanita yang muntah,” katanya. Namun, korban cemburu dengan perlakuan JAH kepada wanita tersebut. Kemudian mereka langsung keluar dan berencana pulang. Selama perjalanan mereka kembali bertengkar. Saat tiba di Taman Gajah, Darmawangsa, Blok M, Jakarta Selatan, korban menampar dan memukul pelaku.

Mendapat perlakuan tersebut, pelaku yang sedang menyetir lalu mencekik korban dengan tangan kiri. Pelaku yang kalap memberhentikan kendaraan di Taman Gajah.“Kemudian pelaku melompat ke jok kiri dan melanjutkan mencekik korban dengan menggunakan dua tangan hingga tewas," ungkap Rikwanto. Saat dicekik, korban mengalami muntah darah dan mengenai baju pelaku. Setelah mengetahui korban tewas, pelaku langsung kembali menuju indekosnya di Kemang untuk berganti baju.

“Kemudian JAH kembali ke mobil korban dan menyusuri Jalan Tol TB Simatupang dengan maksud membuang baju yang berlumuran darah," ungkapnya. Setelah itu korban dibawa keliling oleh pelaku hingga akhirnya ditinggalkan di area parkir Terminal IID Bandara Soekarno-Hatta. "Saat ditinggalkan korban hanya ditutup kain," ucapnya.

JAH melanjutkan perjalanan menuju Nabire, Papua untuk menghilangkan jejak. Barang-barang milik korban seperti tas dan kunci mobil dibawa pelaku. Setibanya di Nabire, kunci mobil dibuang ke laut dan tas korban dibakar di belakang rumahnya. Sedangkan isinya berupa ponsel dan liontin disembunyikan di gudang rumah. Dari pengakuan JAH, dia pergi ke Papua dengan menggunakan uang sendiri, bukan milik korban.

"Dia dijerat Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dan 365 KUHP tentang Perampokan," kata Rikwanto. Sementara itu, anak pertama Sri Wahyuni, Yopie Siregar, 21, mengaku sudah kenal dengan JAH karenaibunya telah memperkenalkan JAHdi tempat kerjanya, Lucro Cafe, Kemang, Jakarta Selatan.

“Ibu kalau punya teman selalu dikenalkan kepada saya, termasuk JAH," ujarnya di Perumahan Grand Cireundeu, Ciputat, Tangerang Selatan, kemarin. Dalam pertemuan tersebut, ibunya memperkenalkan JAH sebagai teman biasa. Seperti diberitakan, Sri Wahyuni ditemukan tewas membusuk di dalam mobil Honda Freed yang terparkir di area parkir Terminal IID Bandara Soekarno- Hatta, Rabu (19/11).

Awalnya polisi mengira yang tewas adalah Anggia Faradira karena terdapat kartu pelajar SMA Cenderawasih, Jakarta Selatan, atas nama yang bersangkutan. Setelah diselidiki, ternyata yang meninggal yaitu ibu Anggia bernama Sri Wahyuni. Saat ditemukan, korban berada di kursi depan penumpang.

Helmi syarif/Denny irawan/Sindonews
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0872 seconds (0.1#10.140)