Putin Walkout dari G-20
A
A
A
BRISBANE - Presiden Rusia Vladimir Putin memilih walkout dari arena Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 sebelum agenda ditutup secara resmi. Kepada media, Putin mengaku mengantuk dan kelelahan sehingga butuh istirahat.
Berdasarkan laporan Kantor Berita Rusia, RIA , Putin tidak mengikutiKTTG- 20sampaiditutup secara resmi.
Dia perlu istirahat sebelum kembali ke Rusia pada hari ini. Putin juga membantah tuduhan sebelumnya yang menyebut dia tertekan atas pembahasan krisis Ukraina Timur. Juru bicara Putin mengatakan, Rusia tidak senada di beberapa titik. ”Tapi, diskusinya selesai, konstruktif, dan sangat membantu,” kata sang juru bicara. Amerika Serikat (AS), Australia, dan Jepang memang mengupayakan deklarasi gabungan mengenai krisis Ukraina Timur dalam KTT.
Mereka mengatakan akan bersatu membebaskan Ukraina Timur dari intervensi Rusia, termasuk pencaplokan Rusia di Crimea. Selain itu, mereka akan membawa penembak jatuh pesawat MH17 ke pengadilan. Sekitar 298 orang meninggal dalam tragedi itu, 38 di antaranya merupakan warga Australia. Tidak ada penumpang selamat dalam insiden pesawat itu.
Pihak Barat mengatakan, pesawat MH17 ditembak jatuh kelompok tentara separatis dengan menggunakan senjata misil yang dikirimkan militer Rusia. Namun, Rusia membantah tuduhan itu. Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Julie Bishop mengatakan, Putin berada di bawah tekanan terkait peristiwa MH17 dan kebijakan Rusia di Ukraina. Selama KTT G20 empat kapal perang angkatan laut Rusia telah memasuki tepi pantai utara Australia.
”Saya kira, Rusia ingin mengingatkan kita semua, mereka memiliki angkatan laut,” katanya. Kanselir Jerman Angela Merkel juga mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, ketegangan di Ukraina Timur telah mengganggu upaya peningkatan ekonomi beberapa negara dengan Rusia. Saat ini Rusia masih mendapatkan sanksi dari AS dan negara Barat selama setahun dan imbasnya dirasakan kedua belah pihak.
Di luar aksi Putin, G-20 2014 Australia menghasilkan kesepakatan baru peningkatan kerja sama ekonomi, penyelesaian geopolitik, pembatasan emisi gas rumah kaca, dan penumpasan virus ebola. 20 pemimpin negara dengan ekonomi terbesar di dunia, termasuk Indonesia, memasang target baru. Mereka ingin meningkatkan ekonomi dunia sebesar 2,1% pada 2018. Semuanya merapatkan barisan dalam kampanye itu yang diperhitungkan bisa menghasilkan produk domestik bruto (PDB) dunia sekitar USD 2 triliun (Rp24.330 triliun).
”Saya merasa senang telah mendapatkan tiket yang sama dengan semua pemimpin G-20, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam topik tersebut,” ujar Perdana Menteri Australia Tony Abbott dalam konferensi pers seusai melakukan pertemuan selama dua hari, dikutip AFP. Senada dengan Abbott, Ketua Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde juga menyambut positif kesepakatan itu.
”Sekarang saatnya untuk implementasi. Kita juga memerlukan kerangka akuntabilitas yang kuat untuk memantau perkembangan. IMF jelas akan mendukung,” ungkap ketua IMF sejak 5 Juli 2011 itu. Para pemimpinanggotaG-20 juga mendukung upaya penyesuaian sistem pajak bagi perusahaan multinasional yang sering dianggap membayar pajak lebih kecil. Bahkan, bebe-rapa perusahaan multinasional terkadang terbebas dari pajak. Presiden Komisi Eropa Jean- Claude Juncker meminta kompetisi pajak yang adil.
Pertemuan juga membahas isu perubahan iklim, terutama dalam mencegah pemanasan global. AS dilaporkan siap mengucurkan dana senilai USD3 miliar, sementara Jepang USD1,5 miliar. Mereka juga sepakat untuk memusnahkan wabah ebola guna menghindarkan ekonomi dunia dari krisis moneter. Pada 2015 nanti Turki dilaporkan akan menjadi tuan rumah KTT G-20, disusul China pada 2016.
”Australia sudah tidak sabar untuk bekerja sama dengan Turki selama setahun ke depan. Saya sangat senang untuk mengumumkan China akan menjadi tuan rumah KTT G-20 2016,” kata Abbott dalam akhir konferensi pers.
