Kenaikan BBM Picu Gejolak

Jum'at, 14 November 2014 - 11:46 WIB
Kenaikan BBM Picu Gejolak
Kenaikan BBM Picu Gejolak
A A A
MAKASSAR - Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi telah memicu gejolak di masyarakat. Aksi penolakan terus bermunculan tanpa terbendung. Di Makassar, demonstrasi ratusan mahasiswa kemarin berakhir rusuh.

Bentrokan pecah antara mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) dan aparat keamanan di Jalan AP Pettarani, Makassar, Sulawesi Selatan. Saling serang dan baku hantam mewarnai aksi unjuk rasa yang awalnya berlangsung damai itu. Bentrokan mengakibatkan sejumlah mahasiswa terluka.

Aksi membabi buta aparat juga membawa korban dua jurnalis. Di lain pihak, Wakapolrestabes Makassar AKBP Totok Lisdiarto luka parah terkena anak panah. Peristiwa itu bermula ketika ratusan mahasiswa UNM menggelar aksi demonstrasi menolak kenaikan harga BBM.

Para aktivis menutup Jalan AP Pettarani, tepat di depan kampus mereka. Blokade itu praktis membuat arus lalu lintas lumpuh. Polisi awalnya meminta mahasiswa membubarkan aksinya. Namun, permintaan itu tak digubris. Pasukan antihuru-hara pun bergerak untuk menertibkan demo itu. Langkah aparat membuat mahasiswa emosional. Aksi dorong terjadi.

Saat inilah tibatiba melesat anak panah yang kemudian menancap di bawah ketiak AKBP Totok Lisdiarto. ”Entah siapa yang menembakkan panah itu. Begitu tahu atasannya terluka, aparat keamanan menjadi brutal,” kata Andi, salah satu mahasiswa. Ratusan polisi menjadi beringas.

Mereka mengejar mahasiswa, menendang, dan memukulinya. Beberapa mahasiswa yang tertangkap dikeroyok. Mereka dipukul beramai-ramai. Polisi terus memburu mereka hingga ke dalam kampus. Serbuan itu membuat mahasiswa tungganglanggang. Kampus UNM pun sempat mencekam. Dalam situasi chaos , dua jurnalis turut menjadi korban. Waldi, wartawan salah satu televisi berita, terluka di bagian kepala.

”Saya tidak tahu. Saya hanya ambilgambar, tiba-tibaadayangmemukul. Makanya saya bingung salah saya apa. Saya ini hanya seorang wartawan,” ucap Waldi. Iqbal Lubis, seorang fotografer media cetak, juga nyaris dipukul oknum polisi saat memotret bentrokan itu.

”Saya lihat ada polisi lari ke arah mahasiswa. Saya maufoto. Eh , kamera saya dirampas. Saya lawan, polisi malah mau memukul,” katanya. Kepolisian berdalih tindakan itu diambil karena demo mahasiswa anarkis. Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Endi Sutendi mengaku akan mengusut tuntas kasus tersebut.

”Tentunya kami akan bekerja profesional. Jika nanti terbukti ada kelalaian di dalam melaksanakan tugas, akan diberikan sangsi disiplin. Jika ada pelanggaran pidana, akan kami proses sesuai hukum yang berlaku,” ungkapnya. Merespons insiden tersebut, enam rektor yang tergabung dalam Forum Rektor Makassar kemarin menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres.

Mereka adalah Rektor Universitas Hasanuddin Dwia Aries Tina Ununbuhu, Rektor Universitas Negeri Makassar Arismunandar, Rektor UN45 Makassar, Rektor UIN Alauddin Andi Faisal Bakti, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Irwan Akib, dan Rektor Universitas Muslim Indonesia Masrurah Mochtar.

Rektor Unhas Dwia Aries Tina Ununbuhu mengatakan, kedatangan para rektor untuk melaporkan hiruk-pikuk dan dinamika mahasiswa di Makassar terkait aksi penolakan kenaikan harga BBM. Menurutnya, meski suasana di Makassar bergejolak, secara umum tetap kondusif.

Dwia mengatakan, aksi demonstrasi yang terjadi akhirakhir ini tidak membawa nama kampus, melainkan membawa nama lembaga yang ada di kampus. ”Jadi di Makassar itu yang demo kecil sekali. Jumlahnya tidak banyak seperti yang dipersepsikan orang banyak dan masih terkendali dalam suasana yang kondusif,” kata Dwia.

