Televisi Harus Netral, Tidak Berpolitik Praktis

Selasa, 25 November 2014 - 10:58 WIB
Televisi Harus Netral, Tidak Berpolitik Praktis
Televisi Harus Netral, Tidak Berpolitik Praktis
A A A
JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu berharap televisi bersikap netral dalam menayangkan pemberitaan. Dengan demikian, masyarakat tidak lagi bingung dengan informasi yang diterimanya.

“Bagus. Ya perkenalan dululah. Kalau sudah kenal, ya kita tahu apa yang harus kita lakukan. Harapannya agar SINDO TVini netral,” ujarnya saat menerima jajaran redaksi SINDO TVdi Kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, kemarin.

Mantan kepala staf angkatan darat (KSAD) ini menjelaskan, media massa baik koran, majalah, radio, maupun televisi tidak berpolitik praktis dan melakukan keberpihakan dalam memberitakan. “Netralnya hanya kepada bangsa dan negara. Jangan berpolitik praktis, nggak bagus, bingung rakyat, media televisi, koran, majalah harus tidak boleh berpihak,” katanya.

Pemberitaan yang disampaikan, sambung Ryamizard, sebaiknya berisi hal-hal yang mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa. Kehadiran SINDO TVsebagai salah satu media yang memberikan informasi kepada masyarakat diharapkan lebih profesional.

“Ya, harus kedepankan pemberitaan yang mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa. Kemarin kan bingung televisi ngomong begini, sedangkan tv satunya ngomong lain, mana yang bener ini. SINDO diharapkan profesional, tetap profesional,” kata Ryamizard.

Ryamizard mengaku tidak mudah menyatukan suku-suku yang ada. Namun, hal itu harus diupayakan dengan membangun wawasan kebangsaan yang kuat. Mantan pangdam V Brawijaya ini menceritakan, bagaimana Mahapatih Gajah Mada mempersatukan sukusuku yang ada di Nusantara.

“Jiwa saya Gajah Mada, orang yang sudah berkali-kali menjadi Mahapatih. Kenapa Gajah Mada nggak lakukan itu (raih kekuasaan), padahal mudah sekali baginya. Tapi itu karena dia tentara/prajurit yang mengabdi pada bangsa dan negara, bukan karena jabatan dan kekuasaan,” ucapnya.

Ryamizard juga mengisahkan, bagaimana Jenderal Besar Soedirman berusaha keras mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Hidup dan hancur bersama negara, itu pesan Jenderal Soedirman,” katanya. Hadir dalam pertemuan tersebut Direktur Utama SINDO TV Priscilla Diana Airin, Direktur SINDO TVRachmat Djunaedi, dan VP Sales Rina Ridson.

Direktur Utama SINDO TV Diana Airin menjelaskan, SINDO TV merupakan televisi news yang reliable, entertaining, dan information. “Jadi, berita yang ditayangkan pengemasannya lebih entertain, lebih asyik, dan lebih ringan. Hal itu akan membedakan dengan tv yang lain, sehingga masyarakat yang menyaksikan lebih mudah memahami,” ujarnya.

SINDO TV merupakan gabungan dari beberapa tv lokal yang menjadi satu. Saat ini, SINDO TVmemiliki 45 jaringan televisi lokal di seluruh Indonesia. “Ini merupakan tv nasional baru yang berjaringan, jadi kami memiliki 45 jaringan tv, kantor, dan biro. Dalam siarannya tidak hanya berita nasional, tapi juga memberitakan berita-berita lokal,” jelasnya.

Bagi pengguna tv berantena, rencananya, SINDO TV akan diluncurkan pada 16 Desember. Sedangkan untuk para pelanggan Indovision, mereka bisa langsung menikmatinya di saluran 30. Airin menjabarkan, SINDO TV memiliki berbagai programyangmenarikdiantaranya cook and talk, di mana orang talk showtapi di dapur.

Sudah ada beberapa tokoh yang masuk, di antaranya mantan Ketua MK Mahfud MD. “Kami menampilkan tokoh-tokoh penting berbicara, tapi informal, lebih santai rileks,” jelasnya.

Sucipto
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6208 seconds (0.1#10.140)
pixels