Demo Penolakan Meluas

Rabu, 19 November 2014 - 12:37 WIB
Demo Penolakan Meluas
Demo Penolakan Meluas
A A A
Gelombang unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM bersubsidi berlangsung di antero negeri kemarin. Seperti malam ketika Presiden Joko Widodo mengumumkan harga baru BBM di Istana Merdeka (17/11), massa dari berbagai elemen bergerak tanpa dikomando.

Mereka serentak turun ke jalan mengusung spanduk, poster, bendera, dan meneriakkan perlawanan. “Wong cilik kembali diinjakinjak. Menaikkan harga BBM hanya buat rakyat susah. BBM belum naik, harga-harga kebutuhan pokok sudah melangit. Inikah kebijakan prorakyat?” teriak salah satu orator unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, kemarin.

Berhadapan dengan ratusan aparat keamanan, massa gabungan dari beberapa organisasi mahasiswa itu tak surut. Mereka sempat merangsek mendekati pagar Istana dan memaksa untuk menemui Jokowi. Tapi barikade pasukan antihuru-hara menghalangi.

“Suara rakyat harus didengarkan presiden. Menaikkan harga BBM jelas tidak masuk akal karena negara kita penghasil minyak dan gas bumi,” teriak koordinator aksi. Gagal menemui Presiden, massa melampiaskan kekecewaan dengan membakar ban bekas. Api berkobar besar diiringi asap hitam, memantik gelora mereka untuk terus menyuarakan aspirasi.

Situasi sempat berlangsung tegang ketika demonstran membakar sejumlah atribut parpol dan replika kartu-kartu yang menjadi program andalan pemerintah saat ini. Pada saat bersamaan, seorang anggota polisi yang terpancing emosi menembakkan gas air mata.

Situasi makin panas. Aksi lanjutan juga dilakukan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang kembali memblokade Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat. Dalam aksinya itu, mereka membakar ban bekas di tengah jalan, membuat kendaraan terjebak kemacetan panjang. Ketua Umum PB HMI Arief Rosyid Hasan menegaskan bahwa HMI tegas menolak kenaikan harga BBM.

“Pemerintah mestinya membuat formulasi agar kenaikan harga BBM hanya ditujukan untuk kalangan masyarakat kelas menengah keatas, bukan kelas bawah,” kata dia. Letupan kekecewaan juga mengemuka di kompleks Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan. Aktivis Gerakan Mahasiswa Indonesia (GMI) menyindir pemerintah dengan melakukan aksi dorong motor dan teatrikal.

Yogya-Makassar Rusuh

Aksi demonstrasi puluhan mahasiswa di simpang tiga Jalan Laksda Adi Sutjipto, dekat Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, berakhir ricuh. Dimulai dengan aksi pelemparan ban bekas yang terbakar, demonstran terlibat bentrokan dengan aparat keamanan.

Dari pantauan di lokasi, demo sekitar pukul 15.00 WIB itu awalnya berjalan normal. Puluhan mahasiswa menggelar orasi di tengah jalan. Tiba-tiba hujan lebat turun, mengakibatkan mahasiswa menghentikan sementara aksinya. Sejumlah anggota polisi pun berteduh, termasuk Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin yang masuk ke sebuah pos polisi di tepi jalan itu.

Entah siapa yang melakukan, mendadak sebuah ban bekas dalam kondisi terbakar dilemparkan ke arah pos polisi itu. Sontak api berkobar besar. Polisi di dalam pos itu pun kocarkacir. Api itu sempat membakar celana Kapolres. Perwira ini pun berguling-guling di tanah untuk memadamkan api itu.

Kejadian ini menyulut emosi aparat keamanan. Mereka pun memukul mundur puluhan mahasiswa itu dengan me-nembakkan gas air mata dan semprotan air dari mobil water cannon. Di Makassar, aksi blokade Jalan Sultan Alauddin, tepatnya depan Kampus Universitas Islam Muhammadiyah, memicu bentrokan.

Warga yang tidak bisa mengakses jalan itu berupaya mengusir mahasiswa. Aksi ini dibalas dengan serangan. Aksi saling lempar batu, tembakan panah, dan senjata jenis pa’poro tak terelakkan. Kejadian berlanjut hingga setengah jam. Satu sepeda motormilikwargadibakar mahasiswa.

Tim KORAN SINDO
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0772 seconds (0.1#10.140)