Menurutnya, seluruh rektor yang ada di Makassar telah saling berkoordinasi untuk menyosialisasikan kenaikan harga BBM yang akan segera diumumkan pemerintah dalam waktu dekat. Dengan mendukung kenaikan harga BBM, berarti mendukung program pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat.

Sementara itu, Juru Bicara Wapres Husain Abdullah mengatakan, pemerintah meminta kepada para rektor untuk tetap melakukan sosialisasi kenaikan harga BBM kepada seluruh mahasiswanya. Wapres juga berharap penyampaian aspirasi mahasiswa dilakukan sesuai prosedur dan tidak anarkis.

”Rektor diharapkan bisa menyampaikan sosialisasi kepada mahasiswa yang jelas dan benar, kemudian terukur, terutama tentang upaya atau rencana subsidi BBM yang penggunaannya akan dialihkan dari yang konsumtif ke subsidi yang lebih produktif,” paparnya.

Gelombang Protes

Gelombang unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM juga terjadi di Jakarta, Surabaya, Solo, Yogyakarta, Deliserdang, dan berbagai daerah lain. Mereka menyuarakan satu tuntutan yang sama yakni kenaikan harga BBM hanya akan membuat rakyat kecil makin menderita.

”Harga minyak dunia turun, kenapa harga BBM dinaikkan? Presiden Jokowi dipilih oleh rakyat, sepatutnya mendukung rakyat,” kata Ketua Umum HMI Cabang Jakarta Pusat Awaludin saat memimpin unjuk rasa di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. ”Daripada naikkan (harga) BBM, Jokowi mestinya menyeret mafia migas dari hulu ke hilir,” katanya.

Aksi ini kemarin juga berakhir rusuh. Massa terlibat bentrokan dengan aparat keamanan karena dipicu aksi penyanderaan truk di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Aksi ini dibalas aparat keamanan dengan pembubaran paksa dan pengejaran. Massa yang terdesak akhirnya mundur ke Jalan Cilosari.

Giliran mahasiswa melemparkan batu dan bangku-bangku untuk menghalau aparat yang mengejarnya. Di Surabaya, mahasiswa dari berbagai elemen memusatkan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jatim. Mereka mendesak Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Wapres Jusuf Kalla (JK) membatalkan rencana itu karena beban hidup rakyat makin bertambah.

”BBM belum naik saja harga kebutuhan pokok sudah mulai naik, apalagi nanti jika BBM benar-benar naik. Pemerintah jangan menindas rakyat,” ucap koordinator aksi, Faisal. Suara penolakan juga bergema keras di Yogyakarta. Massa dari berbagai elemen masyarakat mengecam kenaikan itu dengan melakukan aksi jalan kaki dari Masjid Syuhada Kotabaru- DPRD DIY-Titik Nol Kilometer.

”Jokowi-JK yang katanya selalu berpihak kepada rakyat kecil ternyata penuh kebohongan. Menaikkan harga BBM adalah bukti kebohongan itu,” sindir Ketua HTI DIY Muhammad Rosyid. Seperti diberitakan, pemerintah berencana menaikkan harga BBM tahun ini. Wapres JK bahkan secara tegas menyatakan kenaikan itu akan dilakukan November ini.

Penyesuaian harga tidak bisa dihindari demi mengatasi defisit fiskal. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said sebelumnya mengungkapkan, kenaikan harga BBM dilakukan menunggu Presiden Jokowi kembali dari lawatannya di luar negeri. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menilai kenaikan harga BBM berkisar Rp2.000 hingga Rp3.000 per liter.

Pemerintah sedang menghitung ulang besaran harga itu mengingat harga minyak dunia mengalami penurunan. ”Pastinya belum tahu, tapi dalam rentang itu,” kata Kepala BPH Migas Andy N Sommeng kepada wartawan di Kantor Kementerian ESDM Jakarta.

Menurut dia, harga BBM bersubsidi jenis premium dan solar pascakenaikan harga BBM bisa sama atau berbeda. Kalaupun harga solar lebih rendah dari premium seperti sekarang, katanya, tidak bakal meningkatkan penyelundupan karena disparitas makin mengecil.

Andi ilham/Rarasati syarif/Ihya ulumuddin/Ridwan anshori/Andi yusri
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4419 seconds (0.1#10.140)