Komedi Harus Berwarna Seperti Es Krim

Sabtu, 22 November 2014 - 13:18 WIB
Komedi Harus Berwarna Seperti Es Krim
Komedi Harus Berwarna Seperti Es Krim
A A A
Lelucon, humor, dan kritikan. Tiga hal inilah yang nampaknya mewarnai Stand Up Comedy Indonesia (SUCI). Para comic sebutan pelaku Stand Up harus melontarkan lawakannya dengan ide atau materi-materi yang sudah disiapkan.

Tujuannya adalah membuat penonton tertawa. Sajian yang dihidangkan pun tak jauh-jauh dari permasalahan yang kerap kali dihadapi anak muda, percintaan. Tapi, terkadang beberapa comic menyajikan materi yang serius namun tetap menawarkan tawa bagi penonton.

Misalkan saja, tidak sedikit para comicIndonesia membawakan materi mengkritik, entah ditujukan untuk pemerintah atau untuk kalangan tertentu. Komedian senior, Indro Warkop, dalam suatu kesempatan menyebut bahwa seharusnya komedi tidak hanya sekadar membuat orang lain tertawa, melainkan ada makna dalam materi yang dibawakan.

“Komedi itu sebuah kesenian. Jadi, saya berharap di Indonesia komedinya penuh warna, seperti sebuah eskrim,” katanya. Ihwal Stand Up Comedy yang kian eksisdi Indonesia, ada beberapa nama tokoh dibalik perkembangan SUCI. Nama-nama seperti Taufik Savalas, Ramon Papana, IwelWel, IndraYudhistira, dan Raditya Dika, berhasil mempopulerkan Stand Up Comedy masuk diIndonesia.

Awalnya, Almarhum Taufik Savalas melakukan Stand Up Comedy di acara Comedy Cafe. Namun, respon yang sedikit dari masyarakat membuat Stand Up tidak ramai dibicarakan di Indonesia. Comedy Cafe didirikan oleh Ramon Papana. Ramon merupakan tokoh yang bersedia menyediakan tempat bagi para comic melakukan Open Mic. Tapi masih ada satu komedian, Iwel Wel.

Dia sudah menekuni dunia Stand Up sejak 1998. Pria kelahiran Padang ini untuk pertama kalinya berkesempatan open mic di RCTI pada 2005 dalam acara Bincang Bintang. Acara yang diproduksi oleh Indra Yudhistira ini ternyata membuat nama Stand Up Comedy melambung.

Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang di atas panggung ini pun semakin berkembang hingga akhirnya muncul Raditya Dika yang juga memiliki peran dalam mangangkat kemasyhuran SUCI. Hal ini tidak luput dari perhatian pertelevisian Indonesia sekarang ini.

Beberapa stasiun televisi menayangkanStand Up Comedy Show pada 2011 lalu. Fenomena ini kemudian semakin berkembang di kalangan anak muda. Sekumpulan orang muda dari berbagai wilayah satu per satu mulai membuka komunitas Stand Up.

Ada Stand Up Tangerang, Stand Up Pamulang, Stand Up Jakarta, Stand Up Bekasi, bahkan Stand Up Makassar dan Stand Up Jogja. Tidak berhenti disitu, nampaknya para mahasiswa tidak mau kalah saing. Komunitas-komunitas Stand Up di kampus pun turut berkembang mengikuti alur eksistensi SUCI. Sebut saja Stand Up UI, Stand Up Binus, Stand Up Gunadarma, Stand Up UNJ, dan Stand Up UGM hadir untuk para anak muda yang siap Open Mic.

LANI DIANA
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6649 seconds (0.1#10.140)