Perbaikan Drainase Rp2,6 Miliar Sia-Sia

Sabtu, 15 November 2014 - 12:44 WIB
Perbaikan Drainase Rp2,6 Miliar Sia-Sia
Perbaikan Drainase Rp2,6 Miliar Sia-Sia
A A A
JAKARTA - Perbaikan saluran air (drainase) di Jalan Kapuk Raya, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat sia-sia. Perbaikan yang menghabiskan biaya Rp2,6 miliar itu tidak dapat menghilangkan genangan di jalan tersebut.

Ketua RW 01, Kapuk Rinan mengatakan, bila turun hujan Jalan Kapuk Raya masih tergenang air setinggi 15–20 cm. Padahal, akhir tahun lalu Sudin Pekerjaan Umum (PU) Tata Air Jakarta Barat sudah melakukan perbaikan. Dia menduga perbaikan saluran air di Jalan Kapuk Raya dilakukan asal-asalan.

Dengan begitu, Rinan bersama warga lainnya pesimis pengeringan Kampung Apung dapat dilanjutkan akhir tahun ini. Perbaikan saluran air tersebut merupakan langkah awal untuk pengeringan Kampung Apung.”Kami menagih janji wali kota Jakarta Barat yang katanya akan mengeringkan Kampung Apung akhir tahun ini. Nyatanya, hujan belum sampai satu jam saja, genangan sudah timbul, apalagi hujan lama, bisa-bisa Kampung Apung banjir lagi,” kata Rinan di Kampung Apung kemarin.

Juhri, tokoh masyarakat setempat, juga berpendapat perbaikan saluran air di Jalan Kapuk Raya dilakukan secara asalasalan. Alasannya ketika dia mengamati perbaikan drainase, ternyata lumpur tidak dikeruk dan pekerja hanya menutupnya dengan beton. ”Wajar saja genangan itu masih ada. Perbaikan saluran airnya sebatas pencitraan saja,” ujarnya.

Drainase di Jalan Kapuk Raya, lanjut Juhri, seharusnya menjadi perhatian utama dalam upaya pengeringan Kampung Apung. Tidak berfungsinya drainase membuat air masuk ke Kampung Apung.”Hujan belum turun aja kawasan Kampung Apung sudah kembali tergenang dan dipenuhi eceng gondok. Padahal sebelumnya sudah kering,” jelasnya.

Hingga berita ini diturunkan, sejumlah pejabat di Sudin PU Tata Air, Jakarta Barat belum bisa dikonfirmasi. Di bagian lain, memasuki musim hujan Pemkot Bekasi mulai mengantisipasi pohon tumbang di wilayahnya. Nantinya pengguna jalan yang tertimpa pohon tumbang tidak mendapatkan kompensasi biaya.

”Ditanggung sendiri, karena tak ada asuransinya,” kata Kasi Pengendalian dan Penataan Taman Dinas Pertamanan, Pemakaman, dan PJU (DPPPJU) Kota Bekasi Novia. Menurutnya, pemangkasan dilakukan terhadap pohon dengan ketinggian di atas 4 meter. Pihaknya sudah membentuk tim untuk mengidentifikasi pohon rawan tumbang atau tak layak dipertahankan.

Pemangkasan pohon diprioritaskan di Jalan Protokol karena kepadatan arus lalu lintas cukup tinggi, salah satunya di Jalan KH Noer Ali (Kalimalang). Novia mengaku, dalam pelaksanaannya pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota Bekasi dan Satuan Lalu Lintas Polresta Bekasi Kota. ”Selain koordinasi, mereka dilibatkan dalam pemangkasan pohon di pinggir jalan,” tegasnya.

Sekretaris DPPPJU Kota Bekasi Hudi Wijayanto menambahkan, pihaknya telah memangkas sedikitnya 500 cabang pohon yang rawan tumbang. Menurutnya, jumlah pohon di Kota Bekasi sekitar 40.000. ”Yang kering ditebang, takutnya tumbang,” ujarnya. Selain pohon, DPPPJU juga memeriksa konstruksi papan reklame karena dikhawatirkan roboh saat diterpa angin. Bagi yang sudah mengkhawatirkan, diberitahukan ke pengusahanya agar segera diperbaiki.

Bima setiyadi/Abdullah m surjaya
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6653 seconds (0.1#10.140)