Muh shamil
Berdasarkan laporan Kantor Berita Rusia, RIA , Putin tidak mengikutiKTTG- 20sampaiditutup secara resmi.
Dia perlu istirahat sebelum kembali ke Rusia pada hari ini. Putin juga membantah tuduhan sebelumnya yang menyebut dia tertekan atas pembahasan krisis Ukraina Timur. Juru bicara Putin mengatakan, Rusia tidak senada di beberapa titik. ”Tapi, diskusinya selesai, konstruktif, dan sangat membantu,” kata sang juru bicara. Amerika Serikat (AS), Australia, dan Jepang memang mengupayakan deklarasi gabungan mengenai krisis Ukraina Timur dalam KTT.
Mereka mengatakan akan bersatu membebaskan Ukraina Timur dari intervensi Rusia, termasuk pencaplokan Rusia di Crimea. Selain itu, mereka akan membawa penembak jatuh pesawat MH17 ke pengadilan. Sekitar 298 orang meninggal dalam tragedi itu, 38 di antaranya merupakan warga Australia. Tidak ada penumpang selamat dalam insiden pesawat itu.
Pihak Barat mengatakan, pesawat MH17 ditembak jatuh kelompok tentara separatis dengan menggunakan senjata misil yang dikirimkan militer Rusia. Namun, Rusia membantah tuduhan itu. Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Julie Bishop mengatakan, Putin berada di bawah tekanan terkait peristiwa MH17 dan kebijakan Rusia di Ukraina. Selama KTT G20 empat kapal perang angkatan laut Rusia telah memasuki tepi pantai utara Australia.
”Saya kira, Rusia ingin mengingatkan kita semua, mereka memiliki angkatan laut,” katanya. Kanselir Jerman Angela Merkel juga mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, ketegangan di Ukraina Timur telah mengganggu upaya peningkatan ekonomi beberapa negara dengan Rusia. Saat ini Rusia masih mendapatkan sanksi dari AS dan negara Barat selama setahun dan imbasnya dirasakan kedua belah pihak.
Di luar aksi Putin, G-20 2014 Australia menghasilkan kesepakatan baru peningkatan kerja sama ekonomi, penyelesaian geopolitik, pembatasan emisi gas rumah kaca, dan penumpasan virus ebola. 20 pemimpin negara dengan ekonomi terbesar di dunia, termasuk Indonesia, memasang target baru. Mereka ingin meningkatkan ekonomi dunia sebesar 2,1% pada 2018. Semuanya merapatkan barisan dalam kampanye itu yang diperhitungkan bisa menghasilkan produk domestik bruto (PDB) dunia sekitar USD 2 triliun (Rp24.330 triliun).
”Saya merasa senang telah mendapatkan tiket yang sama dengan semua pemimpin G-20, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam topik tersebut,” ujar Perdana Menteri Australia Tony Abbott dalam konferensi pers seusai melakukan pertemuan selama dua hari, dikutip AFP. Senada dengan Abbott, Ketua Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde juga menyambut positif kesepakatan itu.
”Sekarang saatnya untuk implementasi. Kita juga memerlukan kerangka akuntabilitas yang kuat untuk memantau perkembangan. IMF jelas akan mendukung,” ungkap ketua IMF sejak 5 Juli 2011 itu. Para pemimpinanggotaG-20 juga mendukung upaya penyesuaian sistem pajak bagi perusahaan multinasional yang sering dianggap membayar pajak lebih kecil. Bahkan, bebe-rapa perusahaan multinasional terkadang terbebas dari pajak. Presiden Komisi Eropa Jean- Claude Juncker meminta kompetisi pajak yang adil.
Pertemuan juga membahas isu perubahan iklim, terutama dalam mencegah pemanasan global. AS dilaporkan siap mengucurkan dana senilai USD3 miliar, sementara Jepang USD1,5 miliar. Mereka juga sepakat untuk memusnahkan wabah ebola guna menghindarkan ekonomi dunia dari krisis moneter. Pada 2015 nanti Turki dilaporkan akan menjadi tuan rumah KTT G-20, disusul China pada 2016.
”Australia sudah tidak sabar untuk bekerja sama dengan Turki selama setahun ke depan. Saya sangat senang untuk mengumumkan China akan menjadi tuan rumah KTT G-20 2016,” kata Abbott dalam akhir konferensi pers.
Muh shamil
(ars)